Entri Populer

Sabtu, 12 Oktober 2013

laporan isolasi dan inokulasi bakteri



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
 Didalam kehidupan kita sehari hari kita tidak pernah terlepas dari berbagai macam organisme, seperti bakteri, kapang, khamir maupun mikroorganisme lain.
Didalam bidang ilmu mikrobiologi untuk dapat menelaah bvakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam sebuah biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain.
Untuk dapat memprmudah dalam mempelajari jenis dan sifat dari mikroorganisme tersebut , ada dua cara yang bisa kita lakukan yaitu isolasi dan inokulasi. Inokulasi adalah memindahkan suatu mikroorganisme dari satu tempat ke tempat yang lainnya sedangkan isolasi adalah  cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan untuk mendapatkan bakteri yang yang sudah tidak bercampur dengan bakteri lain.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperlihatkan adanya aneka ragam mikroorganisme pada berbagai bahan di lingkungan sekitar kita dan juga untuk menunjukkan pentingnya bekerja dengan peralatan steril dalam pekerjaan mikrobiologi. 
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara mengisolasi dan melihat mikroorganisme disekitar kita, serta bagaimana cara menginokulasi mikroorganisme yang murni dan melihat morfologinya?
C. Maksud Praktikum
Untuk menumbuhkan mikroba dalam suatu medium dengan metode isolasi dan inokulasi mikrooganisme.
D. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.    Mengetahui teknik inokulasi bakteri Staphylococus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Streptococus mutans, dan E. coli pada medium agar tegak, agar miring,  dan medium cair.
2.    Mengetahui teknik isolasi mikroba dari lingkungan sekitar dengan metode gores, substrat cair dengan metode tuang dan substrat padat dengan metode sebar, dengan menggunakan medium tertentu.
3.    Mengamati pertumbuhan dan bentuk pertumbuhan mikroba dari masing-masing medium setelah diinkubasikan.


E. Manfaat Praktikum
Manfaat dari percobaan ini agar mahasiswa dapat mengetahui teknik isolasi dan inokulasi pada mikroorganisme.


F. Kerangka fikir
Sampel
Bakteri                                                   Produk/lingkungan
                                                                 
    Sampel
Inokulasi                                                        Isolasi
               Miring       tegak        Cair                     Tuang   Sebar    Tabur    Gires


Bentuk koloni, Struktur dalam, Sudut Elepasi, Tepi


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Teori Umum
Identifikasi mikroorganisme adalah salah satu tugas yang lazim dilakukan laboratorium mikroorganisme. Di loboratorium diagnostik penyakit, Isolasi dan perincian mikroba yang berasal dari penderita penyakit harus dilaksanakan dilaksanakan dengan cepat dan tepat sehingga pengobatan  dapat diberikan sedini mungkin. Perincian mikroorganisme yag di isolasi dari makanan atau makanan yang terlibat dalam pencemaran makanan harus dilakukan secepat mungkin agar wadah keracunan akibat makanan atau minuman yang tercemar dapat dihentikan (Bibiana, 2002).
Beberapa  mikroorganisme  merupakan mikroorganisme yang dapat  tumbuh dimana-mana  sehingga secara umum dapat dibagi menjadi beberapa spesies. Dalam proses pemisahan harus dilakukan dengan tepat dan penuh ketelitian. Setelah suatu medium telah  berisi mikroba maka kegiatan  identifikasi telah boleh dilakukan (Waluyo, 2008).
Kebutuhan bakteri pada umumnya adalah sebagai berikut (Irianto, 2006) :
1.    Sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yng membutuhkan energi dalam pertumbuhan an restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan, gerak, dan sebagainya.
2.    Sumber korban
3.    Sumber nitrogen, sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat. 
4.    Sumber gamar-garam anorganik, khususnya fosfat dan sulfat sebagai anion, dan patosium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kaion.
5.    Bakteri-bakteri tertentu membutuhkan faktor-faktor tumbuh tambahan, disebut juga vitamin bakteri,  dalam jumlah sedikit untuk sintesis metabolik esensial.
Pertumbuhan pada bekteri didefenisikan sebagai pertumbuhan berat sel. Karena berat sel relatif sama pada setiap siklus sel, maka pertumbuhan dapat didefenisikan sebagai pertambahan jumlah sel. Terdapat berbagai metode dalam mengukur pertumbuhan sel bakteri. Pertumbuhan sel bakteri terdiri atas  2 cara, yaitu pertumbuhan langsung dan tidak langsung (Purwoko, 2007).
Beberapa prosedur dan tipe-tipe peralatan digunakan dalam laboratorium untuk melakukan proses isolasi, penanaman dan perkembang biakan pada mikroorganisme, mengingat bahwa  kultur murni mikroba memerlukan kemampuan khusus secara biologis dan pengamatan pada aktivitas kimia mikroba maka prosedur-prosedur yang telah ada dirancang  untuk menghasilkan biakan murni dan bukannya biakan yang telah terpapar oleh kontaminasi mikroba lain (Waluyo, 2008).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan  bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta  mencegah pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri  haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran dari luar terutama berasal dari udara yang  mengandung banyak mikroorganisme (Pelczar, 2007).
Mikroorganisme mepelajari tentang makhluk hidup yang kecil yaitu semua makhluk yang tidak dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Makhluk hidup yang kecil tersebut dapat berupa hewan atau tumbuhan. karena didalam alam sesuai dengan konsep biologi pada awalnya hanya dikenal dua kelompok besar makhluk hidup yaitu golongan tumbuh-tumbuhan dan golongan hewan dan dikenal bidang botani yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan (Plantae) dan zoologi yang mempelajari tentang hewan (Animalia). Perbedaan dari kedua golongan tersebut dapat dilihat dengan jelas terutama pada hewan tingkat tinggi, tetapi untuk makhluk yang kecil seperti mikroorganisme perbedaan tersebut sangat sulit. Hal tersebut disebabkan karena adanya beberapa sifat dari mikroorganisme yng sama atau berbeda sama sekali dengn sifat tumbuhan dan hewan tersebut diatas tadi (Djide, 2003).
Setelah diperoleh biakan murni dapat dilakukan serangkaian uji untuk memperoleh ciri morfologi dan biokimiadari isolasi. Setelah uji dilakukan harus munggunakan kontrol untuk mengetahui apakah media serta reagens yang digunakan memenuhi persyaratan. Selain itu kontrol digunakan untuk melihat bahwa tehnik yang digunakan benardan tepat. Untuk melihat bahwa media yang digunakan bekerja dengan baik dapat digunakan biakan mikroba yang memberikan hasil positif dan negatif (Bibiana, 2002).
Untuk menegakkan diognosis bakteriologi sebaiknya bakteri berada dalam keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia,morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi dan kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri. Pada umumya biakan murni dapat diperoleh dengan cara-cara berikut (Irianto, 2006) :
1. Cara penggarisan
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan denga baik cara ini adalah yang paling praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode penyariun yang berbeda-beda, tapi tujuannya adalah sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada mermukaan lempeng medium pmbiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis terakhir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh. Sebelum dilakukan penanaman  harus diperhatikan agar permukaan lempeng medium pembiakan itu kering, bila masih dapat tetes embun perlu dikeringkan dahulu dengan cara menyandarkan pinggang petri terbalik pada tepi tutupnya.  
2. Cara tuang
Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan perkiran jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu, kemih atu biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri hidup dalam jumlah bakteri hidup dalam tiap mililiter cairan yang diperiksa.
Bila telah diperoleh koloni-koloni yang terpisah dapat dibuat biakan murni dengan cara memindahkan koloni itu kedalam medium pembiakan miring (slant) untuk diperbanyak atau disimpan untuk keperluan lain.
3. Cara menanam dalam medium pembiakan miring
Dalam hal medium pembiakan miring digunakan untuk mempelajari salah satu sifat pertumbuhan, maka penanaman tidak  digariskan bolak balik, tetapi penanaman dilakukan dengan menarik garis dari tabung lurus ke atas.


4. Cara pemeriksaan pertumbuhan bakteri
Cara pemeriksaan tumbuhan bakteri dlam medium pembiakan adalh sebagai berikut (Irianto, 2006) :
a. Medium pembiakan cair
b. Medium pembiakan padat
Pada semua medium pembiakan padat umumnya baik yang berbentuk lempeng maupun miring perlu diperhatikan (Irianto, 2006) :
a.    Bentuk koloni
b.    Ukuran Koloni
c.    Rupa koloni
d.    Permukan Koloni
e.    Tepi Koloni
f.     struktur bagian tengah
g.    Warna Koloni (Kromogenesis)
h.    Bau Koloni
i.      Kepadatan koloni
Medium pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhan yang mengandung zat-zat yang umum diperlikan oleh sebagian besar mikroorganisme yang dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat medium pembiakan lain. Medium ini dibuat dari 3 g ekstrak dagimg, 5 g pepton dan 1000 ml air, dinamakan juga bulyon nutrisi. Dengan penambahan 15 g agar-agar diperoleh apa yang dinamakan agar natrium atau bulyon agar (Irianto, 2006).
Mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan murni atau populasi campuran. Bila biakan yang akan didefenesikan ini tercemar, perlu dilakukan pemurnian terlebih dahulu. Lazimnya, pemurnian dilakukan dengan cara menggores suspensi mikroba yang akan diisolasi pada agar lempengan. setelah diperoleh koloni terpisah, dibuat pewarnaan garam dari beberapa koloni untuk melihat kemurnia biakan (Bibiana, 2002).
B.  Uraian Bahan
1. . Agar (Ditjen POM, 1995)
   Nama resmi                 :    Agar.
    Nama lain                    :   Agar-agar.
  Pemerian                  :      Tidak berbau atau bau lemah, berasa   musilago pada lidah
   Penyimpanan            :   Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                  :   Sebagai bahan pemadat medium           
2.   Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                :   Aqua Destillata.
Nama lain                   :   Air suling/aquades.
RM/BM                        :   H2O/18,02.
Pemerian                    :   Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan            :   Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                  :   Sebagai pelarut.
3     Alkohol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                    : Aetanolum
Nama lain                       : Etanol
Rumus molekul            : C2H5OH
Pemerian                        : Cairan tak berwarna, jernih, mudah    menguap, dan mudah bergerak , bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dan memberikan warna biru tanpa   asap.
Kelarutan                       :  sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform  P, dalam eter P.
Penyimpanan               : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari     cahaya,  ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan                     : Sebagai antiseptik.
4. Ekstrak beef (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi             : Ekstrak daging sapi
Sinonim                   : Ekstrak beef
Pemerian                 : Kaldu daging sapi konsentrasi diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa membentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Penyimpanan         : Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.
Kegunaan               : Sebagai protein

5. Pepton (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                 : Pepton
Sinonim                       : Pepton kering
Pemerian                     : Serbuk kuning kemerahan sampai coklat, bau khas, tidak busuk
Kelarutan                    : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam, praktis tidak larut dalam etanol (95 %) P dan dalam eter P.
Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                   : Sebagai protein
C. Uraian Sampel
1.    Oreo
a.      Komposisi        : Gula, tepung terigu, minyak nabati (mengandung antioksidan TBHQ), bubuk/serbuk coklat, sirup fruktosa, pati jagung, garam, pengenbang (ammonium dan natrium bikarbonat), pengemulsi (lesitin kedelai), perisa vanili.
b.      No. reg              : BPOM RI MD 227110050360 (137 gram)
c.      Produkasi         : PT. Kraf Indonesia Bekasi, 17530, Indonesia

2.    Susu Ultra
a.      Komposisi           :Susu sapi segar, sukrosa, bubuk coklat, pemantap nabati, perisa coklat
b.      No. reg                 : BPOM RI MD 405710197022 (200 ml)
c.      Produksi              : PT. Ultra Jaya Milk Industry, TBK
PO Box 1230, Bandung 400R, Indonesia.
3.    Mizone
a.      Komposisi           : Air aqua, fruktosa, gula, base mizane, perisa inspiring lycheo lemon, pengatur keasaman (asam sitrat), natrium klorida, kalsium laktat, magnesium sulfat, pengawet kalium sorbet, pengawet natrium benzoate, pemanis buatan (asesulfam. K (30 mg/saji), sukralosa (2 mg/saji), pectin, sekuestran, vitamin B, vitamin B3, vitamin B6, Vitamin B12, vitamin C
b.    Netto                : 500 ml
c.    Produksi          : PT. Tirta Investama, Pandaan
4.    Biskuat energy
a.    Komposisi       : Tepung terigu, gula, minyak nabati (mengandung antioksidan TBHQ), chip coklat, susu bubuk, sirup glukosa, vitamin dan mineral, garam, pati jagung, pengembang (natrium asam pirofosfat, natrium bikarbonat dan ammonium bikarbonat), pengemulsi (lesitin kedelai), perisa (pisang, coklat, susu, vanilla), bubuk pisang, pewarna (beta karoten Cl 75130)
b.    Netto                : 27 gram
c.    Produksi          : PT. Kraft Foods Company Indonesia
5.    Marjan
a.    Komposisi       : gula pasir, air, sari cocopandan, perisa,pengatur keasaman, pewarna


D.  Uraian Mikroba

1.    Streptococcus mutans  
a.    Klasifikasi (Garrity, 2004)
Domain          : Monera
Divisio           
            : Firmicutes
Class
            : Bacilli
Order
            : Lactobacilalles
Family
           : Streptococcaceae
Genus
           : Streptococcus
Species
         : Streptococcus mutans
b.    Morfologi (Buchanan, 1974)
Streptococcus mutans adalah salah satu jenis dari bakteri yang mendapat perhatian khusus, karena kemampuannya dalam proses pembentukan plak dan karies gigi (Joklik et al., 1980; Nolte, 1982). Bakteri ini pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada tahun 1924 yang memiliki kecenderungan berbentuk coccus dengan formasi rantai panjang apabila ditanam pada medium yang diperkaya seperti pada Brain Heart Infusion (BHI) Broth sebagaimana pada gambar 2.3, sedangkan bila ditanam di media agar memperlihatkan rantai pendek dengan bentuk sel tidak beraturan.
2.    Pseudomonas aeruginosa
a.    Klasifikasi (Garitty, 2004)
Kerajaan                   :Bacteria
Filum:
                                    Proteobacteria
Kelas
                         :GammaProteobacteria
Ordo
                           :Pseudomonadales
Famili
                         :Pseudomonadaceae
Genus
                       :Pseudomonas
Tipe spesies
            :Pseudomonas aeruginosa
b.    Morfologi (Holt JG, 2000)
Bentuk batang bulat 0,5-1,5 menit mikron, ciri-ciri pertumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok mengembang sampai tak beraturan.
3.    Staphyllococcus aureus
a.    Klasifikasi (Garrity ; 2004)
Domain Bacteria    : Procaryotae
Divisi                                    : Schyzophyta
Kelas                        : Schycomycetes
Bangsa                    : Eubacteriales
Suku                                    : Micrococaceae
Marga                       : Staphyllococcus
  Jenis                        : Staphylococcus aureus
b.    Morfologi (Buchanan, 1974)
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisinya, agak rata karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Pada sediaan langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri, berpasangan menggerombol dan bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek. Susunan gerombol yang tidakk teratur biasanya ditemukan pada sediaan yang dibuat dari pembenihan padat, sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek. Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan positif gram. Hanya kadang-kadang yang gram negative dapat ditemukan pada  bagian tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah difagositopsis dan pada biakan tua yang hampir mati.
Uraian jamur
a.    Candida albicans
Klasifikasi:
Kingdom     : Eukariotik
Divisio         : Mycota
Class           : Denteromycetes
Ordo            : Pseudosaccharomycetales
Family         : Candida
Spesies       : Candida albicans
Morfologi:
Pada sediaan mikroskopik eksudat, candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram positif, ukurannya 2-3 x 4-6 m dan sel -sel bertunas. Gram positif yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Pada agar Saboraud yang dieramkan pada suhu kamar, terbentuk koloni-koloni lunak yang berwarna krem yang mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri dari sel-sel yang bertunas yang lonjong. Ini terdiri dari pseudohifa yang membentuk blastospora pada nodus-nodus dan kadang-kadang khlamidospora dan ujung-ujungnya. Dapat meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa daan tidak bereaksi dengan laktosa.
b.    S. Cerrevisae
Klasifikasi:
Kingdom   : Fungi
Divisio                   : Ascomycota
Class                     : Hemiascomycetes
Ordo                       : Saccharomycetales
Family                    : Saccharomyces
Spesies                 :  Saccharomyces  cerevisiae
Morfologi:
merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm3.
S.Cerevisiae memiliki dinding sel yang mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding selnya ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%), serta lapisan luar adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat yang tersusun dari manan yang terfosforilasi3.
accahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis6.



c.    Rhizopus sp
Klasifikasi:
Kingdom   : Fungi
Divisio       : Zygomycota
Class          : Zygomycetes
Ordo          : Mucorales
Familia       : Mucoraceae
Genus         : Rhizopus
Spesies       : Rhizopus oryzae
Morfologi:
Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak, spora-spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi miselium baru (Saktiyono, 2008). kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif.

















BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat yang digunakan

Pada percobaan Isolasi dan Inokulasi alat yang digunakan yaitu; Botol coklat, Cawan petri, Inkubator, Lampu spiritus, Ose bulat dan ose lurus, Lumpang dan alu, Tabung reaksi, Rak tabung, Hand sprayer, Spoit, Labu Erlenmeyer, Autoklaf, Spatel, dan Oven.

B. Bahan yang digunakan

Air sungai pampang, Air sisa cucian piring, air laut pantai losari, air sumur,  Biakan bakteri E. coli , Biakan bakteri Pseudomonas aeruginosa , Biakan bakteri Staphylococus aureus, Biakan bakteri Steptococus mutans, biskuat energi, ketombe, Kotoran gigi, kotoran ketiak, kotoran telinga, kertas label, marjan, Medium NA (Nutrien Agar), Medium NB (Nutrien Broth),  Medium TEA (Tauge Ekstrak Agar), oreo, susu ultra, tanah kuburan cina, tanah rumah sakit wahidin, teh botol sosro.

C. Cara Kerja

1.    Penanaman (Inokulasi) Mikroba Uji
a.    Medium NA   tegak
1.    Disiapkan medium NA tegak dengan mengambil sebanyak 5-10 ml menggunakan spoit.
2.    Dimasukkan ke dalam tabung rekasi dan dibiarkan membeku dalam posisi tegak.
3.    Ose lurus dipijarkan di atas nyala lampu bunsen, ose lurus yang telah disterilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi Staphylococus aureus kemudian ditusukkan pada NA tegak dengan cara ose lurus diusahakan tegak dan lurus dan dilakukan dekat dengan nyala api bunsen dan ditutup kapas. Ose dipijarkan kembali.
4.    Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37  0C.
b.    Medium NA miring.
1.    Disiapkan medium NA dengan cara mengambil NA sebanyak 5-7 ml menggunakan spoit
2.    Dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diatur kemiringannya agar NA miring dapat terbentuk dengan baik.
3.    Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus, kemudian ose dimasukkan kedalam tabung yang berisi biakan Staphylocous aureus dan ditusukkan kedalam NA miring, lalu ose disterilkan.
4.    Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi selama 1x 24 jam pada suhu 37oC.
c.    Medium cair
1.    Diambil 10 ml NB menggunakan spoit steril yang telah disiapkan kedalam tabung reaksi yang sebelumnya pada mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer telah dipijarkan sebentar.
2.    Tabung  reaksi  dibiarkan  berdiri  tegak, dan  ose  yang telah disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi Staphylococus aureus kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair.
3.    Tabung reaksi diinkubasi dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.
2.    Isolasi Mikroba 
a.    Cara Sebar (Spread Method)
1. Diambil sedikit sampel (Susu ultra) disebar merata diatas permukaan medium dalam cawan petri
2.    Diambil medium TEA sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam cawan petri yang telah berisi sampel kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. Sebelumnya mulut labu Erlenmeyer telah dipijarkan sebentar, atau penuangan dilakukan secara aseptis.
3.    Diinkubasi selama 1 x  24 jam dalam inkubator.
b.    Cara Tuang (Pour Plate Method)
1.    Dituangkan sampel (air cucian piring) sebanyak 1 ml kedalam cawan petri steril.
2.    Kemudian dituangkan medium TEA kedalam cawan petri tersebut dengan cara aseptik (dipijarkan sebentar mulut labu erlenmeyer).
3.    Diratakan   permukaan  medium   dengan   cara   menggoyang-goyangkan dengan putaran yang sama/ seimbang
4.    Medium dibiarkan membeku .
5.    Diinkubasikan selama 1 x 24 jam
c.    Cara Gores
1.    Dituang medium TEA ke dalam cawan petri steril sebanyak 1 ml kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar.
2.    Setelah medium membeku, sampel (kotoran gigi) dilarutkan dengan air steril, digoreskan  pada medium.
3.    Medium diinkubasikan selama 1 x 24 jam.


d.    Cara Tabur
1.    Dituang medium TEA ke dalam cawan petri steril sebanyak 1 ml kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar.
2.    Setelah medium membeku, sampel (oreo) ditabur dengan spatel  di  atas medium dengan menggunakan ose bulat
3.    Medium diinkubasikan selama 1 x 24 jam.






BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1.     Tabel Pengamatan
a.    Inokulasi
kel
Mikroorganisme
Metode
Bentuk koloni
1
Pseudomona aeruginosa
agar tegak
filiform
agar miring
achinulate
cair
sediment
2
Staphylococus aureus
agar tegak
papiliate
agar miring
spreading
cair
sediment
3
Streptococus mutans
agar tegak
villose
agar miring
spreading
cair
sedimen aerob
4
E. coli
agar tegak
papiliate
agar miring
spreading
cair
sedimen



b.    Isolasi
Kel
Sampel
bentuk
elevasi
Tepi
Struktur
metode
koloni
kimia
1
Marjan




sebar
kanal pampang
irreguler
raised
Lobate
irreguler
tuang
kotoran ketiak




gores
tanah rs. Wahidin
circular
flat
Entire

tabur
2
susu ultra
irreguler
umbonate
undulate

sebar
air cuci piring
circular
convex
Entire

tuang
oreo
irreguler
raised
Entire

tabur
kotoran gigi
berenag
berbukit
Siliat

gores
3
biakuat
irreguler
umbonate
Lobate

tabur
air pantai oosari
irreguler
convex
undulate

tuang
4
tanah kuburan cina
reguller
flat
undulate

tabur
teh botol sosro
circular
umbonate
Entire

sebar
air sumur
circular
convex
Entire

tuang
ketombe




gores



B.   PEMBAHASAN
Dalam kehidupan kita sehari-hari selalu kita berhubungan dengan berbagai macam mikroorganisme, baik  bakteri, kapang maupun khamir. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus diisolasi dari lingkungan dan dipelihara pada medium yang sesuai untuk pertumbuhannya.
Adapun lingkungan di sekeliling kita mengandung beraneka ragam mikroorganisme dalam jumlah yang berbeda-beda. Keadaan lingkungan menentukan jumlah dan jenis mikroorganisme yang dominan di lingkungan tersebut.
Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara-cara penanaman dan isolasi mikroorganisme yang ada dilingkungan sekitar kita.
Sedangkan  manfaat dilakukannya percobaan ini ialah kita dapat mengetahui bentuk-bentuk koloni dan struktur dalam dari mikroorganisme yang telah diisolasi dalam medium, dan yang telah diinakulasi dalam inkubator.
Untuk Percobaan penanaman mikroorgenisme digunakan mikroorganisme Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans karena mikroorganisme inilah yang bersifat patogen secara umum ditemukan dalam masyarakat, dengan menggunakan medium NA dan PDA karena merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba tersebut.
Adapun penjelasan tentang isolasi yaitu salah satu cara atau metode untuk memisahkan mikrooraganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur murni.
Untuk mikroba uji Psedeumonas aeruginosa digunakan medium NA, dimana bentuk koloninya  pada agar tegak berbentuk papilliate dan pada agar miring bentuknya spreeding sedangkan untuk agar cair bentuknya sediment. Staphylococcus aureus bentuk koloni pada agar tegak berbentuk filiform, pada agar miring bentuknya achinulate sedangkan pada agar cair bentuknya sediment. Streptococcus mutans bentuk koloninya pada agar tegak berbentuk villose, pada agar miring bentuknya spreeding sedangkan pada agar cair berbentuk sediment. Eschericia coli bentuk koloninya pada agar tegak berbentuk papilliate, pada agar miring berbentuk spreeding sedangkan pada agar cair berbentuk sediment.
Sedangkan pengamatan yang diperoleh untuk isolasi mikroba, untuk metode tuang digunakan beberapa sampel diantaranya yaitu : Air laut pantai losari mempunyai bentuk koloni irregular, elevasinya berbentuk convex, tepinya berbentuk undulate dan struktur dalam berbentuk.
Untuk metede gores digunakan sampel Kotoran telinga memiliki bentuk koloni, elevasinya berbentuk, bentuk tepinya dan struktur dalam.
Untuk metede sebar digunakan sampel minuman mizone memiliki bentuk koloni, elevasinya berbentuk, bentuk tepinya dan struktur dalam.
Untuk metode Tabur digunakan sampel biskuat memiliki bentuk koloni irregular, elevasinya berbentuk umbonate, bentuk tepinya lobate dan struktur dalam.
Pada saat menginkubasi  cawan petri yang berisi medium dan sampel diletakan dengan posisi terbalik agar uap-uap air  yang berada pada penutup cawan petri tdak jatuh ke dalam sampel yang dapat merusak petumbuhan dan hasil pengamatan.
Percobaan ini dilakukan secara aseptik dengan harapan agar pada saat pengerjaan tidak banyak terkontaminasi. Dari hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa disekitar kita terdapat banyak mikroorganisme.







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan :
1.    Penanaman (Inokulasi)
A.   Bakteri Staphylococus aureus
1.    Untuk medium agar tegak,  bentuk koloninya  filiform.
2.  Untuk medium agar miring, bentuk koloninya achinulate.
3.  Untuk medium cair, bentuk koloninya sedimen
B.   Bakteri Pseudomona aeruginosa
1.    Untuk medium agar tegak,  bentuk koloninya  papiliate.
2.    Untuk medium agar miring, bentuk koloninya spreading.
3.    Untuk medium cair, bentuk koloninya sedimen
C.   Bakteri  Streptococus mutans
1.    Untuk medium agar tegak,  bentuk koloninya  villose.
2.    Untuk medium agar miring, bentuk koloninya spreading.
3.    Untuk medium cair, bentuk koloninya sedimen aerob
D.   Bakteri E. coli
1.    Untuk medium agar tegak,  bentuk koloninya  papiliate.
2.    Untuk medium agar miring, bentuk koloninya spreading.
3.    Untuk medium cair, bentuk koloninya sedimen
2.    Isolasi
a.    Susu ultra bentuk koloninya irreguler, elevasinya umbonate, tepinya undulate, dan metode yang digunakan yaitu sebar
b.    Air cucain piring bentuk koloninya circular, elevasinya convex, tepinya entire, dan metode yang digunakan yaitu tuang
c.    Oreo bentuk koloninya irreguler, elevasinya raised, tepinya entire, dan metode yang digunakan yaitu tabur
d.    Kotoran gigi bentuk koloninya berenang-renang, elevasinya berbukit-bukit, tepinya siliat, dan metode yang digunakan yaitu tuang
DAFTAR PUSTAKA
Bibiana, 2002. Analisis Mikroba, Laboratorium mikrobiologi  Jurusan farmasi. Makassar.

Buchanan dan E. Gibbons.,1974,“Determinative Bacteriology”,The Williams and Wilkins Company

Ditjen POM.  1979. Farmskope Indonesia III. Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia. Jakarta.

Ditjen POM.  1995. Farmskope Indonesia IV. Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia. Jakarta.

Djide. 2005. Penuntun praktikum Instrumen Mikrobiologi Farmasi dasar, Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar.

Garrity. 2004. Taxonomi Outline Of The Prokaryotes. Spinger New York.

Irianto Koes, 2006. Menguak Dunia Mikroorganisme jilid II. PT. Yrama Widya. Bandung.

Plezar.2001.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta
Purwoko, Tjahjadi. 2007. Fisiologi mikroba. Bumi Aksara. Solo.

Waluyo, 2000. Kimia Analisis SMF. Depkes RI. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar