A. Maksud Percobaan
Adapun
maksud dari praktikum ini yaitu untuk melakukan pemeriksaan warna urin, bau
urin, bobot jenis urin, PH urin, glukosa urin, dan komponen – komponen yang
terdapat dalam urin misalnya leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat.
B. Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan pemeriksaan warna urin, bau
urin, bobot jenis urin, PH urin, glukosa urin, dan komponen – komponen yang
terdapat dalam urin misalnya leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat.
C. Prinsip Percobaan
Melalukan pemeriksaan urin
dengan melihat parameter – parameter berupa warna urin, bau urin, bobot jenis
urin, PH urin, glukosa urin, dan komponen – komponen yang terdapat dalam urin
misalnya leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat dengan nilai rujukan dari
masing – masing pengukuran.
D.
Deskripsi Data Klinis
1.
Pemeriksaan bobot jenis urin
Bobot jenis urin
berhubungan erat dengan dieresis . makin kecil atau rendah bobot jenis makin
besar dieresis dan sebaliknya . bobot jenis urin adalah 1,005 – 1,026 pada suhu
kamar . Bj rendah biasanya dijumpai pada penyakit ginjal seperti
glomerunofritis , defisiensi ADH , gangguan metabolik pada DM , hidrasi berat
berkepanjangan , sebaliknya BJ urin tinggi di jumpai pada keadaan puasa dan
glukosuria ( anonim , 2012 ) .
2.
Pemeriksaan warna urin
Pada umumnya warna urin
ditentukan oleh besarnya dieresis , makin besar dieresis makin muda warna urin
. biasanya warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua . warna
urin disebabkan oleh beberapa macam zat warna , terutama urochrom dan urobilin
( anonim , 2012 ) .
3.
Pemeriksaan bau urin
Bau urin yang normal
disebabkan untuk sebagian oleh macam – macam asam organic yang mudah menguap .
bau yang berlainan dari yang normal dapat disebabkan oleh makanan , obat –
obatan , bau aromatis , bau ketonuria , dan bau busuk ( anonim , 2012 ) .
4.
Pemeriksaan pH urin
Terjadinya kelainan pada
pH urin dapat diakibatkan oleh infeksi saluran kencing . Contoh : urin asam
disebabkan oleh bakteri E.coli . urin
basa karena perombakan ureum menjadi amoniak oleh bakteri Proteus ( anonim ,
2012 )
5.
Pemeriksaan sedimen urin ( Mikroskopik )
Pada urin normal , tidak
ditemukan eritrosit , sedangkan leukosit ditemukan dalam jumlah kecil yaitu
0-5/LPK . adanya eritrosit dalam urin disebut hematuria sedangkan leukosit yang
melebihi batas normal disebut piuria ( anonim , 2012 ) .
6.
Pemeriksaan Glukosa urin
Urinalisis berguna untuk mendiagnosa penyakit
ginjal dan infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi penyakit gangguan
metabolism yang tidak berhubungan dengan ginjal. Banyak pemeriksaan rutin
urinalisis dilakukan ditempat praktik dokter ( Joyce,1997 ) .
A.
Nilai rujukan data klinis
- Pemeriksaan
bobot jenis urin
· Dewasa : 1,005 – 1,030 gr/ml
· Bayi baru lahir :
1,001 – 1,020 gr/ml
· Anak – anak :
1,005 – 1,030 gr/ml
-
Pemeriksaan pH urin
· Dewasa : 4,5 – 8,0
· Bayi :
5,0 – 7,0
· Anak – anak : 4,5
– 8,0
-
Pemeriksaan glukosa urin
Glukosa : negatif :
B.
Interpretasi Data Klinis
- Pemeriksaan bobot jenis urin
·
Berat jenis < 1,005
gram/mL : diabetes insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan
kelebihan kalium.
·
Berat jenis > 1,026
gram/mL : kurang minum, demam, diabetes melitus, muntah, diare, dehidrasi.
- Pemeriksaan pH urin
·
pH < 4,5 : Asidosis ,
metabolit , diare berat , diet tinggi protein hewani .
·
pH > 8,0 : Mengandung bakteri , ISK .
- Pemeriksaan
sedimen Urin ( Mikroskop )
•
Penurunan kadar
Penyakit-penyakit
ginjal (glomerulonefritis, obstruksi perkemihan, uremia), ekslampsia.
•
Peningkatan kadar
Gout,
leukimia dengan diet tinggi purin, gangguan neurologi, penyakit manik depresif,
ulseratif kolitis.
- Pemeriksaan glukosa urin
Glukosa : > 15mg atau +4 : Diabetes mellitus,
gangguan system sarafn pusat (stroke), sindrom Cushing, anesthesia, infuse
glukosa, stress berat, infeksi, Obat ; asam askorbat, aspirin, sefalosporin,
epinefrin.
C. Obat – obat dan makanan yang
berpengaruh
D. Fisiologi
E. Patofisiologi
F. Pengambilan spesimen
1. Mencuci
tangan terlebih dahulu dan membersihkan daerah
genital sebelum berkemih
2. Urin
yang diambil urin sewaktu yaitu urinsewaktu , ialah urin yang
dikeluarkan padawaktu yangtidak ditentukan dengan khusus.
3. Urin
yang diambil probandus yang berpuasa dan tidak berpuasa
4. Aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya
ditampung dalam wadah (pot plastic) yang telah disediakan.
5. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
6. Sesudah pengumpulan urine,mencuci tangan kembali
hingga besih.
- Pemeriksaan Fisika Urin
1. Pemeriksaan
Bobot Jenis Urin
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Ditimbang piknometer kosong
c.
Dipipet urin kedalam
piknometer hingga mencapai mulut piknometer
d.
Ditimbang berat piknometer +
urin (urin sewaktu puasa) pada suhu kamar.
e.
Dicatat masing – masing
bobotnya
f.
Dilakukan hal yang sama pada
urin sewaktu tidak puasa
Normal urin Bj normal
1,005gr/ml – 1,026 gr/ml
Perhitungan
Bj Urin = Berat
piknometer dan urin – berat piknometer kosong
Volume urin
2. Pemeriksaan
Warna Urin
a. Disiapkan alat dan bahan
yang digunakan.
b. Urin
(urin sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic.
c. Ditinjaulah
dalam sikap serong pada cahaya tembus.
d. Catatlah
hasil pengamatan.
e. Dilakukan
hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Normal bila warna kuning atau kuning
tua.
1. Pemeriksaan
Bau urin
a. Disiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
b. Urin
(urin sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic.
c. Dicium
bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut.
d. Dicatat
hasil pengamatan
e. Dilakukan
hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Normal bila bau asam-asam organic yang
mudah menguap.
2. Pemeriksaan
PH Urin
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Urin
(Urin sewaktu puasa) ditampung pada pot plastic.
c. Dilakukan
pengujian dengan menggunakan PH universal
d. Diamati
PHnya dan dicatat.
e. Di
lakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Normal PH urin yaitu
4,5 – 8,0
3. Pemeriksaan
Sedimen Urin
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Urin
(urin sewaktu puasa) dipipet kedalam tabung sentrifuge
c. Urin
(urin sewaktu puasa) disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm
d. Supernatannya
dibuang, diambil endapannya
e. Diteteskan
diatas objek gelas
f.
Diamati di bawah mikroskop
dengan pembesaran 40 x
g. Digambar
(eritrosit, leukosit dan Kristal asam urat)
h. Di
lakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Pemeriksaan Zat
Organik
1. Pemeriksaan
Glukosa Urin
a.
Disiapkan alat dan bahan.
b.
Dmasukkan 5ml reagen
benedict ke dalam tabung reraksi
c.
Diteteskan 8 tetes urin.
d.
Dipanaskan diatas api selama
kurang lebih 2 menit
e.
Diangkat dan kocok perlahan
– lahan setelah itu amati warnanya
Nilai normal adalah negatif.
- Hasil
negatif (-) : larutan tetap
biru jernih atau sedikit ke hijau – hijauan agak kereuh tanpa endapan
- Positif
+ (1+) : hijau kekuning – kuningan keruh
- Positif
++ (2+) : kuning keruh
- Positif
+++ (3+) : jingga atau warna lumpur
- Positif
++++ (4+) : merah keruh
G. Metode pengujian
H. Perhitungan nilai data
klinis
I. Pembahasan
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui
uretra. Cairan dan
materi pembentuk urin berasal dari darah.
Pembentukan urin terjadi dalam empat proses, yaitu
Penyaringan (Filtrasi),
Penyerapan (Absorbsi),
Penyerapan Kembali (Reabsorbsi),
dan Augmentasi.
Urin segar yakni urin yang baru dikeluarkan, jernih
sampai sedikit sekali keruh dan berwarna kuning. Intensitas warna sejajar
dengan konsentrasi. Urin yang sangat encer hampir tidak berwarna, sedangkan
urin yang sangat pekat berwarna kuning tua. Ph
urin berkisar antara 4,5 – 8,0 dan volume urin berkisa 1 – 2 liter sedangkan
berat jenis berkisar 1,005 g/ml – 1,030g/ml .
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita
sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan
spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang
benar.
Spesimen
urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana
aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah
yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar
uretra agar tidak mencemari spesimen urine.
Sebelum
dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai
bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien
juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang
haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung spesimen.
Tujuan dari praktikum ini yaitu menentukan bobot jenis,
PH urin, mengetahui dan mendiagnosa adanya gangguan fisiologis (penyakit ginjal
dan infeksi saluran kemih) dengan menggunakan beberapa parameter baik
pemeriksaan secara fisika (warna, bau, sedimen atau mikroskopik, PH, Bj) dan
pemeriksaan zat organic (pemeriksaan glukosa).
Sebagai nilai rujukan dari beberapa literature yang
diperoleh bahwa :
1. Bonot jenis (Bj) normal urin adalah 1,005 –
1,026 g/ml pada suhu kamar.
2. Normal
bila warna urin yaitu kuning atau kuning tua.
3. Normal
bila bau urin yaitu bau asam – asam organic yang mudah menguap.
4. PH
urin normal 4,5 – 8,0
5. Pada
sedimen urin (mikroskopik) dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu :
a. Eritrosit
dimana normal bila tidak terdapat eritrosit (sel darah merah) dalam urin
b. Leukosit
dimana pada urin normal biasanya tidak ada tetapi kadang ditemukan 0 – 5/LPK.
6. Untuk
urin normal tidak terdapat glukosa dalam urin.
Dalam pemeriksaan urin ini dilakukan dengan dua cara
yaitu pemeriksaan fisika urin yang meliputi pemeriksaan berat jenis, warna,
bau, PH dan sedimen (mikroskopik) urin dan pemeriksaan zat organic meliputi
pemeriksaan glukosa urin.
Pemeriksaan Bobot Jenis Urin yang dilakukan pertama kali
yaitu menimbang piknometer kosong setelah itu pipet urin kedalam piknometer
hingga mencapai mulut piknometer dan ditimbang berat piknometer + urin (urin
sewaktu puasa) pada suhu kamar setelah itu dicatat masing – masing bobotnya dan
dilakukan hal yang sama pada urin sewaktu tidak puasa. Dimana perhitungan bobot
jenis urin yaitu sebagai berikut :
Bj Urin = Berat
piknometer dan urin – berat piknometer kosong
Volume urin
Dalam pemeriksaan warna dan bau urin, pertama kali urin
(urin sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic dan ditinjau dalam sikap
serong pada cahaya tembus serta dicium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut
setelah itu catatlah hasil pengamatan kemudian dilakukan hal ang sama pada urin
(urin sewaktu tidak puasa)
Dalam pemeriksaan PH urin, pertama kali urin (urin
sewaktu puasa) ditampung dalam pot plastic kemudian dilakukan pengujian dengan
menggunakan PH universal dan diamati PHnya dan dicatat setelah itu dlakukan hal
yang sama pada urin (urin sewaktu tidak puasa)
Dalam pemeriksaan sedimen urin, pertama kali urin (urin
sewaktu puasa) dipipet kedalam tabung sentrifuge kemudian disentrifuge selama
10 menit dengan kecepatan 3000 rpm dan hasil supernatannya dibuang sedanhkan
yang diambil endapannya yang diteteskan diatas objek gelas setelah itu diamati
di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 x dan digambar (eritrosit, leukosit dan
Kristal asam urat) serta dilakukan hal yang sama pada urin (urin sewaktu tidak
puasa)
Pemeriksaan glukosa urin, pertama kali dimasukkan 5ml
reagen benedict ke dalam tabung reraksi dan diteteskan 8 tetes urin setelah itu
dipanaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit dan diangkat dan kocok
perlahan – lahan setelah itu amati warnanya. Jika hasilnya negatif (-) maka akan menunjukkan larutan
tetap biru jernih atau sedikit ke hijau – hijauan agak kereuh tanpa endapan,
positif + (1+) menunjkkan hijau kekuning – kuningan keruh, positif ++ (2+)
menunjukkan kuning keruh, positif +++ (3+) menunjukkan jingga atau warna
lumpur. positif ++++ (4+) menunjukkan merah keruh.
Prinsip pemeriksaan glukosa urin adalah berdasarkan
reaksi reduksi dari urin yang mengindikasikan adanya glukosa (gula) dan
ditandai dengan terjadinya perubahan warna urin. Glukosa mereduksi ion kupri
dalam larutan alkalis menjadi ion kupro dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O
berwarna kuning hingga merah bata (reagen benedict dan fehling). Reagen
benedict lebih dipilih karena tidak direduksi oleh kreatinin dan asam urat.
Urin yang digunakan adalah urinsewaktu
dimana urin sewaktu ialah urin yang dikeluarkan padawaktu yangtidak ditentukan
dengan khusus
Hasil yang diperoleh dalam praktikum sebagai berikut :
-
urin sewaktu puasa memiliki
hasil yaitu dari warna menghasilkan warna kuning jernih, bau menghasilkan bau
amoniak, PH yang dimiliki yaitu 7. Bj yang dimiliki 0,99212 g/ml, eritrosit,
leukosit dan glukosa menghasilkan hasil negatif sedangkan terdapat kristal urat
dalam pemeriksaan urinnya.
-
urin sewaktu tidak puasa
memiliki hasil yaitu dari warna menghasilkan warna kuning, bau menghasilkan bau
amoniak, PH yang dimiliki yaitu 6, Bj yang dimiliki 0,99946 g/ml, eritrosit,
leukosit dan glukosa menghasilkan hasil negatif sedangkan terdapat kristal urat
dalam pemeriksaan urinnya.
Dari hasil yang diperoleh maka dapat diketahui
interpretasi data adalah sebagai berikut :
-
urin sewaktu puasa dari
hasil pengamatan interpretasi data yang dapat diketahui bahwa dilihat dari
hasil warna, bau, PH, eritrosit dan
leukosit merupakan hasil dari urin yang normal. Sedangkan dilihat dari hasil Bj
yang dimiliki 0,99212 g/ml maka dapat diketahui pasien menandakan diabetes
insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium
karena kurang dari berat jenis urin normal yaitu <1,005g/ml. Selain itu dari
hasil sedimen (mikroskopik) terdapat kristal urat yang menandakan penderita
memiliki penyakt asam urat.
-
urin sewaktu tidak puasa
dari hasil pengamatan interpretasi data yang dapat diketahui bahwa dilihat dari
hasil warna, bau, PH, eritrosit dan
leukosit merupakan hasil dari urin yang normal. Sedangkan dilihat dari hasil Bj
yang dimiliki 0,99946 g/ml maka dapat diketahui pasien menandakan diabetes
insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium
karena kurang dari berat jenis urin normal yaitu < 1,005g/ml.. Selain itu
dari hasil sedimen (mikroskopik) terdapat kristal urat yang menandakan
penderita memiliki penyakt asam urat.
N. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum maka diperoleh :
1. Urin
sewaktu
a. Warna
urin yaitu kuning jernih
b. Bau
urin yaitu amonia
c. Bj
urin yaitu 0,999 mg/ml
d. PH
urin yaitu 7 ( netral)
e. Glukosa
menghasilkan warna biru yaitu negatif tidak mengandung Diabetes Melitus
f. Tidak
terdapat eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.
2. Urin
Puasa
a. Warna
urin yaitu kuning bening
b. Bau
urin yaitu amonia
c. Bj
urin yaitu 0,99212 mg/ml
d. PH
urin yaitu 6
e. Glukosa
menghasilkan warna biru yaitu negatif tidak mengandung Diabetes Melitus
f. Tidak
terdapat eritrosit, leukosit dan kristal asam urat.
O.
Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Tuntunan
Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim Indondesia : Makassar.
Guyton. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit
Buku Kedokteran : Jakarta.
Joyce. 1997. Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.
Shargel, Leon, 2002. Biofarmasetika
dan Farmakokinetika Terapan. Airlangga University Press : Surabaya
Sherwood. 2001. Anatomi
dan Fisiologi Manusia Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar