Entri Populer

Senin, 14 Oktober 2013

laporan fermentasi

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Mikroorganisme tidak hanya bersifat sebagai parasit yang merugikan, ataupun pengurai. Tapi mikroorganisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil makanan dengan merombak bahan mentah dan mengubah bahan mentah ini menjadi suatu produk baru, sehingga mikroorganisme dapat dimanfaatkan dalam dunia industry untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat. Mikrobiologi industry merupakan suatu usaha memanfaatkan mikrobia sebagai komponen untuk industry atau mengikutsertakan mikroba dalam proses.
Pada pembuatan produk fermentasi, digunakan bakteri Acetobacter xylinum. Produk fermentasi yang dibuat yaitu nata dan kombucha dari sari buah Pepaya (Carica papaya). Nata merupakan suatu zat yang menyerupai gel, tidak larut dalam air dan terbentuk pada permukaan media fermentasi air kelapa dan beberapa sari buah masam. Sedangkan kombucha atau jamur dipo adalah fermentasi the menggunakan campuran kultur bakteri dan khamir sehingga diperoleh citarasa asam dan berbentuk lapisan nata. Dengan praktikum ini, dapat diketahui bagaimana proses pembuatan produk fermentasi seperti Nata dan Kombucha dari sari buah pepaya.


B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana cara membuat produk fermentasi dengan menggunakan sari buah Pepaya (Carica papaya).
C.    Maksud Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan fermentas dari buah pepaya (Carica papaya).
D.    Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan fermentasi nata dan teh kombucha dari buah pepaya (Carica papaya) dengan menggunakan biakan bakteri Acetobacter xylinum.
E.     Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang proses pembuatan produk fermentasi dari buah Pepaya (Carica papaya).








F.     Kerangka Pikir








 















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.     Teori Umum
Dilihat dari sudut perindustrian, mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia” yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan mentah (beberapa komponen dari medium tempat tumbuhnya dan yang dapat dianggap sebagai substrat) dan mengubah bahan mentah ini menjadi suatu produk baru (Irianto, 2006).
Fermentasi adalah proses memanfaatkan kemampuan enzimatik mikroba untuk mengubah senyawa kompleks pada substrat dan menghasilkan senyawa lebih sederhana baik berupa metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan aerob dan anaerob (Novel, 2010).
Secara umum fermentasi memerlukan bahan baku sebagai substrat yang mengandung sumber nutrisi yang cukup dan menggunakan mikroba yang sesuai untuk mendapatkan perubahan bentuk atau rasa dari suatu bahan (Novel, 2010).
Proses fermentasi dapat dibedakan berdasarkan jenis substratnya (Novel, 2010):
a.    Fermentasi Substrat Padat (Solid Substrate Fermentation), contoh substrat: kacang-kacangan, beras, umbi-umbian, syauran dan lain-lain.
b.    Fermentasi Substrat Cair (Liquid Substrate Fermentation), contoh substrat: air kelapa, susu, sari buah, dan lain-lain.
Nata de Coco adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa selulosa (dietry fiber) yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia) yang dikenal dengan nama Acetobacter xylinum. Definisi nata adalah suatu zat yang menyerupai gel, tidak larut dalam air dan terbentuk pada permukaan media fermentasi air kelapa dan beberapa sari buah masam (Hidayat, 2006).
Bakteri nata membutuhkan 3 komponen utama untuk berkembang dengan baik, yakni gula, asam organik dan mineral. Beberapa bahan dasar nata, seperti air kelapa dan whey tahu, kandungan gulanya rendah sehingga perlu dutambahkan gula pasir. Tanpa penambahan gula pasir terkstur nata menjadi kurang tebal (Warisno, 2009).
Kombucha atau dikenal masyarakat Indonesia sebagai jamur teh atau jamur dipo, adalah fermentasi the menggunakan campuran kultur bakteri dan khamir sehingga diperoleh citarasa asam dan terbentuk lapisan nata. Kombucha telah lama dikenal di berbagai Negara Eropa dan Jepang. Kombucha dipercaya masyarakat dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan, seperti darah tinggi atau rendah, rematik, kegemukan, arthritis, migraine, diabetes dan lainnya (Rusli, 2012).
Dalam pembuatan nata, starter merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki untuk menghasilkan nata yang baik. Starter merupakan biakan murni mikroorganisme dalam hal ini adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari) (Poni, 2008).
Untuk pembutan starter, caranya adalah sebagai berikut (Hidayat, 2006):
1.    Air kepala diendapkan, kemudian disaring dengan kain kasa. Setelah itu dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diasuk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a) asam asetat glacial (10-20 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa), dan 9b0 gula (75-100 gram gula untuk setiap 1 liter air kelapa). Campuran ini diaduk sampai gula larut. Larutan ini disebut air kelapa asam bergula.
2.    Urea (sebanyak 3 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa asam bergula yang disiapkan pada no.1 di atas) dilarutkan di dalam sedikit air kelapa (setiap 1 gram urea membutuhkan 20 ml air kelapa). Larutan ini dididihkan dan kemudian dituangan ke dalam air kelapa asam bergula.
3.    Ketika masih panas, media dipindahkan ke dalam beberapa botol bermulut lebar, masing-masing sebanyak 200 ml. botol di tutup dengan kapas steril. Setelah dingin, media diinkubasi pada suhu kamar selama 6-8 hari (sampai terbentuk lapisan putih pada permukaan media).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses fermentasi adalah (Rusli, 2012):
1.    Ketersediaan nutrisi, meliputi unsure C, N, P dan K
2.    pH medium sekitar 5,5
3.    suhu fermentasi 23-27oC dengan toleransi dalam kisaran 18-35oC
4.    ketersediaan uadara namun tidak dalam bentuk aerasi aktif
5.    tidak boleh ada goncangan atau getaran
6.    tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik (Pleczar, 2007).






B.    Uraian Bahan
1.     Air Suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi        : AQUA DESTILLATA
Nama lain           : Air Suling / Aquadest
RM/BM                : H2O/18,02
Pemerian           : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan    : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan          : Sebagai pelarut
2.     Asam Asetat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi       : ACIDUM ACETICUM GLACIALE
Sinonim             : Asam Asetat glasial
RM / BM             : C2H4O2 / 60,05
Pemerian           : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, tajam, jika diencerkan dengan air, rasa asam.
Kelarutan           : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95 %) P dan dengan gliserol P.
Kegunaan         : Sebagai  zat tambahan.
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat
3.     Glukosa (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi       : GLUCOSUM
Nama lain           : Glukosa
RM/BM               : C12H12O6/198,17
Pemerian           : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis
Kelarutan           : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam entanol (95%) P mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan         : Sebagai komposisi medium
4.     KH2PO4 (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi       : Kalium dihidrogen fosfat P
Sinonim             : Kalium dihidrogen fosfat
RM / BM             : KH2PO4 / -
Pemerian           : Serbuk hablur, putih.
Kelarutan           : Larut dalam air. 
Kegunaan         : Sebagai  zat tambahan.
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup baik.
5.     Magnesium Sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi       :            MAGNESII SULFAS
Sinonim             : Magnesium sulfat/ garam inggris
RM / BM             :            MgSO4. 7 H2O / 246,47
Pemerian           :            Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin, dan pahit, dalam wadah kering dan panas merapuh.
Kelarutan           : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P
Kegunaan         : Sebagai  zat tambahan
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat
6.     Urea  (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi       :            UREUM
Sinonim             : Urea
RM / BM             :            Co(NH2)2 / 60,06
Pemerian           :            Hablur tidak berwarna, tidak berbau atau praktis tidak berbau, prismatik, transparan, rasa dingin, dan asin, agak .
Kelarutan           : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 12 bagian etanol (95 %) P larut dalam 1,5 bagian etanol (95%) P mendidih, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Kegunaan         : Sebagai  zat tambahan.
Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat
7.     Starter
Komposisi          : - Air Suling
                               - Asam Asetat Glacial
                               - Gula
                               - Urea



C.    Uraian Mikroba
Acetobacter xylinum
a. Klasifikasi (Garrity, 2004)
Domain  : Bacteria
Phylum   : Proteobacter
Class         : Alphaproteobacteria
Ordo        : Rhodospirillales
Familia   :  Acetobacteraceae
Genus    : Acetobacter
Spesies  :  Acetobacter xylinum
b. Morfologi (Munawar, 2009)
Sel berupa batang lurus, kadang-kadang serupa bola. Bergerak dengan flagel yang terdapat pada ujung, jumlah flagel lebih dari satu. Beberapa spesies tidak bergerak. Tergolong gram positif. Habitat di air tawar atau tanah dan air laut. Banyak spesies hidup sebagai parasit pada tanaman, tidak begitu banyak pada hewan. Acetobacter merupakan bakteri penghasil asam cuka.





D.   Uraian Sampel
1.  Carica papaya
a.    Klasifikasi (http://plantamor.com)
Kingdom                    : Plantae
Divisi                          : Magnoliophyta
Subdivisi                   : Spermatophyta
Kelas                          : Magnoliopsida
Subkelas                   : Dilleniidae
Ordo                           : Violales
Famili                         : Caricaceae
Genus                                    : Carica
Spesies                      : Carica papaya
b.    Morfologi (http://id.wikipedia.org)
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang datau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lma dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung variasinya.

2.  Citrullus lanatus (Semangka)
a.    Klasifikasi (http://plantamor.com)
Kingdom         : Plantae
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo                 : Violales
Famili              : Cucurbitaceae
Genus             : Citrullus
Spesies           : Citrullus lanatus
b.    Morfologi (http://wikipedia.org)
Tanaman semangka termasuk tanaman semusim yang merambat. Tanaman ini mempunyai akar tunggang yang dipenuhi akar-akar serabut pada ujungnya. Batang tanaman berwarna hijau muda, berbentuk segi lima, berbulu, dan memiliki ruas-ruas sebagai tempat munculnya tunas dan daun. Namun, untuk tanaman yang dibudidayakan jumlah batangnya dibatasi. Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter 3 cm). Memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan, bunga jantan yang hanya memiliki benang sari dan bunga banci yang memiliki benang sari dan putik.  Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat, atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua.tergantung kultivanya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning.
3.  Mangifera indica (Mangga)
a.    Klasifikasi (http://plantamor.com)
Kingdom         : Plantae
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas       : Rosidae
Ordo                 : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus             : Mangifera
Spesies           : Mangifera indica
b.    Morfologi (http://wikipedia.org)
Mangga tegak, bercabang agak kuat. Kulit tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna kulit batang yang sudah tua biasanya coklat keabuan sampai hitam. Daun yang masih mudah biasnaya berwarna kemerahan, keunguan, atau kekuningan yang kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkau panjang, dan berbau harum seperti bunga lili. Kelopak bunga biasanya bertaju 5. Buah mangga termasuk buah batu yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah tergantung pada macamnya, mulai dari bulat, bulat telur, hingga lonjong memanjang. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endocarp yang tebal, mengayu dan berserat.
4.  Cucumis melo (Melon)
a.    Klasifikasi (http://plantamor.com)
Kingdom         : Plantae
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo                 : Violales
Famili              : Cucurbitaceae
Genus             : Cucumis
Spesies           : Cucumis melo
b.    Morfologi (http://id.wikipedia.org)
Tumbuhan semusim, merambat tetapi menjalar, tidak memanjat. Daun berbentuk menjari dengan lekuk moderat sehingga seperti lingkaran bersudut. Batangnya biasanya tidak berkayu. Tumbuhan ini berumah satu dengan bunga dua tipe: bunga jantan dan hermafrodit. Bunga jantan muncul biasanya pada saat tanaman masih muda atau bila tumbuhnya kurang baik. Buah bertipe pepo. Bagian mesokarp menebal menjadi daging buah yang berair. pemuliaandiarahkan pada daging buah yang tebal, manis, serta jika mungkin, harum.












BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.     Alat yang Dipakai
Adapun alat yang digunakan pada praktikum yaitu baskom, blender, botol selai, gelas ukur, gelas kimia, pipet tetes, dan pisau.
B.    Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum yaitu aluminium foil, aquadest steril, asam asetat, benang godam, gula, kain kasa, KH2PO4, magnesium sulfat,  tissue, urea, dan sampel buah Pepaya (Carica papaya), mangga kwini (Mangifera indica), semangka () dan Melon ().
C.    Cara Kerja
1.     Pembuatan Nata
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.    Dibuat sari buah pepaya dengan menghaluskan di blender.
c.    Dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian dicukupkan volumenya dengan air steril hingga 200 ml.
d.    Setelah itu, dimasukkan ke dalam  dua gelas kimia masing-masing 50 ml dan 75 ml dan ditutup dengan aluminium foil.
e.    Dipanaskan hingga mendidih, larutan kemudian didinginkan 
f.     Ditambahkan 100 mg K2HPO4, 100 mg MgSO4, 24 gr gula pasir dan 1 gr urea, dan 3 tetes asam asetat.
g.    Dipanaskan lagi, hingga semuanya larut, Setelah itu didinginkan.
h.    Kemudian setelah dingin, ditambahkan 25% (25 ml) pada sarter 75 dan 50% (50 ml) starter 50 dan ditutup dengan kain kasa yang diikat dengan benang godam.
i.      Difermentasikan selama 2 minggu dan dilakukan pengamatan tiap hari. Dan diukur ketebalan nata yang terbentuk.
j.      Setelah 2 minggu nata yang terbentuk dicuci bersih dan ditimbang beratnya.
2.     Pembuatan Kombucha
a.    Disiapkan alat dan bahan,
b.    Dibuat sari buah pepaya dengan menghaluskan di blender. Setelah itu dimasukkan dalam dua gelas kimia, masing-masing 100 ml.
c.    Ditambahkan dengan gula 10 gram dan ditambahkan aquadest steril 100 ml.
d.    Ditambahkan felikel, dan didiamkan selama 14 hari.








BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.     Hasil Praktikum
1.     Gambar Pengamatan
2.     Tabel Pengamatan
No
Hari, Tanggal Pengamatan
Nata
Kombucha
Starter 50
Starter 75
Bibit Cairan
Bibit Cairan + Felikel
1
Selasa, 29 Mei 2012
-
-
-
-
2
Rabu, 30 Mei 2012
-
2 mm
3 mm
2 mm
3
Kamis, 31 Mei 2012
-
3 mm
4 mm
3 mm
4
Jumat, 1 Juni 2012
-
4 mm
4 mm
3 mm
5
Sabtu 2 Juni 2012
-
3 mm
0,1 cm
0,1 cm
6
Senin 4 Juni 2012
-
7 mm
7 mm
7 mm
7
Selasa, 5 Juni 2012
-
8 mm
8 mm
7 mm
8
Rabu, 6 Juni 2012
-
11 mm
10 mm
10 mm
9
Kamis, 7 Juni 2012
-
9 mm
7 mm
8 mm
10
Jumat, 8 Juni 2012
-
0,5 cm
0,2 cm
0,1 cm
11
Sabtu, 9 Juni 2012
-
5 mm
7 mm
8 mm







B.    Pembahasan
Fermentasi merupakan proses memanfaatkan kemampuan enzimatik mikroba untuk mengubah senyawa kompleks pada substrat dan menghasilkan senyawa lebih sederhana baik berupa metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan aerob atau anaerob.
Pada praktikum produk fermentasi, yang dibuat yaitu nata dan kombucha. Nata merupakan zat yang menyerupai gel, tidak larut ait dan terbentuk pada ermukaan media fermentasi air kelapa dan beberapa sari buah masam. Sedangkan kombucha adalah fermentasi teh menggunakan campuran kultur bakteru dab khamir sehingga diperoleh citarasa asam dan berbentuk lapisan nata. Kedua produk fermentasi ini dibuat dari sari buah pepaya.
Pada pembuatan nata, pertama bauh pepaya yang telah dihaluskan dan diperoleh sarinya dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dicukupkan volumenya dengan air steril hingga 200 ml. Setelah itu dimasukkan ke dalam dua gelas kimia masing-masing 50 dan 75 ml dan ditutup dengan aluminium foil, dan dipanaskan. Setelah dingin ditambahkan ke dalamnya 100 mg K2HPO4, 100 mg MgSO4, dan 24 gram gula pasir. Lalu dipanaskan kembali hingga semuanya larut. Barulah setelah dingin ditambahkan dengan 1 gram urea, karena urea tidak tahan dengan pemanasa. Dan ditambahkan dengan 3 tetes asam asetat. Kemudian cairan dipindahkan ke dalam botol selai. Terakhir, ditambahkan starter sebanyak 25 ml pada starter 75 dan 50 ml pada starter 50 dan ditutup dengan kain kasa yang diikat dengan benang godam. Lalu difermentasikan selama 2 minggu. Selama fermentasi, dilakukan pengamatan untuk mengukur tinggi nata yang terbentuk setiap harinya.
Digunakan starter karena starter merupakan sumber bakteri yang membentuk nata, yaitu Acetobacter xilynum. Acetbacter xilynum adalah bakteri gram negative yang mengubah glukosa menjadi selulosa. Dan penggunaan dua starter yaitu 25 dan 50 untuk membandingkan starter yang mana yang menghasilkan nata yang paling banyak. Penambahan Magnesium sulfat dan urea serta K2HPO4 dapat berguna dalam pertumbuhan Acetobacter xilynum, dimana magnesium sulfat sebagai sumber magnesium dan sulfat, urea sebagai sumber nitrogen, dan K2HPO4 sebagai dumber fosfat yang bagus untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu K2HPO4 dapat menstabilkan pH substrat. Sedangkan asam astetat membuat substrat dalam kondisi asam karena Acetobacter xilynum  tumbuh dalam suasana asam.
Pembuatan kombucha lebih sederhana dibandingkan dengan nata. Setelah diperoleh sari buah pepaya, dimasukkan ke dalam dua gelas kimia masing-masing 100 ml, lalu ditambahkan dengan gula 10 gram. Kemudian dipanaskan agar gula dapat larut. Setelah itu ditambahkan dengan felikel yang menjadi sumber mikroba pada salah satu wadah, dan difermentasikan selama 2 minggu. Selama difermentasi, diukur ketinggian kombucha yang terbentuk setiap harinya.
Setelah 2 minggu difermentasi, diperoleh hasil bahwa pada produk nata untuk starter 50 dan 75 tidak terbentuk nata. Sedangkan kombucha diukur pHnya, yaitu 4. Dan terdapat bibit pada kombucha dan juga yang ditambahkan dengan folikel.













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.    Pada pembuatan nata, dari kedua starter yaitu starter 50 dan starter 75 tidak ada atau tidak terbentuk Nata.
2.    Pada kombucha, pada kedua perlakuan diperoleh nilai pH keduanya adalah 4, dan terdapat bibit.
B.    Saran
Untuk asisten tidak pernah bosan untuk membagi ilmunya kepada praktikan.








DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Hidayat, Nur, dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit ANDI Yogyakarta: Yogyakarta

Irianti, Koes. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV. YRama Widya: Bandung

Novel, Sinta Sasika, dkk. 2010. Praktikum Mikrobiologi Dasar. Trans Info Media: Jakarta

Pelczar. 2007. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Universitas  Indonesia: Jakarta

Poni. 2008. Proses Pembuatan Nata de Coco. (online). Diakses pada 1 Juni 2012


Rusli. 2012. Tuntunan Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Warisno. 2009. Inspirasi Usaha Membuat Aneka Nata. Agromedia Pustaka: Jakarta

Wikipedia. Pepaya. (online). Diakses pada 1 Juni 2012







LAMPIRAN
Skema Kerja
1.     Fermentasi
Sampel Semangka

Peras sarinya

Saring


 


Rebus


 
Tuang ke wadah fermentasi                MgSO4, K2HPO4, gula, urea.
                                                                       
Dinginkan
                                    Starter 25 %, 50 % Acetobacter xylinum
Fermentasi (7-14 hari)

Pengamatan setiap hari selama 14 hari



2.     Nata
Lapisa Nata diangkat


Cuci dengan air bersih


Nata direndam slama 3 hari


Nata dipotong-potong


Potongan Nata direbus, cuci, rebus lagi selama 15 menit


Diulangi sampai Nata tidak terbau dan berasa asam






3.     Kombucha
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar