Entri Populer

Sabtu, 12 Oktober 2013

laporan pemeriksaan urin



A.  Maksud Percobaan

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk melakukan pemeriksaan warna urin, bau urin, bobot jenis urin, PH urin, glukosa urin, dan komponen – komponen yang terdapat dalam urin misalnya leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat.

B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan pemeriksaan warna urin, bau urin, bobot jenis urin, PH urin, glukosa urin, dan komponen – komponen yang terdapat dalam urin misalnya leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat.

C. Prinsip Percobaan
Melalukan pemeriksaan urin dengan melihat parameter – parameter berupa warna urin, bau urin, bobot jenis urin, PH urin, glukosa urin, dan komponen – komponen yang terdapat dalam urin misalnya leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat dengan nilai rujukan dari masing – masing pengukuran.


D.   Deskripsi Data Klinis
1.    Pemeriksaan bobot jenis urin
Bobot jenis urin berhubungan erat dengan dieresis . makin kecil atau rendah bobot jenis makin besar dieresis dan sebaliknya . bobot jenis urin adalah 1,005 – 1,026 pada suhu kamar . Bj rendah biasanya dijumpai pada penyakit ginjal seperti glomerunofritis , defisiensi ADH , gangguan metabolik pada DM , hidrasi berat berkepanjangan , sebaliknya BJ urin tinggi di jumpai pada keadaan puasa dan glukosuria ( anonim , 2012 ) .
2.    Pemeriksaan warna urin
Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis , makin besar dieresis makin muda warna urin . biasanya warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua . warna urin disebabkan oleh beberapa macam zat warna , terutama urochrom dan urobilin ( anonim , 2012 ) .
3.    Pemeriksaan bau urin
Bau urin yang normal disebabkan untuk sebagian oleh macam – macam asam organic yang mudah menguap . bau yang berlainan dari yang normal dapat disebabkan oleh makanan , obat – obatan , bau aromatis , bau ketonuria , dan bau busuk ( anonim , 2012 ) .


4.    Pemeriksaan pH urin
Terjadinya kelainan pada pH urin dapat diakibatkan oleh infeksi saluran kencing . Contoh : urin asam disebabkan oleh bakteri E.coli . urin basa karena perombakan ureum menjadi amoniak oleh bakteri Proteus ( anonim , 2012 )
5.    Pemeriksaan sedimen urin ( Mikroskopik )
Pada urin normal , tidak ditemukan eritrosit , sedangkan leukosit ditemukan dalam jumlah kecil yaitu 0-5/LPK . adanya eritrosit dalam urin disebut hematuria sedangkan leukosit yang melebihi batas normal disebut piuria ( anonim , 2012 ) .
6.    Pemeriksaan Glukosa urin
Urinalisis berguna untuk mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi penyakit gangguan metabolism yang tidak berhubungan dengan ginjal. Banyak pemeriksaan rutin urinalisis dilakukan ditempat praktik dokter ( Joyce,1997 ) .




A.   Nilai rujukan data klinis
-       Pemeriksaan bobot jenis urin
·   Dewasa                        : 1,005 – 1,030 gr/ml
·   Bayi baru lahir : 1,001 – 1,020 gr/ml
·   Anak – anak    : 1,005 – 1,030 gr/ml
-       Pemeriksaan pH urin
·    Dewasa           : 4,5 – 8,0
·   Bayi                   : 5,0 – 7,0
·   Anak – anak    : 4,5 – 8,0
-       Pemeriksaan glukosa urin
Glukosa               : negatif                      :
B.   Interpretasi Data Klinis
-       Pemeriksaan bobot jenis urin
·   Berat jenis < 1,005 gram/mL : diabetes insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium.
·   Berat jenis > 1,026 gram/mL : kurang minum, demam, diabetes melitus, muntah, diare, dehidrasi.
-       Pemeriksaan pH urin
·   pH < 4,5 : Asidosis , metabolit , diare berat , diet tinggi protein hewani .
·   pH > 8,0   : Mengandung bakteri , ISK .
-       Pemeriksaan sedimen Urin ( Mikroskop )
   Penurunan kadar
   Penyakit-penyakit ginjal (glomerulonefritis, obstruksi perkemihan, uremia), ekslampsia.
   Peningkatan kadar
Gout, leukimia dengan diet tinggi purin, gangguan neurologi, penyakit manik depresif, ulseratif kolitis.
-       Pemeriksaan glukosa urin
Glukosa  : > 15mg atau +4 : Diabetes mellitus, gangguan system sarafn pusat (stroke), sindrom Cushing, anesthesia, infuse glukosa, stress berat, infeksi, Obat ; asam askorbat, aspirin, sefalosporin, epinefrin.
C.   Obat – obat dan makanan yang berpengaruh
D.   Fisiologi
E.    Patofisiologi
F.    Pengambilan spesimen
1.  Mencuci tangan terlebih dahulu dan membersihkan daerah genital sebelum berkemih
2.  Urin yang diambil urin sewaktu yaitu urinsewaktu , ialah urin yang dikeluarkan padawaktu yangtidak ditentukan dengan khusus.
3.  Urin yang diambil probandus yang berpuasa dan tidak berpuasa
4.  Aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah (pot plastic) yang telah disediakan.
5.  Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
6.  Sesudah pengumpulan urine,mencuci tangan kembali hingga besih.
-       Pemeriksaan Fisika Urin
1.  Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.    Ditimbang piknometer kosong
c.    Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer
d.    Ditimbang berat piknometer + urin (urin sewaktu puasa) pada suhu kamar.
e.    Dicatat masing – masing bobotnya
f.     Dilakukan hal yang sama pada urin sewaktu tidak puasa
Normal urin Bj normal 1,005gr/ml – 1,026 gr/ml
Perhitungan
Bj Urin = Berat piknometer dan urin – berat piknometer kosong
                                          Volume urin

2.  Pemeriksaan Warna Urin  
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.  Urin (urin sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic.
c.  Ditinjaulah dalam sikap serong pada cahaya tembus.
d.  Catatlah hasil pengamatan.
e.  Dilakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Normal bila warna kuning atau kuning tua.
1.  Pemeriksaan Bau urin
a.  Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b.  Urin (urin sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic.
c.  Dicium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut.
d.  Dicatat hasil pengamatan
e.  Dilakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Normal bila bau asam-asam organic yang mudah menguap.
2.  Pemeriksaan PH Urin
a.  Disiapkan alat dan bahan
b.  Urin (Urin sewaktu puasa) ditampung pada pot plastic.
c.  Dilakukan pengujian dengan menggunakan PH universal
d.  Diamati PHnya dan dicatat.
e.  Di lakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Normal PH urin yaitu 4,5 – 8,0
3.  Pemeriksaan Sedimen Urin
a.  Disiapkan alat dan bahan
b.  Urin (urin sewaktu puasa) dipipet kedalam tabung sentrifuge
c.  Urin (urin sewaktu puasa) disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm
d.  Supernatannya dibuang, diambil endapannya
e.  Diteteskan diatas objek gelas
f.   Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 x
g.  Digambar (eritrosit, leukosit dan Kristal asam urat)
h.  Di lakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Pemeriksaan Zat Organik
1.    Pemeriksaan Glukosa Urin
a.      Disiapkan alat dan bahan.
b.      Dmasukkan 5ml reagen benedict ke dalam tabung reraksi
c.      Diteteskan 8 tetes urin.
d.      Dipanaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit
e.      Diangkat dan kocok perlahan – lahan setelah itu amati warnanya
Nilai normal adalah negatif.
-     Hasil negatif (-)               : larutan tetap biru jernih atau sedikit ke hijau – hijauan agak kereuh tanpa endapan
-     Positif + (1+)                    :  hijau kekuning – kuningan keruh
-     Positif ++ (2+)                 :  kuning keruh
-     Positif +++ (3+)               :  jingga atau warna lumpur
-     Positif ++++ (4+)             :  merah keruh
G.   Metode pengujian
H.   Perhitungan nilai data klinis
I.      Pembahasan
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,  akhirnya  dibuang  keluar  tubuh  melalui  uretra.  Cairan  dan  materi pembentuk urin berasal dari darah.
Pembentukan urin terjadi dalam empat proses, yaitu Penyaringan (Filtrasi), Penyerapan (Absorbsi), Penyerapan Kembali (Reabsorbsi), dan Augmentasi.
Urin segar yakni urin yang baru dikeluarkan, jernih sampai sedikit sekali keruh dan berwarna kuning. Intensitas warna sejajar dengan konsentrasi. Urin yang sangat encer hampir tidak berwarna, sedangkan urin yang sangat pekat berwarna kuning tua. Ph urin berkisar antara 4,5 – 8,0 dan volume urin berkisa 1 – 2 liter sedangkan berat jenis berkisar 1,005 g/ml – 1,030g/ml .
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.
            Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine.
            Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung spesimen.
Tujuan dari praktikum ini yaitu menentukan bobot jenis, PH urin, mengetahui dan mendiagnosa adanya gangguan fisiologis (penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih) dengan menggunakan beberapa parameter baik pemeriksaan secara fisika (warna, bau, sedimen atau mikroskopik, PH, Bj) dan pemeriksaan zat organic (pemeriksaan glukosa).


Sebagai nilai rujukan dari beberapa literature yang diperoleh bahwa :
1.       Bonot jenis (Bj) normal urin adalah 1,005 – 1,026 g/ml pada suhu kamar.
2.      Normal bila warna urin yaitu kuning atau kuning tua.
3.      Normal bila bau urin yaitu bau asam – asam organic yang mudah menguap.
4.      PH urin normal 4,5 – 8,0
5.      Pada sedimen urin (mikroskopik) dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu :
a.    Eritrosit dimana normal bila tidak terdapat eritrosit (sel darah merah) dalam urin
b.    Leukosit dimana pada urin normal biasanya tidak ada tetapi kadang ditemukan 0 – 5/LPK.
6.      Untuk urin normal tidak terdapat glukosa dalam urin.
Dalam pemeriksaan urin ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan fisika urin yang meliputi pemeriksaan berat jenis, warna, bau, PH dan sedimen (mikroskopik) urin dan pemeriksaan zat organic meliputi pemeriksaan glukosa urin.
Pemeriksaan Bobot Jenis Urin yang dilakukan pertama kali yaitu menimbang piknometer kosong setelah itu pipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer dan ditimbang berat piknometer + urin (urin sewaktu puasa) pada suhu kamar setelah itu dicatat masing – masing bobotnya dan dilakukan hal yang sama pada urin sewaktu tidak puasa. Dimana perhitungan bobot jenis urin yaitu sebagai berikut :
Bj Urin = Berat piknometer dan urin – berat piknometer kosong
                                          Volume urin
Dalam pemeriksaan warna dan bau urin, pertama kali urin (urin sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic dan ditinjau dalam sikap serong pada cahaya tembus serta dicium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut setelah itu catatlah hasil pengamatan kemudian dilakukan hal ang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Dalam pemeriksaan PH urin, pertama kali urin (urin sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan PH universal dan diamati PHnya dan dicatat setelah itu dlakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Dalam pemeriksaan sedimen urin, pertama kali urin (urin sewaktu puasa) dipipet kedalam tabung sentrifuge kemudian disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm dan hasil supernatannya dibuang sedanhkan yang diambil endapannya yang diteteskan diatas objek gelas setelah itu diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 x dan digambar (eritrosit, leukosit dan Kristal asam urat) serta dilakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Pemeriksaan glukosa urin, pertama kali dimasukkan 5ml reagen benedict ke dalam tabung reraksi dan diteteskan 8 tetes urin setelah itu dipanaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit dan diangkat dan kocok perlahan – lahan setelah itu amati warnanya. Jika hasilnya  negatif (-) maka akan menunjukkan larutan tetap biru jernih atau sedikit ke hijau – hijauan agak kereuh tanpa endapan, positif + (1+) menunjkkan hijau kekuning – kuningan keruh, positif ++ (2+) menunjukkan kuning keruh, positif +++ (3+) menunjukkan jingga atau warna lumpur. positif ++++ (4+) menunjukkan merah keruh.
Prinsip pemeriksaan glukosa urin adalah berdasarkan reaksi reduksi dari urin yang mengindikasikan adanya glukosa (gula) dan ditandai dengan terjadinya perubahan warna urin. Glukosa mereduksi ion kupri dalam larutan alkalis menjadi ion kupro dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O berwarna kuning hingga merah bata (reagen benedict dan fehling). Reagen benedict lebih dipilih karena tidak direduksi oleh kreatinin dan asam urat.
Urin yang digunakan adalah urinsewaktu dimana urin sewaktu ialah urin yang dikeluarkan padawaktu yangtidak ditentukan dengan khusus
Hasil yang diperoleh dalam praktikum sebagai berikut :
-       urin sewaktu puasa memiliki hasil yaitu dari warna menghasilkan warna kuning jernih, bau menghasilkan bau amoniak, PH yang dimiliki yaitu 7. Bj yang dimiliki 0,99212 g/ml, eritrosit, leukosit dan glukosa menghasilkan hasil negatif sedangkan terdapat kristal urat dalam pemeriksaan urinnya.
-       urin sewaktu tidak puasa memiliki hasil yaitu dari warna menghasilkan warna kuning, bau menghasilkan bau amoniak, PH yang dimiliki yaitu 6, Bj yang dimiliki 0,99946 g/ml, eritrosit, leukosit dan glukosa menghasilkan hasil negatif sedangkan terdapat kristal urat dalam pemeriksaan urinnya.
       Dari hasil yang diperoleh maka dapat diketahui interpretasi data adalah sebagai berikut :
-       urin sewaktu puasa dari hasil pengamatan interpretasi data yang dapat diketahui bahwa dilihat dari hasil warna, bau, PH,  eritrosit dan leukosit merupakan hasil dari urin yang normal. Sedangkan dilihat dari hasil Bj yang dimiliki 0,99212 g/ml maka dapat diketahui pasien menandakan diabetes insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium karena kurang dari berat jenis urin normal yaitu <1,005g/ml. Selain itu dari hasil sedimen (mikroskopik) terdapat kristal urat yang menandakan penderita memiliki penyakt asam urat.
-       urin sewaktu tidak puasa dari hasil pengamatan interpretasi data yang dapat diketahui bahwa dilihat dari hasil warna, bau, PH,  eritrosit dan leukosit merupakan hasil dari urin yang normal. Sedangkan dilihat dari hasil Bj yang dimiliki 0,99946 g/ml maka dapat diketahui pasien menandakan diabetes insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium karena kurang dari berat jenis urin normal yaitu < 1,005g/ml.. Selain itu dari hasil sedimen (mikroskopik) terdapat kristal urat yang menandakan penderita memiliki penyakt asam urat.


N. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka diperoleh :
1.  Urin sewaktu
a.    Warna urin yaitu kuning jernih
b.    Bau urin yaitu amonia
c.    Bj urin yaitu 0,999 mg/ml
d.    PH urin yaitu 7 ( netral)
e.    Glukosa menghasilkan warna biru yaitu negatif tidak mengandung Diabetes Melitus
f.     Tidak terdapat eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.
2.  Urin Puasa
a.    Warna urin yaitu kuning bening
b.    Bau urin yaitu amonia
c.    Bj urin yaitu 0,99212 mg/ml
d.    PH urin yaitu 6
e.    Glukosa menghasilkan warna biru yaitu negatif tidak mengandung Diabetes Melitus
f.     Tidak terdapat eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.





O. Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim Indondesia : Makassar.

Guyton. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.

Joyce. 1997. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.

Shargel, Leon, 2002. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Airlangga University Press : Surabaya

Sherwood. 2001. Anatomi dan Fisiologi Manusia Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar