BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Revolusi
industry pada abad ke – 19 telah membawa kepada perkembangan cepat dari
alat-alat baru dan teknik-teknik pengukuran untuk memenuhi kebutuhan industry
teknik produksi. Sejak saat itu telah ada pertumbuhan besar dan cepat dalam
teknologi industry baru. Selama akhir abad ke – 20. Kimia
analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan identifikasi dan
penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat kimia
analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik
instrumen
Dalam catatan sejarah,
spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak"
digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan
kuantitatif.Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring
teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya
tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi juga dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.Spektrofotometer sangat
berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energy cahaya oleh suatu
system kimia sebagai fungsi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari
suatu unsur atau senyawa.
Terdapat banyak metode penentuan persentase bobot dari unsur-unsur dalam
suatu senyawaan, bergantung macamnya senyawa dan unsur penyusunnya. Dua metode
klasik ialah analisis pengendapan dan analisis pembakaran, adapun metode
analisis pembakaran masih digunakan secara meluas. Penentuan
nilai DBE (double-bond equivalents) dapat digunakan untuk memperkirakan berapa
banyak ikatan rangkap atau sistem lingkar.
. Dasar dari spektrofotometri atom adalah tingkat energy electron
valensi suatu atom atau unsur. Dasar spektrofotometri molekul adalah tingkat
molekul yang melibatkan energy elktronik, energy vibrasi, dan energy rotasi.
Spektra absorbansi dari spektrofotometri atom lebih sederhana daripada spectra
molekulnya karena keadaan energy elektronik tidak mempunyai sub tingkatan
vibrasi-rotasi. Jadi,spektra absorbansi atom terdiri dari garis-garis yang jauh
lebih tajam daripada pita-pita yang diamati dalam spektroskopi molekuler.
Spektrum infra merah
memberikan puncak-puncak maksimal yang jelas sebaik puncak maksimumnya. Spektroskopi infra merah juga digunakan untuk
penentuan struktur, khususnya senyawa organik dan juga untuk menganalisis
kuantitatif, seperti analisis kuantitatif untuk pencemar udara, misalnya
karbon, monoksida dalam udara dengan tekhnik non-dispersive.
Bentuk spektrumnya
tergantung dari sifat molekul,
potensial, ionisasi, mudah tidaknya sampel itu menguap dan konstruksi alat.
Untuk menhasilkan spectrum massa, dalam proses ionisasi berkas electron
dipergunakan minimal 7-15 mv. Spektrometer massa adalah suatu instrument yang
dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan bermuatan berdasarkan massa atau
beratnya.
Dalam spektro HNMR melibatkan isotop hydrogen yang kelompahannya 99,98%
di alam, tetapi isotop karbon -13 hanya 1,1% di alam, sementara karbon-12
melimpah 98,9%, tambahan pula bahwa transisi atom C dari keadaan parallel ke
antiparalel hanyalah transisi berenergi rendah, sehingga dibutuhkan kepekaan
alat sekitar 6000 kali daripada
spectrometer HNMR untuk sanggup mendeteksi mendeteksi pembalikan (dari parallel
ke antiparalel) yang jumlah isotopnya sedikit dan energinya tidak tinggi.
Dasar
spektrofotometri molekul adalah tingkat molekul yang melibatkan energy
elktronik, energy vibrasi, dan energy rotasi. Spektra absorbansi dari
spektrofotometri atom lebih sederhana daripada spectra molekulnya karena
keadaan energy elektronik tidak mempunyai sub tingkatan vibrasi-rotasi.
Jadi,spektra absorbansi atom terdiri dari
garis-garis yang jauh lebih tajam daripada pita-pita yang diamati dalam
spektroskopi molekuler.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan suatu senyawa
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis , Inframerah , massa , CNMR dan HMNR .
C.
Maksud
Praktikum
Untuk
mengetahui dan menganalisis suatu senyawa menggunakan spektrofotometer Uv-Vis ,
Inframerah , massa , CNMR dan HMNR .
D. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Untuk
menentukan nilai DBE dari suatu senyawa
2. Untuk
menentukan rumus molekul dari suatu senyawa menggunakan spektrofotometer
inframerah .
3. Untuk
menentukan rumus struktur dengan
menggunakan spektrometer , CNMR , dan HMNR
4. Untuk
menentukan massa relative atom dengan menggunakan spectrometer massa
5. Untuk
menentukan λ max dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.
E.
Manfaat Praktikum
Adapun
manfaat dari praktikum ini yaitu :
1. Spektofotometer
Uv-Vis
Kita
dapat menentukan panjang gelombang maksimum (
λ max ) didasarkan atas
perhitungan pergeseran λ max karena
adanya penambahan gugus pada system kromoforom induk .
2. Spektrometer
inframerah
Kita
dapat menentukan molekul – molekul senyawa dalam sampel yang mengabsorbsi
energy radiasi dan terjadi transisi electron diantara fibrasi dasar dan tingkat
fibrasi tereksitasi .
3. Spektrometer
massa
Kita
dapat menentukan struktur dari komponen sampel dengan cara menunjukkan massa
relative dari molekul komponen dan massa relative hasil pecahannya .
4. Spektrometer
CNMR
Kita
dapat menentukan banyaknya atom hydrogen yang teikat pada atom karbon.
5. Spektrometer
HMNR
Kita
dapat menentukan banyaknya atom karbon yang terikat pada atom hydrogen .
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Spektrometer Massa
Spektrometer
massa adalah suatu instrument yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas
bermuatan bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Teknik ini tidak dapat
dilakukan dengan spektroskopi , akan tetapi nama spektroskopi dipilih disebabkan persamaannya dengan
pencatat fotografi dan spectrum garis optik (Suherman, 1995).
Prinsip
kerja Spektrometer Massa adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan
molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan. Spectrometer
massa menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai
dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap
jenis ion yang ada. Umumnya, hanya ion positif yang dipelajari karena ion
negatif yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit. Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet
(dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu)
karena partikel-partikel bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan
partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak dibelokkan (Mulja,1995).
|
|
|
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi
melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam
spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara
intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf
yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari
suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis spektral (Herman).
B.
DBE
Dua metode klasik ialah
analisis pengendapan dan analisis pembakaran, adapun analisis pembakaran masih
digunakan secara meluas. Rumus
molekul yang telah kita ketahui dapat digunakan untuk menghitung nilai DBE dan
memperkirakan kemungkinan bentuk struktur unknown tersebut sehingga sudah
terbayang bentuk struktur molekul yang akan dituju. Terdapat banyak metode
penentuan presentase bobot drai unsur-unsur dalam suatu senyawaan, bergantung
macamnya senyawa dan unsur penyusunnya. (Khopkar, 1990).
Jika suatu zat mengandung
karbon, hydrogen, dan oksigen, setelah dilakukan penimbangan, dapat dibakar
dalam suatu tabung tertutup dalam suatu aliran oksigen untuk menghasilkan
karbondioksida dan air (Khopkar, 1990).
Hal pertama yang perlu diperhatikan pada spectra yaitu adanya
gugus karbonil pada daera 1600- 1820 cm-1 selain itu kita perlu ketahui nilai
DBE setelah diketahui rumus molekulnya.syarat utama untuk mengetahui nilai DBE
yaitu jumlah ikatan rangkap dan siklik atau dengan rumus (jumlah C - 1/2H + 1).
Apa bila jumlah DBEnya melebihi empat maka kemungkinan dalam spertra tersebut
terdapat ikatan C=C, C-H aromatic dan daera serapannya C=C 1500-1600 cm-1 dan
C-H 3000-3100 cm-1 1. ANALISIS : C8H8O penjelasan:
a). pada
sruktur bagian a mendekati spectrum yang dihasilkan pada senyawa yang
dianalisis C8H8O dimana jumlah DBEnya yaitu 5 maka terdapat senyawa aromatic
dimana daera serapanya C=C 1500-1600 cm-1 dan C-H 3000-3100 cm-1. Dan terdapat
gugus karbonil C=O pada daera serapan 1600-1760 cm-1. Dan pada serapan 2872 -
3400 cm-1 terdapan C karbonil dan metil.
b). pada
sruktur bagian b yang diramal pada spectrum diatas tidak mendekati karena daera
serapan yang terlihat tidak terdapat daerah serapan gugus C=O jenis senyawa
eter.
c). pada sruktur bagian c juga tidak mendekati
pada hasil spectra tersebut karena kita ketahui jumlah DBEnya adalah 5 maka
kemungkinan terdapat senyawa aromatic, selain itu C-C alkena dan C-H alkena
pada daera serapan 3020- 3080 cm-1 tidak terlihat karena pada derah serapan
3000-3100 cm-1 yang terlihat adalah gugus C-H aromatic dimana juga diperjelas
pada daera sidik jari pada serapan gelombang 675-870 cm-1. Selain itu sruktur
yang diramalkan juga terdapat gugus OH dimana mempunyai daera serapan 3600
(lebar) tidak terlihat pada spectrum.
d). pada sruktur bagian d senyawa aromatiknya
yaitu dsubstituen sehingga membedakan pada sruktur bagian a. selain itu
terdapat gugus senyawa aldehid antara C karbonil dan H dan terdapat ikatan C
metil dan C aromatic. Pada ikatan C-C Alkana tidak terlihat pada spectrum. Dan
belum dapat dipastikan apakan gugus aldehid adalah pengarah orto para 2.
ANALISIS : C7H8O a) Pada sruktur bagian a jumlah DBEnya adalah 4, dapat
diketahui pada spectra yang dihasilkan dari analisis C7H8O terdapat senyawa
aromatic , pada sruktur yang diramalkan juga terdapat ikatan O-H jenis senyawa
fenol (monomer) pada daera serapan 3610-3640, dilihat dari spectrum yang
dihasilkan tidak terlihat pada daera serapan tersebut. b) Pada sruktur bagaian
b yang diramalkan mendekati pada spectrum tersebut dimana terdapat senyawa
aromatic dan terdapat ikatan O-H jenis senyawa alcohol pada daera serapan
2000-3600 cm-1 c) Pada sruktur bagian c terdapat ikatan eter dimana daerah
serapannya 1008-1300 cm-1 tidak terlihat pada spectrum, sehingga kita
menyimpulkan sruktur tersebut tidak identik dengan spectrum. d) Pada sruktur
bagian d terdapan gugus C=O jenis senyawa keton dimana mempunyai daera serapan
1690-1760 cm-1. Dari spectrum yang diamati tidak terdapat daera yang menunjukan
daera serapan gugugs C=O jenis senyawa keton sehingga sruktur tersebut tidak
mendekati. e) Pada sruktur bagian e jenis ikatannya adalah C-H Alkana daerah
serapannya 2850-2960 cm-1 , C-H alkena daera serapannya 3020-3080 cm-1 dan C=O
aldehid pada 1690-1760. Dari daera serapan C-H alkena dan C=O aldehid tidak
terlihat pada spectrum.dilihat dari jumlah DBE pada rumus molekul C7H8O
mempunyai jumlah DBE ada 4 seharusnya dalam srukturnya terdapat senyawa
aromatic. Sehingga pada sruktur bagian e tidak mendekati. (Tim Penyusun Sanata Drama ,2007).
Penentuan nilai DBE menurut
Dudley H. William and Ian Fleming dalam buku “ Spectroscopic methods in organic
chemistry”, adapun rumus molekul yang telah diketahui dapat digunakan untuk
memperkirakan berapa banyak ikatan rangkap atau system lingkar yang mungkin ada
sesuai rumus molekul yang telah diketahui tersebut dengan menggunakan persamaan
(Khopkar, 1990).
C. Spektrofotometer Infra-Merah
Konsep radiasi inframerah pertama kali
diajukan oleh Sir William Herschel (1800) melalui percobaannya
mendispersikan radiasi matahari dengan prisma. Ternyata pada daerah sesudah
sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperatur tertinggi yang berarti pada
daerah panjang gelombang radiasi tersebut banyak kalori (energi tinggi). Daerah
spektrum tersebut yang dikenal sebagai infrared (IR, di seberang atau di luar
merah) perubahan baik nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan
(Mulja,1995)
Spektrofotometri
Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0,75–1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1 dengan
menggunakan suatu alat yaitu Spektrofotometer Inframerah. (Khopkar,2003)
Daerah radiasi
spektroskopi inframerah berkisar pada bilangan gelombang 12800-10 cm-1 atau panjang gelombang 0,78-1000 µm. Umumnya daerah
radiasi IR terbagi dalam daerah IR dekat (12800-4000 cm-1; 0,78-2,5
µm), daerah IR tengah (4000-200 cm-1; 2,5-50 µm), dan daerah IR jauh
(200-10 cm-1; 50-1000 µm) (Khopkar, 2003).
Spektrum absorpsi inframerah dibuat dengan bilangan gelombang pada sumbu X dan
presentase transmitan (T) pada sumbu Y. Energi pada daerah IR hanya terbatas
pada perubahan energi setingkat molekul. Untuk tingkat molekul, perbedaan dalam
keadaan vibrasi dan rotasi digunakan untuk mengabsorpsi sinar inframerah. Jadi
untuk dapat mengabsorpsi, molekul harus memiliki perubahan momen dipol sebagai
akibat dari vibrasi (Khopkar, 2003).
Pada bidang kimia organik dan anorganik spektroskopi
inframerah merupakan salah satu teknik spektroskopi yang sering digunakan.
Tujuan utama dari analisis spektroskopi IR adalah untuk menentukan gugus fungsi
dari suatu sampel. Perbedaan gugus fungsi dapat diketahui dari penyerapan pada
daerah frekuensi karaktaristik dari radiasi IR. Spektrofotometer IR secara luas
dapat menangani sampel baik itu padat, cair, maupun gas, sehingga spektroskopi
IR merupakan peralatan penting dan popular untuk mengelusidasi dan identifikasi
struktur (Settle, 1997).
Daerah infra merah (daerah
IR) meliputi daerah gelombang panjang cahaya tampak dari 800 nm mencakup cahaya
sampai panjang gelombang sekitar 1 mm. Cahaya infra merah dapat dirasakan
sebagai panas (Roth, 1998).
Dalam daerah IR umumnya
bilangan gelombang v diberikan sebagai kebalikan harga panjang gelombang.
Spectrum IR yang lazim dengan panjang gelombang 2,5 sampai 15µm dengan demikian
sesuai dengan bilangan gelombang 4000 sampai 667 cm-1. daerah ini
diberikan Ph. Eur I untuk pengukuran spectrum infra merah (Roth, 1998).
Komponen dasar spektrometer
infra merah sama dengan UV-tampak, tetapi sumber, detektor, dan komponen optiknya
sedikit berbeda. Mula-mula sinar infra merah dilewatkan melalui sampel dan
larutan pembanding, kemudian dilewatkan pada monokromater untuk menghilangkan
sinra yang tidak diinginkan (stray radiation). Berkas ini kemudian
didispersikan melalui prisma atau grating. Dengan melewatkannnya melalui slit,
sinar tersebut dapat difokuskan pada detektor. Alat infra merah umumnya dapat
merekam sendiri absorbansinya secara tepat. Temperatur dan kelembapan ruang
harus dikontrol. Kelembapan maksimum
yang diperoleh adalah 50%. Jika kelembapan melebihi batas tersebut,
permukaan prisma dan sel alkali halida akan menjadi suram. Perubahan suhu akan
berpengaruh pada ketepatan dan kalibrasi panjang gelombang. Karena
alasan-alasan di atas tersebut, maka alat berkas ganda lebih populer dibanding
berkas tunggal (Suherman, 1995).
Spektrum peresapan IR
merupakan perubahan simultan dari energi vibrasi dan energi rotasi dari suatu
molekul. Kebanyakan molekul organik cukup besar sehingga spektrum peresapannya
kompleks. Konsep dasar dari spektra vibrasi dapat diterangkan dengan
menggunakan molekul sederhana yang terdiri dari dua atom dengan ikatan kovalen.
Dengan menggunakan Hukum Hooke, dua atom tersebut dihubungkan dengan sebuah
pegas. Persamaan yang diturunkan dari Hukum Hooke menyatakan hubungan antara
frekuensi, massa atom, dan tetapan dari kuatnya ikatan (forse constant of the
bond) (Mulja,1995) .
Macam – Macam Vibrasi ( Tim
Penysuun Sanata Drama,2007)
1. Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini,
atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan
terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah.
Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
a.
Regangan
Simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang
datar.
b.
Regangan
Asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih
dalam satu bidang datar.
2. Vibrasi
Bengkokan (Bending) Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah
molekul yang lebih besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi
deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan.
Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
a. Vibrasi Goyangan
(Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam
bidang datar
b. Vibrasi
Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan
masih dalam bidang datar
c. Vibrasi Kibasan
(Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar
d. Vibrasi
Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar
D.
HNMR
Penggunaan NMR
berkembang dengan cepat, pada tahun 1960 teknik ini sudah merupakan metode yang
penting untuk elusidasi struktur. Fenomena NMR pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1946 oleh dua kelompok fisikawan yang bekerja secara terpisah, yaitu
Edward Purcell dari Harvard University dan Felix Bloch dari Standford University
(http://rinaherowati.wordpress.com)
Sesuai dengan
namanya, NMR (Nuclear Magnetic Resonance), spektroskopi NMR berhubungan dengan
sifat magnet dari inti atom. Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan
spektrometri absorbsi, sebagaimana spektrometri infra merah maupun ultraviolet.
Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat mengabsorpsi radiasi
elektromagnetik daerah frekuensi radio, pada frekuensi yang tergantung dari
sifat-sifat sampel. (http://rinaherowati.wordpress.com).
Spektroskopi resonansi megnetik inti didasarkan pada
pengukuran adsorbs pada daerah frekuensi 4-600 MHz atau panjang gelombang
75-0,5 m, oleh partikel (inti atom) yang berputar di dalam medan magnet
(Suherman, 1990).
E.
CNMR
Kemajuan
mutakhir instrumentasi CNMR memungkinkan membedakan isyarat dari isotop C pada
sampel yang dianalisis . spectra C tidak serumit dari spectra HNMR (Khopkar, 1990).
Spektroskopi
NMR karbon -13 atau CNMR mmenberiakn gambaran karbon-karbon dalam molekul organic
yang penggunaannya tidak meluas dibandingkan spektro HNMR. Dalam spektro HNMR
melibatkan isotop hydrogen yang kelompahannya 99,98% di alam, tetapi isotop
karbon -13 hanya 1,1% di alam, sementara karbon-12 melimpah 98,9%,
tambahan pula bahwa transisi atom C dari keadaan parallel ke antiparalel
hanyalah transisi berenergi rendah, sehingga dibutuhkan kepekaan alat
sekitar 6000 kali daripada spectrometer
HNMR untuk sanggup mendeteksi mendeteksi pembalikan (dari parallel ke
antiparalel) yang jumlah isotopnya sedikit dan energinya tidak tinggi (Khopkar,
1990).
Terdapat
dua tipe utama spectra C, yaitu spectra dengan pola pemisahan spin-spin C-H dan
spectra yang tidak menunjukkan pola itu. Keduanya digunakan TMS sebagai bahan
pembanding-dalam, dan gesekan kimia diukur ke bawah-medan dari peak TMS ini
(Khopkar, 1990).
F.
Spektrometer
UV-VIS
Spektroskopi UV-Vis
digunakan untuk cairan berwarna. Sehingga sampel yang akan diidentifikasi harus
diubah dalam senyawa kompleks. Analisis unsur berasal dari jaringan tanaman,
hewan, manusia harus diubah dalam bentuk larutan, misalnya destruksi campuran
asam (H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu tinggi. Larutan
sample diperoleh dilakukan preparasi tahap berikutnya dengan pereaksi tertentu
untuk memisahkan unsur satu dengan lainya, misal analisis Pb dengan ekstraksi
dithizon pada pH tertentu. Sampel Pb direaksikan dengan amonium sitrat dan
natriun fosfit, pH disesuaikan dengan penambahan amonium hidroksida kemudian
ditambah KCN dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon (Beran, 1996).
Spektrofotometri
UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM
(radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
(380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif. (Beran,
1996).
Ada tiga macam proses
penyerapan energy ultraviolet dan sinar tampak, yaitu:
a.
Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan
b.
Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c.
Penyerapan oleh perpindahan muatan
Jika suatu molekul bergerak dari
suatu tingkat energy tinggi ke tingkat energy rendah maka beberapa energy akan
dilepaskan. Energy ini dapat hilang sebagai radiasi yang dapat dikatakan telah
terjadi emisi radiasi. Jika satu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik
pada frekuensi yang sesuai sehingga molekul energi tersebut ditingkatkan ke
level yang lebih tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan (absorbsi) energi
oleh molekul. Supaya terjadi absorbsi, perbedaan energi antara dua tingkat
energi harus setara dengan energi foton yang diserap (Sastrohamidjojo, 1991).
Table 1. Klasifikasi sinar tampak
dengan warna komplementernya
Panjang gelombang (nm)
|
Warna
|
Warna komplementer
|
400-435
|
Violet/ungu/lembayung
|
Hijau kekuningan
|
435-480
|
Biru
|
Kuning
|
480-490
|
Biru kehijauan
|
Jingga
|
490-500
|
Hijau kebiruan
|
Merah
|
500-560
|
Hijau
|
Ungu kebiruan
|
560-580
|
Hijau kekuningan
|
Ungu
|
580-610
|
Jingga
|
Biru kehijauan
|
610-680
|
Merah
|
Hijau kebiruan
|
680-800
|
Ungu kemerah-merahan
|
Hijau
|
(Sitorus M, 2009: 7).
Ada dua aspek yang dapat di ukur
dengan alat spektroskopi UV-Vis yaitu aspek kualitatif dan kuantitatif
spektroskopi UV-Vis: (Tim Penyusun
Sanata Drama ,2007)
1.Aspek Kualitatif
Secara
kualitatif, spektroskopi UV-Vis dapat menentukan panjang gelombang maksimal,
intensitas, efek pH dan pelarut.
2.Aspek Kuantitatif
Dalam aspek
kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan dan intensitas sinar
radiasi yang diteruskan diukur besarnya radiasi yang diserap oleh cuplikan
ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan
intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap.
Komponen yang diabsorpsi harus
terdiri dari elektron donor dan elektron akseptor sehingga transfer elektron
dapat terjadi dan menghasilkan absorbsi radiasi (Krisnandi IH, 2002 : 23) .
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk
cairan berwarna (Widyaningsih dan Faiqoh, 2009).
Spektrofotometer sesuai
dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrfotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang. Pada spektrofotometer,
panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan
alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari
sumber spectrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sample atau blangko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absobsi antara sample dan blangko ataupun pembanding
(Khopkar. S.M, 1990).
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi
electron-electron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital
keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap kemudian
terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya
tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul,
artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan
electron-electron itu mengatasi kekangan inti dan pindah ke luar ke orbital
baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam
daerah UV-tampak karena mereka mengandung electron, baik sekutu maupun
menyendiri, yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.(Tim
Penyusun Sanata Drama ,2007)
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2012.
“Penuntun Praktikum Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul”. Kimia Farmasi UMI
: Makassar.
Boyer,R. F. 1993. Modern
Experimental Biochemistry. 2nd. Ed,
Beran, J.A., 1996. Chemistry in The Laboratory. John Willey & Sons.
Bresnick, Sitone . 2009 . Intisari Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates.
Hardjoeno., Badji, A.,
Windarwati,. Mangarengi, F., Afiah, N, St., Sennang,N. 2004. Fotometer. FK UMI : Makassar
Herman, J., Blaschke, G, R.
1998. Analisis Farmasi. UGM Press. Yogyakarta.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
UI Press. Jakarta.
Khophar S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik.
UI-Press. Jakarta.
Mulja, M., Suherman. 1995. Analisis Instrumen. Airlangga University Press. Surabaya
Roth. Gottfried. Blasche, 1998. Analisis Farmasi. UGM-Press.
Yogyakarta.
Sastrohamidjojo,
H., 1991. Spektroskopi. Liberty. Yogyakarta.
Oxtoby, David W.dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.
Jakarta: Erlangga.
(http://rinaherowati.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar