Entri Populer

Minggu, 13 Oktober 2013

laporan instrumen



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Revolusi industry pada abad ke – 19 telah membawa kepada perkembangan cepat dari alat-alat baru dan teknik-teknik pengukuran untuk memenuhi kebutuhan industry teknik produksi. Sejak saat itu telah ada pertumbuhan besar dan cepat dalam teknologi industry baru. Selama akhir abad ke – 20. Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan identifikasi dan penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat  kimia analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik instrumen
Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif.Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energy cahaya oleh suatu system kimia sebagai fungsi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari suatu unsur atau senyawa.
Terdapat banyak metode penentuan persentase bobot dari unsur-unsur dalam suatu senyawaan, bergantung macamnya senyawa dan unsur penyusunnya. Dua metode klasik ialah analisis pengendapan dan analisis pembakaran, adapun metode analisis pembakaran masih digunakan secara meluas. Penentuan nilai DBE (double-bond equivalents) dapat digunakan untuk memperkirakan berapa banyak ikatan rangkap atau sistem lingkar.
. Dasar dari spektrofotometri atom adalah tingkat energy electron valensi suatu atom atau unsur. Dasar spektrofotometri molekul adalah tingkat molekul yang melibatkan energy elktronik, energy vibrasi, dan energy rotasi. Spektra absorbansi dari spektrofotometri atom lebih sederhana daripada spectra molekulnya karena keadaan energy elektronik tidak mempunyai sub tingkatan vibrasi-rotasi. Jadi,spektra absorbansi atom terdiri dari garis-garis yang jauh lebih tajam daripada pita-pita yang diamati dalam spektroskopi molekuler.
            Spektrum infra merah memberikan puncak-puncak maksimal yang jelas sebaik puncak maksimumnya. Spektroskopi infra merah juga digunakan untuk penentuan struktur, khususnya senyawa organik dan juga untuk menganalisis kuantitatif, seperti analisis kuantitatif untuk pencemar udara, misalnya karbon, monoksida dalam udara dengan tekhnik non-dispersive.
Bentuk spektrumnya tergantung  dari sifat molekul, potensial, ionisasi, mudah tidaknya sampel itu menguap dan konstruksi alat. Untuk menhasilkan spectrum massa, dalam proses ionisasi berkas electron dipergunakan minimal 7-15 mv. Spektrometer massa adalah suatu instrument yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan bermuatan berdasarkan massa atau beratnya.
Dalam spektro HNMR melibatkan isotop hydrogen yang kelompahannya 99,98% di alam, tetapi  isotop  karbon -13 hanya 1,1% di alam, sementara karbon-12 melimpah 98,9%, tambahan pula bahwa transisi atom C dari keadaan parallel ke antiparalel hanyalah transisi berenergi rendah, sehingga dibutuhkan kepekaan alat sekitar  6000 kali daripada spectrometer HNMR untuk sanggup mendeteksi mendeteksi pembalikan (dari parallel ke antiparalel) yang jumlah isotopnya sedikit dan energinya tidak tinggi.
Dasar spektrofotometri molekul adalah tingkat molekul yang melibatkan energy elktronik, energy vibrasi, dan energy rotasi. Spektra absorbansi dari spektrofotometri atom lebih sederhana daripada spectra molekulnya karena keadaan energy elektronik tidak mempunyai sub tingkatan vibrasi-rotasi. Jadi,spektra absorbansi atom terdiri dari garis-garis yang jauh lebih tajam daripada pita-pita yang diamati dalam spektroskopi molekuler.
B.   Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan suatu senyawa menggunakan spektrofotometer Uv-Vis , Inframerah , massa , CNMR dan HMNR .
C.   Maksud Praktikum
Untuk mengetahui dan menganalisis suatu senyawa menggunakan spektrofotometer Uv-Vis , Inframerah , massa , CNMR dan HMNR .
D.   Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.  Untuk menentukan nilai DBE dari suatu senyawa
2.  Untuk menentukan rumus molekul dari suatu senyawa menggunakan spektrofotometer inframerah .
3.  Untuk menentukan  rumus struktur dengan menggunakan spektrometer , CNMR , dan HMNR
4.  Untuk menentukan massa relative atom dengan menggunakan spectrometer massa
5.  Untuk menentukan λ max  dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
E.   Manfaat  Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu :
1.  Spektofotometer Uv-Vis
Kita dapat menentukan panjang gelombang maksimum (  λ max  ) didasarkan atas perhitungan pergeseran λ max  karena adanya penambahan gugus pada system kromoforom induk .
2.  Spektrometer inframerah
Kita dapat menentukan molekul – molekul senyawa dalam sampel yang mengabsorbsi energy radiasi dan terjadi transisi electron diantara fibrasi dasar dan tingkat fibrasi tereksitasi .
3.  Spektrometer massa
Kita dapat menentukan struktur dari komponen sampel dengan cara menunjukkan massa relative dari molekul komponen dan massa relative hasil pecahannya .
4.  Spektrometer CNMR

Kita dapat menentukan banyaknya atom hydrogen yang teikat pada atom karbon.
5.  Spektrometer HMNR
Kita dapat menentukan banyaknya atom karbon yang terikat pada atom hydrogen .


BAB II
KAJIAN TEORI
A.   Spektrometer Massa
Spektrometer massa adalah suatu instrument yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan spektroskopi , akan tetapi nama spektroskopi  dipilih disebabkan persamaannya dengan pencatat fotografi dan spectrum garis optik (Suherman, 1995).
Prinsip kerja Spektrometer Massa adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan. Spectrometer massa menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya, hanya ion positif yang dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit. Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu) karena partikel-partikel bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak dibelokkan (Mulja,1995).

Sel Penyerap
 
Monokromator
 
Sumber
 
Diagram sederhana dari spektrofotometer (Ditjen POM, 1979) :


 




Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral (Herman).

B.   DBE
Dua metode klasik ialah analisis pengendapan dan analisis pembakaran, adapun analisis pembakaran masih digunakan secara meluas. Rumus molekul yang telah kita ketahui dapat digunakan untuk menghitung nilai DBE dan memperkirakan kemungkinan bentuk struktur unknown tersebut sehingga sudah terbayang bentuk struktur molekul yang akan dituju. Terdapat banyak metode penentuan presentase bobot drai unsur-unsur dalam suatu senyawaan, bergantung macamnya senyawa dan unsur penyusunnya. (Khopkar, 1990).
Jika suatu zat mengandung karbon, hydrogen, dan oksigen, setelah dilakukan penimbangan, dapat dibakar dalam suatu tabung tertutup dalam suatu aliran oksigen untuk menghasilkan karbondioksida dan air (Khopkar, 1990).
Hal pertama yang perlu diperhatikan pada spectra yaitu adanya gugus karbonil pada daera 1600- 1820 cm-1 selain itu kita perlu ketahui nilai DBE setelah diketahui rumus molekulnya.syarat utama untuk mengetahui nilai DBE yaitu jumlah ikatan rangkap dan siklik atau dengan rumus (jumlah C - 1/2H + 1). Apa bila jumlah DBEnya melebihi empat maka kemungkinan dalam spertra tersebut terdapat ikatan C=C, C-H aromatic dan daera serapannya C=C 1500-1600 cm-1 dan C-H 3000-3100 cm-1 1. ANALISIS : C8H8O penjelasan:
a). pada sruktur bagian a mendekati spectrum yang dihasilkan pada senyawa yang dianalisis C8H8O dimana jumlah DBEnya yaitu 5 maka terdapat senyawa aromatic dimana daera serapanya C=C 1500-1600 cm-1 dan C-H 3000-3100 cm-1. Dan terdapat gugus karbonil C=O pada daera serapan 1600-1760 cm-1. Dan pada serapan 2872 - 3400 cm-1 terdapan C karbonil dan metil.
b). pada sruktur bagian b yang diramal pada spectrum diatas tidak mendekati karena daera serapan yang terlihat tidak terdapat daerah serapan gugus C=O jenis senyawa eter.
 c). pada sruktur bagian c juga tidak mendekati pada hasil spectra tersebut karena kita ketahui jumlah DBEnya adalah 5 maka kemungkinan terdapat senyawa aromatic, selain itu C-C alkena dan C-H alkena pada daera serapan 3020- 3080 cm-1 tidak terlihat karena pada derah serapan 3000-3100 cm-1 yang terlihat adalah gugus C-H aromatic dimana juga diperjelas pada daera sidik jari pada serapan gelombang 675-870 cm-1. Selain itu sruktur yang diramalkan juga terdapat gugus OH dimana mempunyai daera serapan 3600 (lebar) tidak terlihat pada spectrum.
 d). pada sruktur bagian d senyawa aromatiknya yaitu dsubstituen sehingga membedakan pada sruktur bagian a. selain itu terdapat gugus senyawa aldehid antara C karbonil dan H dan terdapat ikatan C metil dan C aromatic. Pada ikatan C-C Alkana tidak terlihat pada spectrum. Dan belum dapat dipastikan apakan gugus aldehid adalah pengarah orto para 2. ANALISIS : C7H8O a) Pada sruktur bagian a jumlah DBEnya adalah 4, dapat diketahui pada spectra yang dihasilkan dari analisis C7H8O terdapat senyawa aromatic , pada sruktur yang diramalkan juga terdapat ikatan O-H jenis senyawa fenol (monomer) pada daera serapan 3610-3640, dilihat dari spectrum yang dihasilkan tidak terlihat pada daera serapan tersebut. b) Pada sruktur bagaian b yang diramalkan mendekati pada spectrum tersebut dimana terdapat senyawa aromatic dan terdapat ikatan O-H jenis senyawa alcohol pada daera serapan 2000-3600 cm-1 c) Pada sruktur bagian c terdapat ikatan eter dimana daerah serapannya 1008-1300 cm-1 tidak terlihat pada spectrum, sehingga kita menyimpulkan sruktur tersebut tidak identik dengan spectrum. d) Pada sruktur bagian d terdapan gugus C=O jenis senyawa keton dimana mempunyai daera serapan 1690-1760 cm-1. Dari spectrum yang diamati tidak terdapat daera yang menunjukan daera serapan gugugs C=O jenis senyawa keton sehingga sruktur tersebut tidak mendekati. e) Pada sruktur bagian e jenis ikatannya adalah C-H Alkana daerah serapannya 2850-2960 cm-1 , C-H alkena daera serapannya 3020-3080 cm-1 dan C=O aldehid pada 1690-1760. Dari daera serapan C-H alkena dan C=O aldehid tidak terlihat pada spectrum.dilihat dari jumlah DBE pada rumus molekul C7H8O mempunyai jumlah DBE ada 4 seharusnya dalam srukturnya terdapat senyawa aromatic. Sehingga pada sruktur bagian e tidak mendekati. (Tim Penyusun Sanata Drama ,2007).
Penentuan nilai DBE menurut Dudley H. William and Ian Fleming dalam buku “ Spectroscopic methods in organic chemistry”, adapun rumus molekul yang telah diketahui dapat digunakan untuk memperkirakan berapa banyak ikatan rangkap atau system lingkar yang mungkin ada sesuai rumus molekul yang telah diketahui tersebut dengan menggunakan persamaan (Khopkar, 1990).
C.   Spektrofotometer Infra-Merah
Konsep radiasi inframerah pertama kali diajukan oleh Sir William Herschel (1800) melalui percobaannya mendispersikan radiasi matahari dengan prisma. Ternyata pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperatur tertinggi yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut banyak kalori (energi tinggi). Daerah spektrum tersebut yang dikenal sebagai infrared (IR, di seberang atau di luar merah) perubahan baik nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan (Mulja,1995)
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75–1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1 dengan menggunakan suatu alat yaitu Spektrofotometer Inframerah. (Khopkar,2003)
Daerah radiasi spektroskopi inframerah berkisar pada bilangan gelombang 12800-10 cm-1 atau panjang gelombang 0,78-1000 µm. Umumnya daerah radiasi IR terbagi dalam daerah IR dekat (12800-4000 cm-1; 0,78-2,5 µm), daerah IR tengah (4000-200 cm-1; 2,5-50 µm), dan daerah IR jauh (200-10 cm-1; 50-1000 µm) (Khopkar, 2003).
            Spektrum absorpsi inframerah dibuat dengan bilangan gelombang pada sumbu X dan presentase transmitan (T) pada sumbu Y. Energi pada daerah IR hanya terbatas pada perubahan energi setingkat molekul. Untuk tingkat molekul, perbedaan dalam keadaan vibrasi dan rotasi digunakan untuk mengabsorpsi sinar inframerah. Jadi untuk dapat mengabsorpsi, molekul harus memiliki perubahan momen dipol sebagai akibat dari vibrasi (Khopkar, 2003).
Pada bidang kimia organik dan anorganik spektroskopi inframerah merupakan salah satu teknik spektroskopi yang sering digunakan. Tujuan utama dari analisis spektroskopi IR adalah untuk menentukan gugus fungsi dari suatu sampel. Perbedaan gugus fungsi dapat diketahui dari penyerapan pada daerah frekuensi karaktaristik dari radiasi IR. Spektrofotometer IR secara luas dapat menangani sampel baik itu padat, cair, maupun gas, sehingga spektroskopi IR merupakan peralatan penting dan popular untuk mengelusidasi dan identifikasi struktur (Settle, 1997).
Daerah infra merah (daerah IR) meliputi daerah gelombang panjang cahaya tampak dari 800 nm mencakup cahaya sampai panjang gelombang sekitar 1 mm. Cahaya infra merah dapat dirasakan sebagai panas (Roth, 1998).
Dalam daerah IR umumnya bilangan gelombang v diberikan sebagai kebalikan harga panjang gelombang. Spectrum IR yang lazim dengan panjang gelombang 2,5 sampai 15µm dengan demikian sesuai dengan bilangan gelombang 4000 sampai 667 cm-1. daerah ini diberikan Ph. Eur I untuk pengukuran spectrum infra merah (Roth, 1998).
Komponen dasar spektrometer infra merah sama dengan UV-tampak, tetapi sumber, detektor, dan komponen optiknya sedikit berbeda. Mula-mula sinar infra merah dilewatkan melalui sampel dan larutan pembanding, kemudian dilewatkan pada monokromater untuk menghilangkan sinra yang tidak diinginkan (stray radiation). Berkas ini kemudian didispersikan melalui prisma atau grating. Dengan melewatkannnya melalui slit, sinar tersebut dapat difokuskan pada detektor. Alat infra merah umumnya dapat merekam sendiri absorbansinya secara tepat. Temperatur dan kelembapan ruang harus dikontrol. Kelembapan maksimum  yang diperoleh adalah 50%. Jika kelembapan melebihi batas tersebut, permukaan prisma dan sel alkali halida akan menjadi suram. Perubahan suhu akan berpengaruh pada ketepatan dan kalibrasi panjang gelombang. Karena alasan-alasan di atas tersebut, maka alat berkas ganda lebih populer dibanding berkas tunggal (Suherman, 1995).
Spektrum peresapan IR merupakan perubahan simultan dari energi vibrasi dan energi rotasi dari suatu molekul. Kebanyakan molekul organik cukup besar sehingga spektrum peresapannya kompleks. Konsep dasar dari spektra vibrasi dapat diterangkan dengan menggunakan molekul sederhana yang terdiri dari dua atom dengan ikatan kovalen. Dengan menggunakan Hukum Hooke, dua atom tersebut dihubungkan dengan sebuah pegas. Persamaan yang diturunkan dari Hukum Hooke menyatakan hubungan antara frekuensi, massa atom, dan tetapan dari kuatnya ikatan (forse constant of the bond) (Mulja,1995) .
Macam – Macam Vibrasi ( Tim Penysuun Sanata Drama,2007)

1. Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
a.    Regangan Simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar.
b.    Regangan Asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar.
2. Vibrasi Bengkokan (Bending) Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
a. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam bidang datar
b. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam bidang datar
c. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar
d. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar
D.   HNMR
Penggunaan NMR berkembang dengan cepat, pada tahun 1960 teknik ini sudah merupakan metode yang penting untuk elusidasi struktur. Fenomena NMR pertama kali diperkenalkan pada tahun 1946 oleh dua kelompok fisikawan yang bekerja secara terpisah, yaitu Edward Purcell dari Harvard University dan Felix Bloch dari Standford University (http://rinaherowati.wordpress.com)
Sesuai dengan namanya, NMR (Nuclear Magnetic Resonance), spektroskopi NMR berhubungan dengan sifat magnet dari inti atom. Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan spektrometri absorbsi, sebagaimana spektrometri infra merah maupun ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung dari sifat-sifat sampel. (http://rinaherowati.wordpress.com).
Spektroskopi resonansi megnetik inti didasarkan pada pengukuran adsorbs pada daerah frekuensi 4-600 MHz atau panjang gelombang 75-0,5 m, oleh partikel (inti atom) yang berputar di dalam medan magnet (Suherman, 1990).
E.   CNMR
            Kemajuan mutakhir instrumentasi CNMR memungkinkan membedakan isyarat dari isotop C pada sampel yang dianalisis . spectra C tidak serumit dari  spectra HNMR (Khopkar, 1990).
            Spektroskopi NMR karbon -13 atau CNMR mmenberiakn gambaran karbon-karbon dalam molekul organic yang penggunaannya tidak meluas dibandingkan spektro HNMR. Dalam spektro HNMR melibatkan isotop hydrogen yang kelompahannya 99,98% di alam, tetapi  isotop  karbon -13 hanya 1,1% di alam, sementara karbon-12 melimpah 98,9%, tambahan pula bahwa transisi atom C dari keadaan parallel ke antiparalel hanyalah transisi berenergi rendah, sehingga dibutuhkan kepekaan alat sekitar  6000 kali daripada spectrometer HNMR untuk sanggup mendeteksi mendeteksi pembalikan (dari parallel ke antiparalel) yang jumlah isotopnya sedikit dan energinya tidak tinggi (Khopkar, 1990).
            Terdapat dua tipe utama spectra C, yaitu spectra dengan pola pemisahan spin-spin C-H dan spectra yang tidak menunjukkan pola itu. Keduanya digunakan TMS sebagai bahan pembanding-dalam, dan gesekan kimia diukur ke bawah-medan dari peak TMS ini (Khopkar, 1990).
F.    Spektrometer UV-VIS
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna. Sehingga sampel yang akan diidentifikasi harus diubah dalam senyawa kompleks. Analisis unsur berasal dari jaringan tanaman, hewan, manusia harus diubah dalam bentuk larutan, misalnya destruksi campuran asam (H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu tinggi. Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi tahap berikutnya dengan pereaksi tertentu untuk memisahkan unsur satu dengan lainya, misal analisis Pb dengan ekstraksi dithizon pada pH tertentu. Sampel Pb direaksikan dengan amonium sitrat dan natriun fosfit, pH disesuaikan dengan penambahan amonium hidroksida kemudian ditambah KCN dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon (Beran, 1996).
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. (Beran, 1996).
Ada tiga macam proses penyerapan energy ultraviolet dan sinar tampak, yaitu:
a.       Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan
b.      Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c.       Penyerapan oleh perpindahan muatan
Jika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energy tinggi ke tingkat energy rendah maka beberapa energy akan dilepaskan. Energy ini dapat hilang sebagai radiasi yang dapat dikatakan telah terjadi emisi radiasi. Jika satu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai sehingga molekul energi tersebut ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan (absorbsi) energi oleh molekul. Supaya terjadi absorbsi, perbedaan energi antara dua tingkat energi harus setara dengan energi foton yang diserap (Sastrohamidjojo, 1991).
Table 1. Klasifikasi sinar tampak dengan warna komplementernya
Panjang gelombang (nm)
Warna
Warna komplementer
400-435
Violet/ungu/lembayung
Hijau kekuningan
435-480
Biru
Kuning
480-490
Biru kehijauan
Jingga
490-500
Hijau kebiruan
Merah
500-560
Hijau
Ungu kebiruan
560-580
Hijau kekuningan
Ungu
580-610
Jingga
Biru kehijauan
610-680
Merah
Hijau kebiruan
680-800
Ungu kemerah-merahan
Hijau
(Sitorus M, 2009: 7).
Ada dua aspek yang dapat di ukur dengan alat spektroskopi UV-Vis yaitu aspek  kualitatif dan kuantitatif spektroskopi UV-Vis: (Tim Penyusun Sanata Drama ,2007)
1.Aspek Kualitatif
Secara kualitatif, spektroskopi UV-Vis dapat menentukan panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH dan pelarut.
2.Aspek Kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap.
Komponen yang diabsorpsi harus terdiri dari elektron donor dan elektron akseptor sehingga transfer elektron dapat terjadi dan menghasilkan absorbsi radiasi (Krisnandi IH, 2002 : 23) .
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna (Widyaningsih dan Faiqoh, 2009).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrfotometer digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang. Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spectrum  tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sample atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absobsi antara sample dan blangko ataupun pembanding (Khopkar. S.M, 1990).
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi electron-electron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul, artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan electron-electron itu mengatasi kekangan inti dan pindah ke luar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung electron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.(Tim Penyusun Sanata Drama ,2007)


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. “Penuntun Praktikum Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul”. Kimia Farmasi UMI : Makassar.
Boyer,R. F. 1993. Modern Experimental Biochemistry. 2nd. Ed,
Beran, J.A., 1996. Chemistry in The Laboratory. John Willey & Sons.
Bresnick, Sitone . 2009 . Intisari Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates. 
Hardjoeno., Badji, A., Windarwati,. Mangarengi, F., Afiah, N, St., Sennang,N. 2004. Fotometer.  FK UMI : Makassar
Herman, J., Blaschke, G, R. 1998. Analisis Farmasi. UGM Press. Yogyakarta.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia  Analitik. UI Press. Jakarta.
Khophar S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Mulja, M., Suherman. 1995. Analisis Instrumen. Airlangga University Press. Surabaya
Roth. Gottfried. Blasche, 1998. Analisis Farmasi. UGM-Press. Yogyakarta.
Sastrohamidjojo, H., 1991. Spektroskopi. Liberty. Yogyakarta.
Oxtoby, David W.dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
(http://rinaherowati.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar