BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu senyawa yang paling sering digunakan dalam bidang farmasi adalah nitro
benzen, sehingga kita perlu mengetahui sintesa senyawa tersebut.
Nitrobenzen
merupakan semnyawa yang dibentuk dari reaksi antara asam nitrat (HNO3) dan benzen dengan asam sulfat (H2SO4).
Sebagai katalisator nitrobenzene merupakan larutan berwarna kuning yang
beracun.
Benzen
ini sering juga digunakan dalam oproduk konsumen, misalnya penghilang cat,
semen karet, karburator, alcohol denaturasi dan barang-barang seni dan kerajinan.
Benzen ini juga merupakan hemotoksin, suatu zat yang merusak sum-sum tulang dan
menghambat pembentukan darah. Sangat mirip leukemia. Sedangkan nitrobenzennya
sendiri umumnya dipakai sebagai bahan peledak (TNT) yang dibuat dengan
penitroan nitrotoluena.
Benzen
ini sendiri adalah senyawa dari struktur induk dari golongan besar zat yang
terdapat dialam maupun hasil sintesis yang dikenal sebagai senyawa aromatik.
Senyawa aromatik mencakup banyak struktur kimia yaitu benzen dan turunnya, dan
benzen ini merupakan cairan dalam suhu normal dan banyak digunakan sebagai
pelarut organic.
B.
Rumusan Masalah
Pembuatan senyawa Nitro benzen dengan mereaksikan H2SO4,
HNO3, dan benzen dan dihitung rendamennya
C.
Maksud Praktikum
Mengetahui dan memahami sintesis nitrobenzen dengan metode reaksi nitrasi.
D.
Tujuan Praktikum
·
Mengetahui dan
memahami cara pembuatan nitrobenzen dengan metode nitrifikasi
·
Melakukan sintesa nitrobenzen melalui reaksi nitrasi dari
reaksi antara campuran asam sulfat dan asam nitrat dengan benzene kemudian
ditentukan rendamennya.
E. Prinsip Praktikum
Melakukan sintesa nitrobenzene
berdasarkan reaksi nitrasi antara asam nitrat
(HNO3) dengan benzene
dengan menggunakan katalisator H2SO4 pekat dimana akan terbentuk lapisan organic
(nitrobenzene) yang dimurnikan dengan pencucian dan pengeringan kemudian ditentukan rendamennya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Benzen adalah molekul planar
dan setiap atom karbon berada pada sudut eksogen beraturan. Reaksi utama benzen
adalah subtitusi. Benzen merupakan hydrogen karbon induk dari golongan zat yang
sekarang kita sebut senyawa aromatik, bukan karena aromanya tetapi karena sifat
kimianya yang khasiat, terutama kestabilannya. Benzen. Benzen C6H6 menyiratkan struktur yang tak
jenuh. Meskipun rumus molekulnya demikian, benzen umumnya tidak perprilaku
seperti senyawa yang tak jenuh. Misalnya senyawa ini tidak menghilangkan warna
larutan bromin seperti layaknya alkena dan alkuna atau mudah dioksida oleh
kalium permanganat. Benzen juga tidak mengalami reaksi adisi yang khas untuk
alkena dan alkuna. Sebaliknya, reaksi utama benzen adalah subatitusi
(Hard,Harold,.2003 : 125-128).
Nitrobenezen merupakan suatu
senyawa yang terbentuk dari reaksi antara asam nitrat dengan benzen asam sulfat
sebagai katalisator menggunakan proses nitrasi. Larutannya berwarna kuning dan
merupakan senyawa aromatik yang
berbahaya (Rusli, 2006:9).
Benzen adalah senyawa siklik
dengan enem atom karbon yang tergabung dengan cincin. Setiap atom karbon
mempunyai satu atom karbon terhibridisasi sp2 dan cincinnya adalah
planar. Setiap atom karbon mempunyai satu atom yang terlihat padanya, dan
setiap atom karbon yang mempunyai orbital P tak terhibridisasi tegak lurus
terhadap bidang ikatan sigma dari cincin. Benzen merupakan contoh suatu senyawa
organic yang tak dapat digambarkan secara teliti oleh rumus ikatan valensi
tunggal.
Seperti hidrokarbon alifatik
dan alisiklik, benzen dan hidrokarbon aromatik lain bersifat non polar. Mereka
tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti dietil eter,
karbon tetraklorida, atau heksana. Benzen sendiri digambarkan secara meluas
sebagai pelarut. Senyawa ini memiliki sifat yang berguna, yakni nembentuk
ezeotrop dengan air, yakni campuran yang tersuling pada susunan konstan,
terdiri dari 91% benzen, 9% H2O dan mendidih pada 69,4oC. senyawa yang
larut dalam benzen, mudah dikeringkan dengan menyuling azeotrop. Meskipun titik
didih dan titik leleh hidrokarbon aromatik bersifat khas senyawa aromatik non
polar. Titik leleh yang tinggi merupakan sifat khas dari benzen. Menarik untuk
diperhatikan bahwa banyak senyawa yang dijumpai
dalam ter batubara (tersigaret) yang mengandung empat cincin benzen,
bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Benzen sendiri bersifat toksik dan
agak karsinogenik (Fessenden Ralp.J dan Joan S.Fessenden.1982:69).
B. Kajian Sampel
1. Nama resmi :
Benzoicom
Nama resmi : Benzen
RM / BM : C6H8 / 78,11
Rumus bangun :
Pemerian : Cairan transparan, tidak
berwarna, mudah menyala.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
2. Asam Nitrat
(5:50).
Nama resmi : Acidum Nitricum
Nama lain : Asam nitrat
RM / BM : HNO3 / 63,01
Pemerian : Cairan berasap dengan
sangat korosif, bau khas sangat merangsang, mendidih pada suhu lebih kurang 120o,
berat jenis 1,41, merusak jaringan hewan menjadi kuning.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan :Bahan
utama dalam pembuatan nitrobenzene.
3. Asam Sulfat
(5:52).
Nama resmi : Acidum Sulfuricum
Nama lain :
Asam sulfat
RM / BM :
H2SO4 / 98,07
Pemerian :
Cairan jernih, seperti minyak tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan
dengan etanol, dengan menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
Kegunaan : Sebagai katalisator
4. Natrium Hidroksida
(5 : 412).
Nama resmi : Natrii Hydroxydum
Nama lain : Natrium hidroksida
RM / B< : NaOH / 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran,
massa hablur/keeping, keras, kering, rapuh dan menunjukkan susunan hablur,
putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam
air, dan dalam etanol (95%).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
5. Air Suling (5
: 96).
Nama resmi : Aquadestillata
Nama biasa : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berasa,
C. Kajian Prosedur kerja
·
Kuliah dan
Praktikum Kimia Farmasi Preparatif , 1976 : 96).
1.
Dalam labu sebesar 250 ml. Dimasukkan 195 gram (110 ml). H2SO4 pekat, tambahkan 110 gram (85
ml) asam nitrat (berat jenis 1,4) sedikit sambil digojog dan didinginkan.
2.
Setelah temperatur cairannya sesuai dengan temperatur kamar, dipindah
ke dalam corong pisah sebesar 250 ml, yang ditaruh di atas lingkaran besi
berbentuk cincin.
3.
Kedalam 500ml labu eerlenmeyer ditaruh 65 gram (75ml) benzen dan
kedalamnya ditambahkan lebih kurang 20ml deari campuran asamnya. Sebuah termometer dibiarkan dalam rection
mixture selama nitrasi berlangsung .
4.
Campuran dogojog melingkar dan bila temperatur naik sampai
500 – 600
5.
Bila reaksi eksoterm ini mereda, tambahlah lagi campuran asamnya proses ini diulangi sampai
semua asamnya habis (biasanya 30 – 40 menit.
6.
Pada akhir priode ini labu didinginakan, isi dipindahkan
jedalam corong pisah yang sesuai dan lapisan bawah yang mengandung capuran asam
dipisahkan.
7.
Lapisan organic dicuci dengan 100 ml air, 100 ml 0,5 N NaOH
dan akhirnya dengan 100 ml air yang lain lagi. Lapisan air pencuci(lapisan
nyang mana) dibuang.
8.
Lapisan nitrobenzennya dipindahkan dan dikumpulkan kedalam
labu erlenmeyr dan dikeringkan dengan penambahan lebih kurang 10 gram CaCl2
anhydrat dan panaskan diatas waterbad sehinmgga kekeruhan yang ada tadi hilang.
9.
Cairan yang dikeringkan tadi disaring kedalam labu
destilasi berleher panjang (dibalut benang asbes) sebesar 125 ml dab
didestilir, titik didih akan naik dengan cepat dan hasilnya ditampung pada
205-2120.
·
(Penuntun
Praktikum Kimia Organik Sintesis)
1.
Dalam labu alas bulat dimasukkan 195 g (110ml) asam sulfat
pekat, tambahkan 120 g (85 ml) asam nitrat pekat (BJ:1,4) sedikit demi sedikit
sambil dokocok dan didinginkan.
2.
Setelah suhu cairannya sesuai dengan suhu kamar,
dipindahkan kedalam corong pisah sebesar 125 ml yang ditaruh diatas lingkaran
besi berbentuk cincin.
3.
Kedalam Erlenmeyer ditaruh 65 g (75ml) benzen dan
kedalamnya ditambahakan ±20 ml dari campuran asamnya. Sebuah termometer dibiarkan dalam
campuran reaksi selama nitrasi
berlangsung
4.
Campuran dikocok melingkar dan bila suhu naik sampai 500
C, segerah diodinginakan dalam air agar tetap tercapai suhu antara 50 –600
C
5.
Bila reaksi eksotermnya mereda tambahkan lagi asamnya,
kasus ini diuklangi sampai semua asamnya habis.
6.
Setelah penambahan selasai, pengocokan melingkar dilakukan
tanapa pendinginan sampaia suhu tutrun dengan sendirinya samapi 400
C kurang lebih 5 menit. Pada akhir tahap ini, labu didinginkan, isi dipindahkan
kedalam cororng pisah yang sesuai dan lapisan bawah yang mengandung campuran
asam dipisahkan.
7.
Lapisan organic dicuci dengan 100 mo air, lalu 100 ml NaOH
0,5 N dan akhirnya denga 100 nl air yang lain lagi, lapisan air pencuci
dituang.
8.
Lapisan Nitrobenzenya dipindahkan dan dikumpulkan kedalam
Erlenmeyer dan keringkan dengan penambahan 10 gram CaCl2 anhidrat dan panaskan
diatas waterbad sehingga kekeruhan yang tadi hilang
9.
Cairan yang dikeringkan disaring kedalam labu destilasi dan
didestilasi, titik didih akan naik dengancepat dan hasilnya ditampung pada suhu
205 – 212 0C.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat Yang Dipakai
·
Baskom
·
Corong pisah
·
Corong
·
Erlenmeyer
·
Gelas ukur
·
Gelas kimia
·
Pipet tetes
·
Termometer
B. Bahan yang digunakan
·
Aluminium foil
·
Aquadest
·
Asam nitrat
·
Asam sulfat
·
Benzen
·
Kalium kloroda
·
NaOH 0,5 N
C. Cara kerja
·
Dimasukkan
larutan H2SO4 P kedalam asam nitrat dalam Erlenmeyer
·
Dipindahkan
kedalam corong pisah setelah suhu sama dengan suhu kamar.
·
Corong pisah
yang berisi campuran asam tadi dituang kedalam Erlenmeyer yang berisi larutan benzen,
diukur suhu dengan termometer.
·
Ditambahkan
asam sampai habis, diletakkan dalam baskom berisi es hingga suhunya mendekati
300C.
·
Campuran
nitrobenzene dimasukkan kedalam corong pisah, campuran asam dipisahkan
·
Nitrobenzen
dicuci dengan aquadest kemudian dibuang sisanya lalu dicuci denga NaOH dan
dobuang sisanya, lalu dicuci kembali dengan air lalu dibuang sisanya.
·
Dimasukkan
kedalam gelas ukur volume dihitung
B. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini
telah dilakukan percobaan sintesis nitro benzen, yang memiliki sifat reaksi
eksoterm.
Proses pengerjaan
pembuatan nitro benzene yaitu : Pada awalnya disiapkan bahan bahan yang akan
direaksikan dimasukkan asam sulfat terlebih dahulu, kemudian ditambahkan asam
nitrat secara berlahan-lahan, hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi
eksoterm yang berlebihan. Kemudian campuran dari reaksi tersebut dimasukkan
kedalam corong pisah dan didinginkan. kemudian disiapkan benzene didalam
erleneyer, yang diberikan thermometer untuk mengukur suhu reaksi yang nanti
akan terjadi. Campuran asam yang telah dingin tadi ditetesi kedalam Erlenmeyer
berisi benzen secara berlahan-lahan dan hati-hati dan sesekali direndam dengan
air es bila suhu meningkat dan dilakukan pengocokan melingkar, dimana suhu
reaksi tersebut harus pula dijaga suhunya antara 50o sampai 60o
C. Bila proses pencampuran dilakukan pada suhu dibawah 50o C,
maka proses reaksi tidak terjadi, sedangkan bila proses pencampuran diatas 60o
C, maka dapat menghasilkan reaksi reaksi nitrobenzene tingkat tinggi yang
produknya berupa metanitrobenzen dan bahkan bila terjadi reaksi spontan akan
terjadi ledakan, dan hal ini tidak kita harapkan. Pencampuran asam dilakukan sampai habis, dan campuran ini
dipindahkan kembali kedalam corong pisah.
Setelah pencampuran telah selesai dan suhunya telah
normal, maka maka dilakukan pengocokan melingkar campuran asam dengan benzene
kurang lebih 5 menit lagi tanpa pendinginan untuk memaksimalkan reaksi didalam,
indikasi terbentuknya nitro benzene adalah terjadinya pemisahan dua fase cairan
campuaran tadi dan fase yang berada diatas adalah nitro benzene berwarna agak
kuning karena BJ nitro benzene lebih besar dari pada air. Setelah itu
ditambahkan asam encer untuk memastikan apakah reaksi telah sempurna. Kemudian
ditambahkan air untuk pengenceran asam sisa hasil reaksi, dan ditambahkan NaOH
untuk menetralkan air membentuk suasana netral, sehingga nitro benzene lebih mudah terpisah dengan
air. Untuk pengisolasian nitrobenzene dilakukan dengan proses dan dibantu
pengeringan dengan garam CaCl2 , dimana tiap molekulnya yan akan
menyerap 2 molekul air.
Nitrobenzen
merupakan semnyawa yang dibentuk dari reaksi antara asam nitrat (HNO3) dan benzen dengan asam sulfat (H2SO4).
Sebagai katalisator nitrobenzene merupakan larutan berwarna kuning yang
beracun.
Benzen ini sering
juga digunakan dalam oproduk konsumen, misalnya penghilang cat, semen karet,
karburator, alcohol denaturasi dan barang-barang seni dan kerajinan. Benzen ini
juga merupakan hemotoksin, suatu zat yang merusak sum-sum tulang dan menghambat
pembentukan darah. Sangat mirip leukemia. Sedangkan nitrobenzennya sendiri
umumnya
dipakai sebagai
bahan peledak (TNT) yang dibuat dengan penitroan nitrotoluena.
Benzen ini sendiri
adalah senyawa dari struktur induk dari golongan besar zat yang terdapat dialam
maupun hasil sintesis yang dikenal sebagai senyawa aromatik. Senyawa aromatik
mencakup banyak struktur kimia yaitu benzen dan turunnya, dan benzen ini
merupakan cairan dalam suhu normal dan banyak digunakan sebagai pelarut
organic.
DAFTAR PUSTAKA
Rusli,
(2006), PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SINTESIS,UMI
MAkassar.
Hard,Harold,
dkk.(2003),KIMIA ORGANIK,Jakarta : Erlangga
Fessenden
Ralp.J dan Joan S.Fessenden.(1982), KIMIA ORGANIK
Erlangga,
Jakarta.
Keenan
Charles W, dkk. (1980),KIMIA
UNTUK UNIVERSITAS, Jakarta :
Erlangga.
Dirjen POM,
(1979),FARMAKOPE I NDONESIA , Edisi 3, Jakarta
Wilbram,Antoni
C.(1992) PENGANTAR KIMIA ORGANIK dan
HAYATI,
Bandung, ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar