Fitofarmaka di Indonesia
Fitofarmaka
adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah di standarisasi.
Uji klinik
yang dilakukan meliputi :
1. Uji toksisitas
2. Uji eksperimental pada hewan
3. Uji klinik fitofarmaka pada manusia dengan tahapan :
a. Pada manusia sehat
b. Pada manusia dengan penyakit terkait
1. Uji toksisitas
2. Uji eksperimental pada hewan
3. Uji klinik fitofarmaka pada manusia dengan tahapan :
a. Pada manusia sehat
b. Pada manusia dengan penyakit terkait
Fitofarmaka
di Indonesia:
1. Nodiar
(POM FF 031 500 361)
Komposisi:
Attapulgite 300 mg
Psidii Folium ekstrak 50 mg
Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak 7,5 mg
Komposisi:
Attapulgite 300 mg
Psidii Folium ekstrak 50 mg
Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak 7,5 mg
2.
Rheumaneer (POM FF 032 300 351)
Komposisi:
Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg
Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg
Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg
Komposisi:
Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg
Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg
Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg
Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg
3. Stimuno
(POM FF 041 300 411, POM FF 041 600 421)
Komposisi:
Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg
Komposisi:
Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg
4. Tensigard
Agromed ( POM FF 031 300 031, POM FF 031 300 041)
Komposisi:
Apii Herba ekstrak 95 mg
Komposisi:
Apii Herba ekstrak 95 mg
5. X-Gra
(POM FF 031 300 011, POM FF 031 300 021)
Komposisi:
Ganoderma lucidum 150 mg
Eurycomae Radix 50 mg
Panacis ginseng Radix 30 mg
Retrofracti Fructus 2,5 mg
Royal jelly 5 mg.
Komposisi:
Ganoderma lucidum 150 mg
Eurycomae Radix 50 mg
Panacis ginseng Radix 30 mg
Retrofracti Fructus 2,5 mg
Royal jelly 5 mg.
OHT dan
Tanaman unggulan
17 jenis
obat tanaman yang masuk kategori obat terstandar, yaitu diabmeneer, diapet, kiranti
(obat datang bulan), fitogaster, fitolac, lelap dan lain sebagainya.
Sedangkan sembilan jenis tanaman obat yang siap menjadi fitofarmaka, yaitu cabe jawa sebagai androgenik, temulawak untuk antihiperfipedemia, Daun Jambu Biji, sebagai obat anti demam berdarah, buah mengkudu dan daun salam sebagai anti diabet, jati belanda untuk anti hiperfidemia, jahe merah sebagai anti neoplasma, serta rimpang kunyit untuk anti hiperfidemia.
Sementara 18 belas jenis tanaman obat unggulan lainnya yang siap menjadi fitofarmaka dan OHT yaitu brotowali (antimalaria antidiabetic), kuwalot (antimalaria), akar kucing (anti asam urat), sambiloto (antimalaria), johar (perlindungan hati), biji papaya (kesuburan), daging biji bagore (antimalaria), daun paliasa (perlindungan hati), makuto dewo (perlindungan hati), daun kepel (asam urat), akar senggugu (sesak napas), seledri (batu ginjal), Gandarusa (KB lelaki), daun johar (anti malaria), mengkudu (dermatitis), mengkudu rimpang jahe (anti TBC), umbi lapis kucai (anti hipertensi), jati belanda & jambu biji (pelangsing).
Sedangkan sembilan jenis tanaman obat yang siap menjadi fitofarmaka, yaitu cabe jawa sebagai androgenik, temulawak untuk antihiperfipedemia, Daun Jambu Biji, sebagai obat anti demam berdarah, buah mengkudu dan daun salam sebagai anti diabet, jati belanda untuk anti hiperfidemia, jahe merah sebagai anti neoplasma, serta rimpang kunyit untuk anti hiperfidemia.
Sementara 18 belas jenis tanaman obat unggulan lainnya yang siap menjadi fitofarmaka dan OHT yaitu brotowali (antimalaria antidiabetic), kuwalot (antimalaria), akar kucing (anti asam urat), sambiloto (antimalaria), johar (perlindungan hati), biji papaya (kesuburan), daging biji bagore (antimalaria), daun paliasa (perlindungan hati), makuto dewo (perlindungan hati), daun kepel (asam urat), akar senggugu (sesak napas), seledri (batu ginjal), Gandarusa (KB lelaki), daun johar (anti malaria), mengkudu (dermatitis), mengkudu rimpang jahe (anti TBC), umbi lapis kucai (anti hipertensi), jati belanda & jambu biji (pelangsing).
Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka
Kesadaran akan pentingnya “back to
nature” memang sering hadir dalam produk yang kita gunakan
sehari-hari. Saat ini contohnya kita bisa melihat banyak masyarakat yang
kembali ke pengobatan herbal. Banyak ramuan-ramuan obat tradisional yang secara
turun-temurun digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan. Sebagian dari mereka
beranggapan bahwa pengobatan herbal tidak memiliki efek samping.
Anggapan itu tidaklah benar. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu zat aktif pada bagian
tanaman berbeda-beda, misalnya saja Mahkota
dewa, yang dijadikan obat adalah daging
buahnya, namun jika biji kulit ikut tercampur bisa mengakibatkan pusing, mual,
dan muntah. Selain itu waktu penggunaan misalnya Cabe jawa, bisa
memperkuat rahim ibu hamil di awal-awal kehamilan, tapi kalau diminum di
trisemester terakhir akan mempersulit proses kelahiran. Dan masih banyak lagi
seperti kadar air, serta kadar jamur pada simplisia (bahan alam yang digunakan sebagai obat, tetapi belum
mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan).
Penggolongan obat herbal di Indonesia ada 3
jenis yaitu;
A. Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya
dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada
umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang
disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara
5 – 10 macam bahkan lebih.
Golongan ini
tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan
bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan
dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut:
- Aman
- Klaim khasiat dibuktikan secara empiris
- Memenuhi persyaratan mutu.
Jumlah produk jamu di Indonesia
mencapai ribuan, salah satunya adalah ProRhoid. Produk jamu ini memiliki
kandungan yang hampir sama dengan Nodiar dan Diapet, yaitu mengandung Curcuma
domestica rhizome (rimpang kunyit) sebanyak 750 mg. Selain itu, bahan-bahan
yang terkandung dalam ProRhoid adalah Grapthophyllum pictum folium (daun ungu)
750 mg, dan Centella asiatica herb (pegagan) 1000 mg. Karena jumlahnya paling
banyak, kemungkinan kandungan utamanya adalah Centella asiatica (pegagan).
ProRhoid memiliki khasiat untuk meringankan wasir.
Simbol Jamu dan Contoh Produk Jamu di Pasaran
B. Obat Herbal
Terstandar
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan
alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk
melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan
berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.
Selain proses produksi dengan teknologi maju,
jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat,
standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional
yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
Kriteria Obat Herbal
Terstandar antara lain
o
Aman
o
Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-klinik
o
Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi
o
Memenuhi persyaratan mutu
Hingga
saat ini, baru 38 obat herbal terstandar (OHT) yang sudah
bisa diresepkan oleh dokter khusus yang memiliki kompetensi. Dari
38 OHT tersebut, 6 diantaranya sudah fitofarmaka (lulus uji klinis pada
manusia) yang bisa disetarakan pemanfaatannya dengan obat kimia
moderen. Menurut dr Abidinsyah, 38 jenis OHT tersebut sudah bisa masuk
ke layanan kesehatan karena sudah lulus uji pra klinik dan uji klinik, tapi
tentunya dengan melihat kondisi pasien. Dokter harus bisa membedakan mana
kondisi kritis, urgent, preventif dan promotif.
Selain 38 OHT tersebut, saat ini juga sedang dikembangkan 4 jenis obat tradisional yang tengah disaintifikasi dan diteliti di 60 puskesmas, yaitu obat untuk anti hipertensi (tekanan darah tinggi), anti kolesterolemia (kolesterol tinggi), anti hiperlipidemia (kadar lemak tubuh tinggi), anti hiperdiabetik (kadar gula darah tinggi). Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti : diapet®, lelap®, kiranti®, dll. |
C. Fitofarmaka
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan
alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang
telah tersandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai uji klinik pada manusia.
Dengan uji klinik akan lebih menyakinkan para profesi medis untuk menggunakan
obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk
menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara
ilmiah.
Syarat fitofarmaka yang lain
adalah:
- Klaim khasiat dibuktikan secara klinik
- Menggunakan bahan baku terstandar
- Memenuhi persyaratan mutu
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam
yang dapat disetarakan dengan obat modern karena :
- Proses pembuatannya yang telah terstandar,
- Ditunjang bukti ilmiah s/d uji klinik pada manusia yang memenuhi syarat
- ilmiah
- Protokol uji yang telah disetujui,
- Dilakukan oleh pelaksana yang kompeten,
- Memenuhi prinsip etika,
- Tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat.
Saat ini di Indonesia baru
terdapat 6 fitofarmaka yaitu;
1. Nodiar® Kimia
Farma, fitofarmaka diare
3. Stimuno ® Dexa
Medica, fitofarmaka modulator imun
4. Tensigard ®
Phapros, fitofarmaka hipertensi
5. Rheumaneer
® Nyonya Meneer, fitofarmaka rematik
6. Diabmeneer
® Nyonya Meneer, fitofarmaka diabetes
b. Pada manusia
dengan penyakit terkait
B. Jenis
Fitofarmaka
1. Nodiar (POM
FF 031 500 361)
Tradisional
Psidii Folium Ekstrak dan Ekstrak Curcuma domestica Rhizoma digunakan untuk
menyembuhkan diare. Folium Ekstrak Psidii dikenal memiliki efek farmakodinamik
yang bekerja di otot polos usus sementara yang terkandung tannin meliputi
mukosa usus terutama pada usus oleh penyerapan toksin dan protein curah hujan.
Curcuma domestica Rhizoma bekerja dengan efek sebagai anti spasmolytical daya
oleh non kompetitif antagonis pada reseptor asetilkolin. Komposisi diperkuat
dengan Attapulgite. Attapulgite melindungi usus dan menyerap toksin bakteri dan
juga meningkatkan konsistensi tinja oleh penyerapan cairan di lumen
intestinals.
Komposisi:
Attapulgite
(bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg
Psidii
folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg
Curcumae
domesticae rhizoma ekstrak (kunyit), 7.5 mg
Indikasi
(Khasiat) :
Diare yang tidak spesifik, Ekstrak Folium Psidii
dikenal memiliki efek farmakodinamik yang bekerja di otot polos usus. Attapulgite
melindungi usus dan menyerap racun bakteri dan juga meningkatkan konsistensi
feses dengan penyerapan cairan di lumen intestinals. Curcuma domestica
Rhizoma bekerja dengan efek sebagai anti spasmolytical non kompetitif
antagonis pada reseptor asetilkolin.
2. X-Gra (POM
FF 031 300 011, POM FF 031 300 021)
Komposisi:
Ganoderma
lucidum (jamur ganoderma), 150 mg
Eurycomae
radix (akar pasak bumi), 50 mg
Panacis
ginseng radix (akar ginseng), 30 mg
Retrofracti
fructus (buah cabe jawa), 2.5 mg
Royal jelly
5 mg
Indikasi
(Khasiat): Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh,
membantu meningkatkan stamina pria,
membantu mengatasi disfungsi ereksi dan juga ejakulasi dini.
Kontra
Indikasi :
Hipersensitif terhadap bahan yang dikandung dalam
X-gra, kanker prostat, hipertensi berat dan gagal ginjal.
3. Stimuno (POM
FF 041 300 411, POM FF 041 600 421)
STIMUNO®
adalah imunomodulator dari herbal alami membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Stimuno terdaftar sebagai FITOFARMAKA , dibuat dari ekstrak tanaman Phyllanthus
niruri (meniran) yang terstandarisasi dan telah melalui berbagai uji
pra-klinik dan klinik. Sebagai imunomodulator (pengatur sistem imun), Stimuno
membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh bekerja optimal.
Komposisi :
Tiap 5 ml Stimuno Sirup mengandung ekstrak
Phyllanthus niruri 25mg.
Tiap kapsul Stimuno mengandung Phyllanthus niruri 50 mg
Indikasi:
Tiap kapsul Stimuno mengandung Phyllanthus niruri 50 mg
Indikasi:
Membantu memperbaiki dan
meningkatkan daya tahan tubuh
4. Tensigard
Agromed (POM FF 031 300 031, POM FF 031 300 041)
Komposisi:
·
Apii Herba ekstrak
(seledri), 95 mg
·
Orthosiphon
folium ekstrak (daun kumis kucing), 28mg
Indikasi:
Menurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik
obat ini gabungan dari komposisi daun kumis kucing dan daun seledri, disini yang berperan sebagai agen penurun tekanan darah tinggi adalah extrak daun seledri, sedangkan untuk daun kumis kucing (Orthosiphon Folium) lebih ke infeksi ginjal, saluran kemih, dll.
obat ini gabungan dari komposisi daun kumis kucing dan daun seledri, disini yang berperan sebagai agen penurun tekanan darah tinggi adalah extrak daun seledri, sedangkan untuk daun kumis kucing (Orthosiphon Folium) lebih ke infeksi ginjal, saluran kemih, dll.
5.
Rheumaneer
(POM FF 032 300 351)
Komposisi:
·
Curcumae
domesticae rhizoma (temulawak), 95 mg
·
Zingiberis
rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg
·
Curcumae
rhizoma ekstrak, (temulawak) 120 mg
·
Panduratae
rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg
·
Retrofracti
fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg
Indikasi:
Membantu mengurangi nyeri persendian.