Entri Populer

Sabtu, 12 Oktober 2013

laporan kapang dan khamir



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui pada dunia mikrorganisme terbagi atas berbagai jenis. Seperti bakteri, protozoa, alga, fungi dan lain-lain. Selain bakteri didalam air juga sering terdapat atau ditemukan pertumbuhan mikroorganisme lain seperti kapang dan protozoa dengan jumlah yang lebih terbatas dibandingkan dengan bakteri.
 Pada percobaan kali ini kita akan lebih membahas tentang fungi dimana fungi itu sendiri terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Fungi adalah nama rectum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya. Fungi memilki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota fungi sebagai jamur, kapang dan khamir.
Kapang dan khamir memang termasuk kedalam spesies fungi namun keduanya memiliki perbedaan. Kapang adalah fungi yang bersel banyak atau multiseluler sedangkan khamir adalah fungi yang bersel tunggal atau uniseluler.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah koloni dan identifikasi kapang dan khamir yang terdapat dalam sampel ubi jalar.
B.   Rumusan Masalah
1.    Bagaimana bentuk dan jenis jamur yang terdapat pada suatu sampel ubi jalar?
2.    Bagaimana bentuk anatomi,morfologi dan jamur murni dari Rhizopus  sp?
C.     Maksud Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami morfologi kapang dan khamir secara makroskopik, mikroskopik langsung maupun mikroskopik tidak langsung
D.   Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui struktur dan morfologi  jamur  murni rhizopus sp pada sampel ubi jalar secara makroskopik dan mikroskopik (secara langsung dan tak langsung) .
E.   Prinsip Praktikum
Prinsip percobaan ini adalah pengamatan morfologi Kapang dan Khamir berdasarkan uji  makroskopik, mikroskopik , dan slide culture pada jamur murni dari rhizopus sp pada sampel ubi jalar.


F.    Manfaat Percobaan
Pengamatan bentuk morfologi jamur murni dari Rhizopus sp dan jamur yang terdapat pada sampel ubi jalar secara mikroskopik langsung dengan penambahan Metilen Blue dan Safranin, pengamatan secara mikroskopik tidak langsung (Slide culture) dengan penambahan gliserol dan secara makroskopik dengan metode tuang dan metode gores dengan menggunkan medium PDA  dan penambahan Asam Tatrat diinkubasi selama 3 X 24 jam padab suhu kamar.

G.   Kerangka Pikir 
Biakan murni
 
Metode  gores
                                                                                                                     
Sampel jamur ubi jalar
Mikroskop langsung
Slide culture
Morfologi jamur
Metode tuang
Morfologi kapang dan khamir
 









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Teori Umum
Bakteri  umumnya berukuran kecil dengan karakteristik dimensi sekitar  1um. Bentuknya  dapat bulat atau cocci,batang atau  bacilli.sel dapat tunggal ataupun rantaian.Beberapa kelompok memiliki flagella dan dapat bergerak  aktif.Bakteri memiliki berat jenis 1,05 – 1,1 g cm-3 dan berat sekitar 10”12 g sebagai partikel kering. Ukuran actual tergantung dari laju pertumbuhan,media tumbuhan dan sebagainya (Hidayat Nur, dkk, 2006).
Khamir mempunyai ukuran yang bervariasi dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm. Sel khamir mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat. Bentuk-bentuk dari sel khamir tersebut dapat membantu dalam indentifikasi dari khamir. Ada beberapa khamir dalam keadaan tertentu dapat mengalami dimorfisme yaitu fase khamir, bentuk sel tunggal dan filamen, bentuk benang (Pelczar, 2007).
Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila sumber nutrisi tersebut diperoleh dari bahan organik mati, maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi saprofit mendekomposisi sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya menjadi zat yang lebih sederhana. Dalam hal ini, fungi bersifat menguntungkan sebagai elemen daur ulang yang vital (Pratiwi, 2008).
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakkannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat morfologi kapang baik penampakkan mikroskopik dan makroskopik digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi kapang (Hidayat, 2006).
Bakteri merupakan mikrobiologi uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai khlorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebut luas di alam,di dalam tanah,di atmosfir,di dalam endapan-endapan lumpur,di dalam lumpur laut,dalam air ,pada sumber air panas,di daerah antartika , dalam tubuh hewan,manusia dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung keadaan sekitar, Misalnya,jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan tingkat kesuburan tanah (Hidayat Nur, dkk, 2006).

Morfologi ragi (khamir) adalah sebagai berikut (Subandi, 2010):
1.    Jamur uniseluler biasanya terlihat sebagai sel yang oval dengan lebar 1-5 µm dan panjang 5-30 µm.
2.    Memiliki struktur eukariotik yang khas.
3.    Memiliki dinding sel polisakarida yang tebal.
Ada tiga bentuk dasar bakteri,yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau silindris,bentuk lengkung atau vibri  (Hidayat Nur, dkk, 2006).
A.   Bentuk bulat
Sebenarnya tidak ada bakteri yang betul-betul bulat,tetapi spheroid . Bentuk bulat atau kokus dapat dibedakan lagi dalam:
1.    Mikrokokus, bulat satu-satu.
2.    Diplokokus ,bulat bergandengan dua-dua.
3.    Streptokokus, bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel  ke satu atau  dua arah dalam satu garis.
4.    Tetrakokus, bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangakar sebagai hasil  pembelahan sel ke dua arah.
5.    Sarsina, bulat,terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ke tiga arah.
6.    Stafilokoklus,bulat tersusun sebagai kelompok  buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
B.   Bentuk  batang
Bakteri berbentuk batang dapat dibedakan lagi kedalam  bentuk batang panjang dan batang pendek dengan ujung datar atau lengkung,bentuk batang dapat di bedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama dan tidak sama di seluruh bagian panjangnya.bakteri bentuk batang dapat terdiri atas sel tunggal,bergandengan dua-dua  dan sebagai rantai.
C.   Bentuk lengkung
Bakteri berbentuk lengkung pada pokoknya dapat dibagi menjadi  bentuk koma (vibrio),jika lengkung nya kurang dari setengah lingkaran.jika spiralnya halus dan lentur disebut spirochaeta dan jika sepiralnya tebal dan kaku disebut spirillium. Bentuk bakteri dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Pada bakteri dikenal bentuk yang disebut involusi , bentuk ini disebabkan karena factor-faktor keadaan sekitar yang tidak menguntungkan. Sebagai contoh,bentuk involusi pada bakteri asam cuka (acetobacter sp) adalah bentuk seperti gada,bentuk tak teratur,atau bentuk benang. Bentuk-bentuk ini disebabkan oleh factor makanan,suhu.dan hal yang kurang menguntungkan bagi bakteri.
Ukuran bakteri berbeda-beda, bergantung pada jenisnya. Bahkan dari satu genus tertentu pun bias berbeda-beda tergantung dari berbagai factor, antara lain pada umur bakteri dan keadaan sekelilingnya. Pada umumnya bakteri mempunyai ukuran, panjang 1,0-5,0 mikron dan lebar 0,2-1,5 mikron (Entjang, 2003).
 Ada berbagai macam bakteri yang penting dalam fermentasi, yang antara lain adalah sebagai berikut (Hidayat Nur, dkk, 2006):
1.    Acetobacter  Aceti , Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alcohol sehingga menjadi asam asetat.banyak terdapat pada ragi tapai,yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan berasa masam.
2.    Acetobacter xylinum , Bakteri ini digunakan dalam pembutan nata decoco. A. xylnium mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi.nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang dipermukaan substrat. Saat ini pembuatan nata telah berkembang pesat sehingga dapat diproduksi secara kontinu dengan lempengan penyangga. Bakteri ini juga terdapat produk kombucha yaitu fermentasi dari teh.
3.    Bacillus sp. Bacillus merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas.pada mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amylase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida yang diwakili oleh bacillus thuringiensis maupun untuk penanganaan limbah seperti B.subtilis dan B. megaterium , melalui  rekayasa genetika,kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku plastic ramah lingkungan.
4.    Bividobacterium sp, bakti pembuatanhasilkan berupa pelikel yang mengambang dipermukaanasa masam.ri ini bersifat anaerob dan djugadigunakan sebagai mikrobia probiotik .produk probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat.
5.    Lactobactillus sp. Bakteri ini cukup popular karena selain dapat digunakan dalam produksi asam laktat juga banyak berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt,sauerkraut dan juga produk probiotik yang saat ini banyak dimintai masyarakat. Probiotik merupakan mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur keseimbangan  flora usus.asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan.
B.   Uraian Bahan
1.    Asam tartrat (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi            :  Tartrat acid
Sinonim                   :  Asam tartrat
RM                              :  C4H6O6  
Pemerian                :  Hablur tidak berwarna atau serbuk putih , tidak berbau, rasa
                                       sangat asam
Kelarutan                 : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut   dalam etanol
                                      (95%) P,sukar larut dalam eter P.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan               : Sebagai zat pemberi suasana asam
2.    Alkohol (Dirjen POM, 1995)
Nama lain            : Aethanolum
Nama lalin           : Etanol/alkohol
Berat Molekul     : 46,07
Rumus molekul  : C2H6O6
Pemerian             : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 38oC.
Kelarutan            : Bercampur dengan air dan oraktis bercampur denagn semua pellarut organik.
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan           : Sebagai pelarut
3.    Gliserin (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi         : Glycerolum
Nama lain            : Gliserin
Berat Molekul     : 92,09
Rumus Molekul  : C3H603
Pemerian             : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan seperti perunggui, tidak berbau atau praktis tidak berbau. Stabil diudara, larut dalam air dan dalam etanol berwarna biru tua.
4.    Metylen Blue (The Merck Index)
      Nama resmi         : Metylen blue
      Sinomin               : Biru Metil
      RM / BM               : C37H27N3Na2O9S3 / 799,80
      Pemerian             : Serbuk biru gelap
      Kelarutan                        : Larut dalam air
     Penyimpanan      : Dalam wadah tertutup rapat
      Kegunaan          : Sebagai pewarna







C.   Uraian Mikroba
1.    Candida albicans (wikipedia)
a.    Klasifikasi (id. Wikipedia.org/wiki/Candida_albicans)
Kerajaan        :
Filum             :
Upafilum        :
Kelas             :
Ordo              :
Famili             :
Genus            :
Spesies:
C. albicans







b.    Morfologi (id. Wikipedia.org/wiki/Candida_albicans)
       Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan  deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik  yang disebut  kandidiasis  pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia.Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.
2.    Saccharomyces cerevisiae (wikipedia)
a.    Klasifikasi (id. Wikipedia.org/wiki/Saccharomycs_cerevisiae)
Kerajaan      :Fungi
Filum                        :
Ascomycota
Kelas                        :
Saccharomycetes
Ordo              :
Saccharomycetales
Famili            :
Saccharomycetaceae
Genus          :Saccharomyces
b.    Morfologi (id. Wikipedia.org/wiki/ Saccharomycs_cerevisiae)
Saccharomyces merupakan genus khamir / ragi / en:yeast yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2.  Saccharomyces merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk termasuk kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30oCdan pH 4,8. Beberapa kelebihan saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 – 30 oC.
3.    Rhisopus sp.
a.    Klasifikasi (www.blog.uad.ac.id/deisyp/files/2011/2012)
Kingdom   : Fungi
Divisio       : Zygomycota
Class          : Zygomycetes
Ordo          : Mucorales
Familia       : Mucoraceae
Genus         : Rhizopus
Spesies       : Rhizopus sp
b.    Morfologi (www.blog.uad.ac.id/deisyp/files/2011/2012)
Rhizopus sp yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak, spora-spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi miselium baru.

D.   Uraian Sampel
1.    Melon (Cucumis melo)
a.    Klasifikasi (www.plantamor.com/index.php)
Kerajaan          :
Divisi               :
Kelas               :
Ordo                :
Famili              :
Genus             :
Spesies          :
C. melo






b.    Morfologi (www.plantamor.com/index.php)
Tumbuhan semusim, merambat tetapi menjalar, tidak memanjat. Daun berbentuk menjari dengan lekuk moderat sehingga seperti lingkaran bersudut. Batangnya biasanya tidak berkayu. Tumbuhan ini berumah satu dengan bunga dua tipe: bunga jantan dan hermafrodit. Bunga jantan muncul biasanya pada saat tanaman masih muda atau bila tumbuhnya kurang baik. Buah bertipe pepo. Bagian mesokarp menebal menjadi daging buah yang berair. pemuliaan diarahkan pada daging buah yang tebal, manis, serta jika mungkin, harum.


2.    Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
a.    Klasifikasi (www.plantamor.com/index.php)
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
I. batatas
b.    Morfologi (www.plantamor.com/index.php)
            Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.





BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.   Alat yang digunakan
           Autoklaf, batang V, botol pengencer,cawan petri, deck gelas, erlemeyer, gelas piala, hand sprayer, inkubator, jarum preparat, lampu spirtus, objeck gelas, ose bulat, ose lurus, pipet tetes, rak tabung, spoit dan tabung reaksi.
B.   Bahan yang digunakan
           Alkohol 70%, asam  tartrat, gliserol 10%, kapas, kertas label, medium agar miring, medium PDA (Potato Dextrosa Agar), metilen blue, Rhizopus sp, tissue , dan ubi kayu
C.   Cara Kerja
1.    Secara makroskopik
               Metode Tuang
            Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Diambil 1 ml suspensi biakan jamur ( Rhyzopus sp ) dan dimasukkan kedalam cawan petri steril.Kemudian dimasukkan medium PDA ( Potato Dextrosa Agar )  yang telah disuspensikan dengan Asam Tartrat. Setelah itu diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam pada suhu kamar. Diamati dan digambar meliputi bentuk permukaan, warna koloni, bau khas, radial furrow, growing zone, zonation, exudate drops,dan reverse of colony.
              Metode Gores
         Disiapkan alat dan bahan yang digunakan,diambil 10 ml medium PDA ( Potato Dextrosa Agar) yang telas disuspensikan dengan asam tartrat dan dimasukkan dalam cawan petri steril, dibiarkan memadat, kemudian diambil 1 ose biakan jamur ( Rhyzopus sp)  lalu digoreskan .Diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam pada suhu kamar dan diamati.
2.    Secara  mikroskopik
a. Secara langsung
 Disiapkan  alat dan bahan yang akan digunakan.Kemudian diambil sampel 1 ose dan ditaruh ditengah – tengah objeck gelas. Setelah itu diambil 1 tetes metilen blue dan diteteskan di atas sampel. Preparat ditutup dengan deck gelas.Diamati morfologi melalui mikroskop (stimulai dari perbesar terkecil) meliputi miselium, konidia, konidiofor, spora, kolumela, metula, fialid, vesikel, dan rhizoid.Digambar hasil pengamatan.
               b. Secara tidak langsung ( Slide Culture ).
         Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Disterilkan menggunakan  otoklaf. Dimasukkan medium PDA ( Potato Dextrosa Agar) yang telas disuspensikan dengan asam tartrat di tengah – tengah obheck gelas.Setelah itu dimasukkan 1 ose biakan jamur  dan ditutup dengan deck gelas. Kemudian diteteskan gliserol 10% hingga kertas saring  terbasahi seluruhnya.Cawan petri ditutup,diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam ( suhu kamar). Diamati lewat mikroskop dan digambar.
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Pengamatan
1.    Tabel  Pengamatan
            Pengamatan

Jamur murni
CA
SC
AN
R sp
Bentuk Permukaaan
Umbonate
Convex
Convex
Umbonate
Warna koloni
Putih
Kuning telur
Hitam
Hitam
Bau khas
+
-
-
-
Radial furrow
-
+
+
+
Growing zone
-
+
-
+
Zonation
-
10,2
8
3
Exudate drops
-
-
-
-
Reserve of kolony
-
+
-
-






B.   Pembahasan
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk, seperti jamur, kapang dan khamir. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara: hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora bertunas atau frakmentasi hifa. Jamur memilki kotak spora yang disebut sprorangium. Didalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus sp dan jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Pada percobaan kali ini kita akan mengamati dan mengetahui identifikasi kapang dan khamir secara mikroskopik langsung dan tidak langsung morfologis Rhizopus sp pada sampel ubi jalar dan mengamati morfologi Rhizopus sp secara slide kultur dan makroskopik
Pada praktikum ini digunakan beberapa larutan kimia, yaitu asam tatrat 1% digunakan untuk memberikan suasana asam, karena fungi mudah tumbuh pada suasana asam, sedangkan maksud dari pen
Tambahan gliserol pada kertas saring yaitu untuk memberika kelembapan pada cawan petri dimana fungi ditumbuhkan. Penggunaan kertas saring agar gliserol yang diberikan dapat tersimpan pada kertas saring , karena kertas saring dapat menyerap gliserol sehingga kelembapan tetap terjaga. Digunakan batang V bertujuan agar dek dan objek gelas tidak berhubungan langsung dengan kertas saring yang telah ditetesi gliserol agar fungi dapat tumbuh lebih baik.
Pada praktikum morfologi kapang dan khamir dilakukan dengan 2 prosedur yaitu  makroskopik, dan mikroskopik .

·   Secara makroskopik
a.    Metode tuang
            Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Diambil 1 ml suspensi biakan jamur ( Rhyzopus sp ) dan dimasukkan kedalam cawan petri steril.Kemudian dimasukkan medium PDA ( Potato Dextrosa Agar )  yang telah disuspensikan dengan Asam Tartrat. Setelah itu diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam pada suhu kamar. Diamati dan digambar meliputi bentuk permukaan, warna koloni, bau khas, radial furrow, growing zone, zonation, exudate drops,dan reverse of colony.
b.    Metode Gores
         Disiapkan alat dan bahan yang digunakan,diambil 10 ml medium PDA ( Potato Dextrosa Agar) yang telas disuspensikan dengan asam tartrat dan dimasukkan dalam cawan petri steril, dibiarkan memadat, kemudian diambil 1 ose biakan jamur ( Rhyzopus sp)  lalu digoreskan .Diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam pada suhu kamar dan diamati.
Dan hasil yang didapat dari uji makroskopik dengan menggunakan sampel Rhyzopus sp. yaitu bentuk permukaan seperti umbonate,warna adalah hitam,bau khas tidak berbau, radial furrow ada, growing zone tidak ada, zonation 3 lapis, exudate drops tidak ada,dan reserve of colony tidak ada ada.

·   Secara  mikroskopik
         a. Secara langsung
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Kemudian diambil sampel 1 ose dan ditaruh ditengah – tengah objeck gelas. Setelah itu diambil 1 tetes metilen blue dan diteteskan di atas sampel. Preparat ditutup dengan deck gelas.Diamati morfologi melalui mikroskop (stimulai dari perbesar terkecil) meliputi miselium, konidia, konidiofor, spora, kolumela, metula, fialid, vesikel, dan rhizoid.Digambar hasil pengamatan.
         b. Secara tidak langsung ( Slide Culture ).
         Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.Disterilkan menggunakan  otoklaf. Dimasukkan medium PDA ( Potato Dextrosa Agar) yang telas disuspensikan dengan asam tartrat di tengah – tengah obheck gelas.Setelah itu dimasukkan 1 ose biakan jamur  dan ditutup dengan deck gelas. Kemudian diteteskan gliserol 10% hingga kertas saring  terbasahi seluruhnya.Cawan petri ditutup,diinkubasi selama 3 – 5 x 24 jam ( suhu kamar). Diamati lewat mikroskop dan digambar.
Dan hasil yang didapat Secara mikroskopik dengan menggunakan sampel Rhyzopus sp.  yaitu penetesan gliserol  untuk memberikan suasana asam pada kertas saring yang ada dalam cawan petri, tujuannya sebab jamur dapat tumbuh dengan baik pada suasana yang asam yaitu pH antara 3,0-5,0.
Miselium adalah kumpulan dari hifa yang berbentuk benang kitin, kitin adalah bahan penyedia dari dinding sel tumbuhan. Hifa adalah deretan atau rantai sel yang membentuk rangkaian berupa benang yang merupakan kesatuan dasar penyusun tubuh jamur.
Hifa terbagi atas tiga jenis yaitu :
1.    Stolon yaitu hifa yang menjalar dipermukaan substrat
2.    Rizoid yaitu hifa yang berfungsi sebagai akar
3.    Sporangiosfor yaitu hifa yag menjulang keatas dan membentuk sporangium.













BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
         Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat dismpulkan :
1.    Secara mikroskopik sampel Ubi jalar berjamur memiliki sporangiospora, sporangium, dan rizofil.
2.    Secara makroskopik dilakukan dengan menggunakan sampel Rhyzopus sp.  Dan diperoleh hasil yaitu bentuk permukaan seperti umbonate,warna adalah hitam,bau khas tidak berbau, radial furrow ada, growing zone tidak ada, zonation 3 lapis, exudate drops tidak ada,dan reserve of colony tidak ada ada.

B.   Saran
                Fasilits mikroskop kurang memadai sehingga pada saat pengamatan mikroskopik sering terkendala karena mikroskop sering bermasalah.
 



DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1995.”Farmakope Indonesia Edisi IV”, Depkes RI. Jakarta.

Dwidjosaputro, D.2005. ”Dasar-Dasar Mikrobiologi”. Cetakan ke-16, Djambatan, Jakarta.

Entjang, Indan. 2003. “Mikrobiologi & parasitologi”. Penerbit Citra Aditya Bakti: Bandung.

Hidayat, Nur. 2006. ”Mikrobiologi Industri”. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Pelczar, Jr, dan E.C.S.Chan, 2007.”Dasar-Dasar Mikrobiologi”, UI press. Jakarta

Pratiwi, Sylvia. 2008. ”Mikrobiologi Farmasi”. Penerbit Erlangga. Jakarta

Rusli, 2010. ”Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”. UMI press. Makassar.

Subandi, 2010. “Mikrobiologi”. Penerbit Remaja Rosda: Bandung.











Skema Kerja
1.    Secara Makroskopik
A. Metode tuang                                                            B.Metode Gores
                                                                     
Medium PDA + As.Tartart
Suspensi biakan jamur
 




Pengamatan
Inkubasi 3-5 x 24 jam
Pengamatan
Inkubasi 3 x 24 jam
Medium PDA + As.Tartart
 
Biakan jamur
 
























2. Secara Mikroskopik Secara Langsung
 





Methylen Blue                                                                                   Sampel

 


                                  Preparat Ditutup

 



                                                                                                            Deg Glass

 




Pengmatan Morfologi oleh
mikroskop(mulai perbesaran terkecil)
 


Gambar

a.    Miselium
b.    Konidia
c.    Konidiofor
d.    Spora
e.    Kolumela
f.     Metula
g.    Fialid
h.    Vesikel
i.      Rhizoid








3. Secara Mikroskopik secara tidak langsung (Slide culture)
Batang V
Capet
 
Gliserol
Teteskan pada kertas saring
Preparat ditutup dengan dek glass
Medium PDA + As.tartart
1 Tetes
1 Ose
1 Ose
Sterilisasi
Kertas saring
Dek glass
Objek glass
           
















                                                                                          


Capor ditutup
Inkubasi 3 x 24 jam (suhu kamar)
Pengamatan oleh mikroskop
Gambar
 




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar