A. Maksud Praktikum
Adapun
maksud dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui dan memahami cara pemeriksaan albumin dalam serum.
B. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisis nilai normal dari albumin
dalam serum dan menginterpretasikan secara klinis.
C. Prinsip
Praktikum
Adapun prinsip dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui adanya bromkresol hijau dalam suasana sedikut asam , terjadi
perubahan warna akibat indicator dari kuning – hijau ke biru – hijau .
D. Deskripsi
Data Klinis
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis di hati dan
berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Hal ini karena albumin merupakan protein dengan
berat molekul besar yang tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau dinding
kapiler sehingga dapat membantu mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem
vascular (Sutedjo, 2007).
Serum globulin adalah
istilah umum yang digunakan untuk protein yang tidak larut, baik di dalam air maupun di dalam
larutan garam konsentrasi tinggi, tetapi larut dalam larutan garam konsentrasi
sedang (http//:Wikipedia.com).
Kadar albumin digunakan
sebagai indikator perubahan biokimia yang berhubungan dengan simpanan protein
tubuh dan berkaitan dengan perubahan status gizi, walaupun tidak terlalu
sensitif. Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang
rendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal.
Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah.
Penurunan kadar albumin dalam darah akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar
hemoglobin, karena protein merupakan salah salah unsur yang penting diperlukan
dalam sintesis hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar
albumin dalam tubuh rendah, maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat
mengakibatkan penurunan kadar
hemoglobin dalam darah (Sutedjo, 2007).
Plasma
darah adalah cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma
terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organic dan anorganik
(Sloane, 2003) .
E. Nilai Rujukan Data Klinis
Nilai rujukan
- Dewasa : 3,5 – 5,0 g/dL
- Bayi
baru lahir : 2,9 – 5,4 g/dL
- Bayi : 4,4 – 5,4 g/dL
- Anak
- anak : 4,0 – 5,8 g/dL
F.
Interpretasi
Data Klinis
Penurunan albumin
mengakibatkan keluarnya cairan vaskular menuju ke jaringan sehingga terjadi
odema. Penyakit/kondisi yang sering menyebabkan hipoalbuminemia (penurunan
albumin dalam darah) adalah: (Sutedjo, 2007).
a. Berkurangnya sintesis
albumin: malnutrisi, sindrom malabsorpsi, radang, penyakit hati menahun, dan kelainan genetik.
b. Peningkatan akskresi
(kehilangan): nefrotik sindrom, luka bakar yang luas, dan penyakit usus.
c. Katabolisme
meningkat: luka bakar yang luas, sirosis hati, kehamilan, dan gagal jantung .
G. Obat – Obat dan Makanan Yang Berpengaruh
Beberapa jenis
makanan yang mengadung protein seperti susu, yogurt, keju, kacang ± kacangan
dibatasi dalamkonsumsinya untuk pasien dialysis karena mengandung kadar kalium
dan phospat yang tinggi (www.scribd.com ) .
H. Fisiologi
Albumin pada umumnya dibentuk
di hati. Hati menghasilkan sekitar 12 gram albumin per hari yang merupakan
sekitar 25% dari total sintesis protein hepatic dan separuh dari seluruh
protein yang diekskresikan organ tersebut. Albumin pada mulanya disintesis
sebagai preprotein. Peptida sinyalnya dilepaskan ketika preprotein melintas
kedalam sinterna reticulum endoplasma kasar, dan heksa peptide pada ujung
terminal-amino yang dihasilkan itu kemudian dipecah lebih lanjut disepanjang
lintasan skreotik. Albumin dapat ditemukan dalam putih telur dan darah manusia (www.sweetspearls.com ).
I. Patofisiologi
- Malnutrisi
Malnutrisi adalah
suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet
yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi
yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi atau kehilangan
besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya mencakup kelebihan gizi
(overnutrion) yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang berlebihan atau
masuknya nutrien spesifik secara berlebihan.
- Sirosis
adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan
parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini
memengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati
menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya.
b. Peningkatan
kadar
- Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena
pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan
kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Dehidarasi terjadi karena :
-
kekurangan
air;
-
kekurangan
natrium dan air.
Diare
(atau dalam bahasa kasar disebut menceret)
(BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit
di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar
yang terus-menerus dan tinja
atau feses yang masih memiliki kandungan air
berlebihan. Di Dunia ke-3,
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh
lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
J. Pengambilan Spesimen
1. Penyiapan
Serum
Dimasukkan darah ke dalam
tabung sentrifuge kemudian disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000
rpm,diambil serum darah dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Pengukur
absorban blanko
Dipipet
10 µL aquadest ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 µL reagen Albumin,
diinkubasi pada suhu 25OC selama 15 menit dan diukur absorban pada
spektrofotometer.
3. Pengukur
absorban standar
Dipipet
10 µL larutan standar ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 µL reagen
Albumin, diinkubasi pada suhu 25OC selama 10 menit dan diukur
absorban pada spektrofotometer.
4. Pengukur
absorban sampel
Dipipet
10 µL aquadest ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 µL reagen Albumin,
diinkubasi pada suhu 25OC selama 10 menit dan diukur absorban pada
spektrofotometer.
K.
Metode pengujian
Pengujian
secara fotometer menggunakan bromkresol hijau
L.
Perhitungan nilai data klinis
a.
Perhitungan Kadar Albumin
Konsentrasi Standar : 5 g/dL
Absorban Standar :
0,896
Absorban Sampel
Protein Total = x Konsentrasi Standar
Absorban Standar
Klp I
Absorban Sampel :
0,827
0,827
= x
5 g/dL
0,896
= 4,614 g/dL
Klp II
Absorban Sampel :
1,155
1,155
= x 5 g/dL
0,896
= 6,445g/dL
Klp III
Absorban
Sampel :
1,143
1,143
= x 5 g/dL
0,896
=
6,3783 g/dL
Klp
IV
Absorban
Sampel :
0,991
0,991
= x
5 g/dL
0,896
= 5,530 g/dL
M. Pembahasan
Dalam
mendiagnosis penyakit pada suatu pasien harus dilakukan pengujian pada spesimen
pasien. Spesimen dapat berupa darah, feses, maupun urin. Salah satu contohnya
yaitu pengukuran spesimen darah.
Darah
adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung
elektroloi dan merupakan suatu medium pertukaran antara sel yang terfiksasi
dalam tubuh dan lingkungan luar.
Albumin
merupakan protein dalam plasma manusia yang larut dalam air dan mengendap dalam
pemanasan serta protein yang tertinggi konsentrasinya dalam plasma darah.
Pada
percobaan kali ini dilakukan percobaan
untuk mengukur kadar albumin dalam tubuh
probandus. Cara Kerjanya yaitu pertama disiapkan dulu serumnya dengan cara disiapkan
alat dan bahan kemudian dimasukkan darah
ke dalam tabung sentrifuge lalu disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan
6000 rpm, diiambil serum darah lalu dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dan dilakukan Kedua dilakukan pengukuran absorban blanko,
pertama disiapkan alat dan bahan, lalu dipipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet lalu
ditambahkan 1000 µL reagen Albumin lalu diinkubasi pada suhu 25o selama
20 menit diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
Yang ketiga dilakukan pengukuran absorban standar, pertama disiapkan alat dan
bahan lalu dipipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet kmudian ditambahkan
1000 µL reagen Albumin, diinkubasi pada suhu 25o selama 20 menit
lalu diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm .
Yang terakhir dilakukan pengukuran absorban sampel, pertama disiapkan alat dan
bahan lalu dipipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet ditambahkan 1000 µL reagen Albumin
lalu diinkubasi pada suhu 25o selama 20 menit lalu diukur absorban
pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
Dari
percobaan diatas dapat diambil hasil bahwa, untuk kadar trigliserida dari
probandus kelompok I diperoleh hasil 4,614
g/dL, untuk kelompok II 6,445 g/dL,kelompok III 6,3783 g/dL, sedangkan untuk
kelompok IV 5,530 g/dL. Berdasarkan literatur kadar trigliserida dari ke empat
probandus, probandus dari kelompok I kadar albuminnya masih dalam keadaan
normal sedangkan untuk probandus dari kelompok II, III, dan IV kadar albuminnya
diluar batas normal.
Jadi
berdasarkan uji yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa probandus dari kelompok I
kadar albuminnya masih normal. Sedangkan untuk probandus dari kelompok II, III,
dan IV kadar albuminnya dalam batas tidak normal. Adapun faktor kesalahan yang
dapat terjadi yaitu mungkin dalam pengerjaan sampel kurang hati – hati ataupun
kondisi probandus sebelum diambil spesimen darahnya.
N. Kesimpulan
Dari
percobaan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu kelompok I diperoleh hasil 4,614 g/dL, untuk kelompok II 6,445 g/dL,kelompok
III 6,3783 g/dL, sedangkan untuk kelompok IV 5,530 g/dL. Dapat diambil hasil
probandus dari kelompok I kadar albuminnya masih dalam keadaan normal sedangkan
untuk probandus dari kelompok II, III, dan IV kadar albuminnya diluar batas
normal.
O. Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Tuntunan
Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim Indondesia : Makassar.
Sutedjo, SKM. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Amara Books :
Yogyakarta.
Sloane, E.
2004. Anatomi dan Fisiologi untuk
Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
http//:Wikipedia.com/diakses pada tanggal 1 juli 2012 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar