BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui pada dunia mikrorganisme terbagi atas
berbagai jenis. Seperti bakteri, protozoa, alga, fungi dan lain-lain. Selain
bakteri didalam air juga sering terdapat atau ditemukan pertumbuhan
mikroorganisme lain seperti kapang dan protozoa dengan jumlah yang lebih
terbatas dibandingkan dengan bakteri.
Pada percobaan kali ini kita akan
lebih membahas tentang fungi dimana fungi itu sendiri terbagi atas dua jenis
yaitu kapang dan khamir. Fungi adalah nama rectum dari sekelompok besar makhluk
hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi kedalam sel-selnya. Fungi memilki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang dan khamir.
Kapang dan khamir memang termasuk kedalam spesies fungi namun keduanya
memiliki perbedaan. Kapang adalah fungi yang bersel banyak atau multiseluler
sedangkan khamir adalah fungi yang bersel tunggal atau uniseluler.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah koloni
dan identifikasi kapang dan khamir yang terdapat dalam sampel ubi jalar.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
bentuk dan jenis jamur yang terdapat pada suatu sampel ubi jalar?
2.
Bagaimana
bentuk anatomi,morfologi dan jamur murni dari Rhizopus sp?
C.
Maksud
Praktikum
Untuk
mengetahui dan memahami morfologi kapang dan khamir secara makroskopik, mikroskopik
langsung maupun mikroskopik tidak langsung
D. Tujuan Praktikum
Untuk
mengetahui struktur dan morfologi jamur murni rhizopus sp pada sampel ubi jalar
secara makroskopik dan mikroskopik (secara langsung dan tak langsung) .
E.
Prinsip Praktikum
Prinsip
percobaan ini adalah pengamatan morfologi Kapang dan Khamir berdasarkan
uji makroskopik, mikroskopik , dan slide
culture pada jamur murni dari rhizopus sp
pada sampel ubi jalar.
F. Manfaat
Percobaan
Pengamatan
bentuk morfologi jamur murni dari
Rhizopus sp dan jamur yang terdapat pada sampel ubi jalar secara
mikroskopik langsung dengan penambahan Metilen Blue dan Safranin, pengamatan
secara mikroskopik tidak langsung (Slide culture) dengan penambahan gliserol
dan secara makroskopik dengan metode tuang dan metode gores dengan menggunkan
medium PDA dan penambahan Asam Tatrat
diinkubasi selama 3 X 24 jam padab suhu kamar.
G.
Kerangka Pikir
Biakan murni
|
Metode gores
|
Sampel jamur ubi jalar
|
Mikroskop langsung
|
Slide culture
|
Morfologi jamur
|
Metode tuang
|
Morfologi kapang dan khamir
|
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Teori Umum
Bakteri umumnya berukuran kecil dengan karakteristik
dimensi sekitar 1um. Bentuknya dapat bulat atau cocci,batang
atau bacilli.sel dapat tunggal ataupun rantaian.Beberapa kelompok
memiliki flagella dan
dapat bergerak aktif.Bakteri memiliki berat jenis 1,05 – 1,1 g cm-3 dan
berat sekitar 10”12 g sebagai partikel kering. Ukuran actual tergantung dari
laju pertumbuhan,media tumbuhan dan sebagainya (Hidayat Nur, dkk, 2006).
Khamir mempunyai ukuran yang bervariasi dengan panjang 1-5 µm
sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm. Sel khamir mempunyai bentuk yang
bermacam-macam seperti bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat. Bentuk-bentuk
dari sel khamir tersebut dapat membantu dalam indentifikasi dari khamir. Ada
beberapa khamir dalam keadaan tertentu dapat mengalami dimorfisme yaitu fase
khamir, bentuk sel tunggal dan filamen, bentuk benang (Pelczar, 2007).
Fungi
adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa organik untuk
nutrisinya. Bila sumber nutrisi tersebut diperoleh dari bahan organik mati,
maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi saprofit mendekomposisi sisa-sisa
tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya menjadi zat yang lebih
sederhana. Dalam hal ini, fungi bersifat menguntungkan sebagai elemen daur
ulang yang vital (Pratiwi, 2008).
Kapang
adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada
makanan mudah dilihat karena penampakkannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul
akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat
morfologi kapang baik penampakkan mikroskopik dan makroskopik digunakan dalam
identifikasi dan klasifikasi kapang (Hidayat,
2006).
Bakteri merupakan mikrobiologi uniseluler. Pada umumnya
bakteri tidak mempunyai khlorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan
reproduksi aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebut luas di alam,di
dalam tanah,di atmosfir,di dalam endapan-endapan lumpur,di dalam lumpur
laut,dalam air ,pada sumber air panas,di daerah antartika , dalam tubuh
hewan,manusia dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung keadaan sekitar,
Misalnya,jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan tingkat kesuburan
tanah (Hidayat Nur, dkk, 2006).
Morfologi
ragi (khamir) adalah sebagai berikut (Subandi,
2010):
1.
Jamur uniseluler biasanya terlihat sebagai sel
yang oval dengan lebar 1-5 µm dan panjang 5-30 µm.
2.
Memiliki struktur eukariotik yang khas.
3.
Memiliki dinding sel polisakarida yang tebal.
Ada
tiga bentuk dasar bakteri,yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau silindris,bentuk
lengkung atau vibri (Hidayat Nur, dkk, 2006).
A.
Bentuk bulat
Sebenarnya tidak ada bakteri yang betul-betul bulat,tetapi spheroid .
Bentuk bulat atau kokus dapat dibedakan lagi dalam:
1.
Mikrokokus, bulat
satu-satu.
2.
Diplokokus ,bulat
bergandengan dua-dua.
3.
Streptokokus, bulat
bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel ke satu
atau dua arah dalam satu garis.
4.
Tetrakokus, bulat terdiri
dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangakar sebagai hasil
pembelahan sel ke dua arah.
5.
Sarsina, bulat,terdiri dari 8 sel
yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ke tiga arah.
6.
Stafilokoklus,bulat tersusun sebagai
kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
B. Bentuk
batang
Bakteri berbentuk batang
dapat dibedakan lagi kedalam bentuk batang panjang dan batang pendek
dengan ujung datar atau lengkung,bentuk batang dapat di bedakan lagi atas
bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama dan tidak sama di seluruh bagian
panjangnya.bakteri bentuk batang dapat terdiri atas sel tunggal,bergandengan
dua-dua dan sebagai rantai.
C. Bentuk
lengkung
Bakteri berbentuk
lengkung pada pokoknya dapat dibagi menjadi bentuk koma (vibrio),jika
lengkung nya kurang dari setengah lingkaran.jika spiralnya halus dan lentur
disebut spirochaeta dan jika sepiralnya tebal dan kaku disebut spirillium. Bentuk
bakteri dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Pada bakteri
dikenal bentuk yang disebut involusi , bentuk ini disebabkan karena
factor-faktor keadaan sekitar yang tidak menguntungkan. Sebagai contoh,bentuk
involusi pada bakteri asam cuka (acetobacter sp) adalah bentuk seperti
gada,bentuk tak teratur,atau bentuk benang. Bentuk-bentuk ini disebabkan oleh
factor makanan,suhu.dan hal yang kurang menguntungkan bagi bakteri.
Ukuran
bakteri berbeda-beda, bergantung pada jenisnya. Bahkan dari satu genus tertentu
pun bias berbeda-beda tergantung dari berbagai factor, antara lain pada umur
bakteri dan keadaan sekelilingnya. Pada umumnya bakteri mempunyai ukuran,
panjang 1,0-5,0 mikron dan lebar 0,2-1,5 mikron (Entjang, 2003).
Ada berbagai macam bakteri
yang penting dalam fermentasi, yang antara lain adalah sebagai berikut (Hidayat Nur, dkk, 2006):
1.
Acetobacter Aceti , Bakteri ini penting
dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alcohol sehingga menjadi asam
asetat.banyak terdapat pada ragi tapai,yang menyebabkan tapai yang melewati 2
hari fermentasi akan berasa masam.
2.
Acetobacter xylinum , Bakteri ini digunakan
dalam pembutan nata decoco. A. xylnium mampu mensintesis selulosa dari gula
yang dikonsumsi.nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang dipermukaan
substrat. Saat ini pembuatan nata telah berkembang pesat sehingga dapat
diproduksi secara kontinu dengan lempengan penyangga. Bakteri ini juga terdapat
produk kombucha yaitu fermentasi dari teh.
3.
Bacillus sp. Bacillus merupakan genus
dengan kemampuan yang paling luas.pada mulanya hanya digunakan untuk
menghasilkan enzim amylase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida yang
diwakili oleh bacillus thuringiensis maupun untuk penanganaan limbah seperti
B.subtilis dan B. megaterium , melalui rekayasa genetika,kini bakteri ini
juga digunakan untuk produksi bahan baku plastic ramah lingkungan.
4.
Bividobacterium sp, bakti pembuatanhasilkan
berupa pelikel yang mengambang dipermukaanasa masam.ri ini bersifat anaerob dan
djugadigunakan sebagai mikrobia probiotik .produk probiotik dari bakteri ini
biasanya berbentuk padat.
5.
Lactobactillus
sp. Bakteri ini cukup popular karena selain dapat digunakan dalam produksi asam
laktat juga banyak berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt,sauerkraut
dan juga produk probiotik yang saat ini banyak dimintai masyarakat. Probiotik
merupakan mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur keseimbangan flora
usus.asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan
baku plastik ramah lingkungan.
B.
Uraian Bahan
1. Asam
tartrat (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi :
Tartrat acid
Sinonim : Asam
tartrat
RM : C4H6O6
Pemerian : Hablur
tidak berwarna atau serbuk putih , tidak berbau, rasa
sangat
asam
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol
(95%) P,sukar
larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana
asam
2.
Alkohol (Dirjen
POM, 1995)
Nama lain : Aethanolum
Nama lalin : Etanol/alkohol
Berat Molekul : 46,07
Rumus molekul : C2H6O6
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas
dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 38oC.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan oraktis bercampur denagn semua
pellarut organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Gliserin (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi : Glycerolum
Nama lain : Gliserin
Berat Molekul : 92,09
Rumus Molekul : C3H603
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau
tua, berkilauan seperti perunggui, tidak berbau atau praktis tidak berbau.
Stabil diudara, larut dalam air dan dalam etanol berwarna biru tua.
4. Metylen
Blue (The Merck Index)
Nama resmi : Metylen blue
Sinomin :
Biru Metil
RM / BM :
C37H27N3Na2O9S3
/ 799,80
Pemerian :
Serbuk biru gelap
Kelarutan :
Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pewarna
C.
Uraian Mikroba
1. Candida
albicans (wikipedia)
a. Klasifikasi
(id.
Wikipedia.org/wiki/Candida_albicans)
Kerajaan :
|
|
Filum :
|
|
Upafilum :
|
|
Kelas :
|
|
Ordo :
|
|
Famili :
|
|
Genus :
|
|
Spesies:
|
C. albicans
|
b. Morfologi
(id.
Wikipedia.org/wiki/Candida_albicans)
Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan
organ dalam manusia.Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk
seperti telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu
bentuk seperti khamir dan bentuk hifa. Selain
itu, fenotipe atau penampakan mikroorganisme ini juga
dapat berubah dari berwarna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan,
berbentuk bintang, lingkaran, bentuk
seperti topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel inang dan
melakukan kolonisasi.
a. Klasifikasi
(id. Wikipedia.org/wiki/Saccharomycs_cerevisiae)
Kerajaan :Fungi
Filum :Ascomycota
Kelas :Saccharomycetes
Ordo :Saccharomycetales
Famili :Saccharomycetaceae
Genus :Saccharomyces
Filum :Ascomycota
Kelas :Saccharomycetes
Ordo :Saccharomycetales
Famili :Saccharomycetaceae
Genus :Saccharomyces
b. Morfologi
(id. Wikipedia.org/wiki/ Saccharomycs_cerevisiae)
Saccharomyces merupakan
genus khamir / ragi / en:yeast yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Saccharomyces
merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk
termasuk kelompok Eumycetes. Tumbuh
baik pada suhu 30oCdan pH 4,8. Beberapa kelebihan saccharomyces
dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan
terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai
sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan
nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari
penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara
28 – 30 oC.
3. Rhisopus
sp.
a. Klasifikasi
(www.blog.uad.ac.id/deisyp/files/2011/2012)
Kingdom : Fungi
Divisio
: Zygomycota
Class
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Familia
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Spesies
: Rhizopus sp
b. Morfologi
(www.blog.uad.ac.id/deisyp/files/2011/2012)
Rhizopus sp yaitu
koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau
sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh
dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5
sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama
dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding
berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila
telah masak, spora-spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi
miselium baru.
D.
Uraian Sampel
1.
Melon (Cucumis melo)
a. Klasifikasi
(www.plantamor.com/index.php)
Kerajaan :
|
|
Divisi :
|
|
Kelas :
|
|
Ordo :
|
|
Famili :
|
|
Genus :
|
|
Spesies :
|
C. melo
|
b. Morfologi
(www.plantamor.com/index.php)
Tumbuhan semusim, merambat tetapi
menjalar, tidak memanjat. Daun berbentuk menjari dengan lekuk moderat sehingga
seperti lingkaran bersudut. Batangnya biasanya tidak berkayu. Tumbuhan ini
berumah satu dengan bunga dua
tipe: bunga jantan dan hermafrodit. Bunga jantan muncul biasanya pada saat
tanaman masih muda atau bila tumbuhnya kurang baik. Buah bertipe pepo. Bagian mesokarp menebal
menjadi daging buah yang berair. pemuliaan diarahkan
pada daging buah yang tebal, manis,
serta jika mungkin, harum.
a. Klasifikasi
(www.plantamor.com/index.php)
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
I. batatas
|
b. Morfologi
(www.plantamor.com/index.php)
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang
membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang
tinggi. Di Afrika, umbi ubi
jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang
penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat
sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.
Alat yang digunakan
Autoklaf, batang V, botol
pengencer,cawan petri, deck gelas, erlemeyer, gelas piala, hand sprayer, inkubator,
jarum preparat, lampu spirtus, objeck gelas, ose bulat, ose lurus, pipet tetes,
rak tabung, spoit dan tabung reaksi.
B.
Bahan yang digunakan
Alkohol 70%, asam tartrat, gliserol 10%, kapas, kertas label, medium
agar miring, medium PDA (Potato Dextrosa Agar), metilen blue, Rhizopus sp, tissue , dan ubi kayu
C.
Cara Kerja
1. Secara
makroskopik
Metode Tuang
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Diambil 1 ml suspensi
biakan jamur ( Rhyzopus sp ) dan dimasukkan
kedalam cawan petri steril.Kemudian dimasukkan medium PDA ( Potato Dextrosa
Agar ) yang telah disuspensikan dengan
Asam Tartrat. Setelah itu diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam pada suhu kamar. Diamati
dan digambar meliputi bentuk permukaan, warna koloni, bau khas, radial furrow, growing
zone, zonation, exudate drops,dan reverse of colony.
Metode Gores
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan,diambil 10 ml medium PDA ( Potato Dextrosa Agar)
yang telas disuspensikan dengan asam tartrat dan dimasukkan dalam cawan petri
steril, dibiarkan memadat, kemudian diambil 1 ose biakan jamur ( Rhyzopus sp) lalu digoreskan .Diinkubasi selama 3 – 5 x 24
jam pada suhu kamar dan diamati.
2. Secara mikroskopik
a.
Secara langsung
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Kemudian diambil
sampel 1 ose dan ditaruh ditengah – tengah objeck gelas. Setelah itu diambil 1
tetes metilen blue dan diteteskan di atas sampel. Preparat ditutup dengan deck
gelas.Diamati morfologi melalui mikroskop (stimulai dari perbesar terkecil)
meliputi miselium, konidia, konidiofor, spora, kolumela, metula, fialid, vesikel,
dan rhizoid.Digambar hasil pengamatan.
b. Secara tidak
langsung ( Slide Culture ).
Disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan.Disterilkan menggunakan otoklaf. Dimasukkan medium PDA ( Potato
Dextrosa Agar) yang telas disuspensikan dengan asam tartrat di tengah – tengah
obheck gelas.Setelah itu dimasukkan 1 ose biakan jamur dan ditutup dengan deck gelas. Kemudian
diteteskan gliserol 10% hingga kertas saring
terbasahi seluruhnya.Cawan petri ditutup,diinkubasi selama 3 – 5 x 24
jam ( suhu kamar). Diamati lewat mikroskop dan digambar.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Pengamatan
|
Jamur murni
|
|||
CA
|
SC
|
AN
|
R sp
|
|
Bentuk Permukaaan
|
Umbonate
|
Convex
|
Convex
|
Umbonate
|
Warna koloni
|
Putih
|
Kuning telur
|
Hitam
|
Hitam
|
Bau khas
|
+
|
-
|
-
|
-
|
Radial furrow
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Growing zone
|
-
|
+
|
-
|
+
|
Zonation
|
-
|
10,2
|
8
|
3
|
Exudate drops
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Reserve of kolony
|
-
|
+
|
-
|
-
|
B. Pembahasan
Fungi
adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam
sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk, seperti jamur, kapang dan
khamir. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan
seksual dengan cara: hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk menjadi
tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora bertunas
atau frakmentasi hifa. Jamur memilki kotak spora yang disebut sprorangium.
Didalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus sp dan jamur yang membentuk
tunas adalah Saccharomyces.
Pada
percobaan kali ini kita akan mengamati dan mengetahui identifikasi kapang dan
khamir secara mikroskopik langsung dan tidak langsung morfologis Rhizopus sp pada sampel ubi jalar dan
mengamati morfologi Rhizopus sp secara
slide kultur dan makroskopik
Pada praktikum
ini digunakan beberapa larutan kimia, yaitu asam tatrat 1% digunakan untuk
memberikan suasana asam, karena fungi mudah tumbuh pada suasana asam, sedangkan
maksud dari pen
Tambahan
gliserol pada kertas saring yaitu untuk memberika kelembapan pada cawan petri
dimana fungi ditumbuhkan. Penggunaan kertas saring agar gliserol yang diberikan
dapat tersimpan pada kertas saring , karena kertas saring dapat menyerap
gliserol sehingga kelembapan tetap terjaga. Digunakan batang V bertujuan agar
dek dan objek gelas tidak berhubungan langsung dengan kertas saring yang telah
ditetesi gliserol agar fungi dapat tumbuh lebih baik.
Pada
praktikum morfologi kapang dan khamir dilakukan dengan 2 prosedur yaitu makroskopik, dan mikroskopik .
·
Secara
makroskopik
a.
Metode
tuang
Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, Diambil 1 ml suspensi biakan jamur ( Rhyzopus sp ) dan dimasukkan kedalam cawan petri steril.Kemudian
dimasukkan medium PDA ( Potato Dextrosa Agar )
yang telah disuspensikan dengan Asam Tartrat. Setelah itu diinkubasi
selama 3 – 5 x 24 jam pada suhu kamar. Diamati dan digambar meliputi bentuk
permukaan, warna koloni, bau khas, radial furrow, growing zone, zonation,
exudate drops,dan reverse of colony.
b.
Metode
Gores
Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan,diambil 10 ml medium PDA ( Potato Dextrosa Agar)
yang telas disuspensikan dengan asam tartrat dan dimasukkan dalam cawan petri
steril, dibiarkan memadat, kemudian diambil 1 ose biakan jamur ( Rhyzopus sp) lalu digoreskan .Diinkubasi selama 3 – 5 x 24
jam pada suhu kamar dan diamati.
Dan
hasil yang didapat dari uji makroskopik dengan menggunakan sampel Rhyzopus sp. yaitu bentuk permukaan
seperti umbonate,warna adalah hitam,bau khas tidak berbau, radial furrow ada, growing
zone tidak ada, zonation 3 lapis, exudate drops tidak ada,dan reserve of colony
tidak ada ada.
·
Secara mikroskopik
a. Secara langsung
Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.Kemudian diambil sampel 1 ose dan ditaruh ditengah – tengah objeck
gelas. Setelah itu diambil 1 tetes metilen blue dan diteteskan di atas sampel. Preparat
ditutup dengan deck gelas.Diamati morfologi melalui mikroskop (stimulai dari
perbesar terkecil) meliputi miselium, konidia, konidiofor, spora, kolumela,
metula, fialid, vesikel, dan rhizoid.Digambar hasil pengamatan.
b. Secara tidak langsung ( Slide Culture ).
Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.Disterilkan menggunakan otoklaf. Dimasukkan medium PDA ( Potato
Dextrosa Agar) yang telas disuspensikan dengan asam tartrat di tengah – tengah
obheck gelas.Setelah itu dimasukkan 1 ose biakan jamur dan ditutup dengan deck gelas. Kemudian
diteteskan gliserol 10% hingga kertas saring
terbasahi seluruhnya.Cawan petri ditutup,diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam
( suhu kamar). Diamati lewat mikroskop dan digambar.
Dan hasil yang
didapat Secara mikroskopik dengan menggunakan sampel Rhyzopus sp. yaitu penetesan
gliserol untuk memberikan suasana asam
pada kertas saring yang ada dalam cawan petri, tujuannya sebab jamur dapat
tumbuh dengan baik pada suasana yang asam yaitu pH antara 3,0-5,0.
Miselium adalah
kumpulan dari hifa yang berbentuk benang kitin, kitin adalah bahan penyedia
dari dinding sel tumbuhan. Hifa adalah deretan atau rantai sel yang membentuk
rangkaian berupa benang yang merupakan kesatuan dasar penyusun tubuh jamur.
Hifa terbagi
atas tiga jenis yaitu :
1.
Stolon
yaitu hifa yang menjalar dipermukaan substrat
2.
Rizoid
yaitu hifa yang berfungsi sebagai akar
3.
Sporangiosfor
yaitu hifa yag menjulang keatas dan membentuk sporangium.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
dismpulkan :
1.
Secara
mikroskopik sampel Ubi jalar berjamur memiliki sporangiospora, sporangium, dan
rizofil.
2. Secara makroskopik
dilakukan dengan menggunakan sampel Rhyzopus
sp. Dan diperoleh hasil yaitu bentuk
permukaan seperti umbonate,warna adalah hitam,bau khas tidak berbau, radial
furrow ada, growing zone tidak ada, zonation 3 lapis, exudate drops tidak
ada,dan reserve of colony tidak ada ada.
B. Saran
Fasilits mikroskop kurang memadai sehingga pada saat
pengamatan mikroskopik sering terkendala karena mikroskop sering bermasalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen POM, 1995.”Farmakope
Indonesia Edisi IV”, Depkes RI. Jakarta.
Dwidjosaputro, D.2005. ”Dasar-Dasar Mikrobiologi”. Cetakan
ke-16, Djambatan, Jakarta.
Entjang, Indan. 2003. “Mikrobiologi & parasitologi”.
Penerbit Citra Aditya Bakti: Bandung.
Hidayat, Nur. 2006.
”Mikrobiologi Industri”. Penerbit ANDI. Yogyakarta
Pelczar, Jr, dan E.C.S.Chan, 2007.”Dasar-Dasar Mikrobiologi”,
UI press. Jakarta
Pratiwi, Sylvia. 2008.
”Mikrobiologi Farmasi”. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusli, 2010. ”Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”. UMI
press. Makassar.
Subandi,
2010. “Mikrobiologi”. Penerbit Remaja Rosda: Bandung.
Skema Kerja
1.
Secara
Makroskopik
A. Metode tuang B.Metode Gores
Medium
PDA + As.Tartart
|
Suspensi
biakan jamur
|
Pengamatan
|
Inkubasi
3-5 x 24 jam
|
Pengamatan
|
Inkubasi
3 x 24 jam
|
Medium
PDA + As.Tartart
|
Biakan
jamur
|
2. Secara Mikroskopik Secara Langsung
Methylen
Blue
Sampel
Preparat
Ditutup
Deg
Glass
Pengmatan
Morfologi oleh
mikroskop(mulai perbesaran terkecil)
Gambar
a.
Miselium
b.
Konidia
c.
Konidiofor
d.
Spora
e.
Kolumela
f.
Metula
g.
Fialid
h.
Vesikel
i. Rhizoid
3. Secara Mikroskopik secara tidak
langsung (Slide culture)
Batang V
|
Capet
|
Gliserol
|
Teteskan pada kertas saring
|
Preparat ditutup dengan dek glass
|
Medium PDA + As.tartart
|
1 Tetes
|
1 Ose
|
1 Ose
|
Sterilisasi
|
Kertas saring
|
Dek glass
|
Objek glass
|
Capor ditutup
|
Inkubasi
3 x 24 jam (suhu kamar)
|
Pengamatan
oleh mikroskop
|
Gambar
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar